Showing posts with label Aromatherapy. Show all posts

Rekomendasi Essential Oil Favorit dari Brand Lokal

39 comments

Saya lagi suka nyobain essential oil dari berbagai brand lokal. Kenapa lokal? Ya, karena harganya masuk akal dan belinya gampang. Essential oil lokal ini biasanya punya website resmi dan official shop di marketplace, dan kalau mau beli juga nggak perlu (( member-member-an )). Secara kualitas juga banyak yang bagus kok.

Nah, kali ini saya mau ngasih review essential oil lokal yang kualitasnya bagus. Untuk membandingkan berbagai macam essential oil ini, caranya yang saya perbandingkan adalah aroma Lavender. Kenapa? Karena Lavender ini yang paliiiing kerasa deh beda aromanya antara merek satu dengan yang lainnya. Kalau aroma lain seperti Lemongrass misalnya, merk mahal ataupun murah menurut hidung saya aromanya sama. Dan lagi saya suka banget sama Lavender Essential Oil. Aromanya menenangkan dan bikin saya tidur lebih nyenyak. Jadi kalau nyobain essential oil merek baru, saya biasanya coba varian Lavender (meskipun nggak selalu).

Lavender sendiri ada bermacam-maca varietasnya ya. Dan masing-masing varietas punya kekuatan aroma yang berbeda. Tapi ya udah lah ya saya males nulis kalian pasti juga males mikir wkwkwk.. Saya juga nggak mau meng-klaim merek yang ini palsu dan yang ini asli, karena itu di luar kapasitas saya. Banyak artikel yang menuliskan cara membedakan essential oil asli dengan yang palsu, tapi menurut saya itu nggak valid. Uji keaslian begini harus dilakukan di lab.

Lalu satu permasalahan lagi, di Indonesia tuh belum ada aturan pasti soal labeling essential oil. Misal untuk melabeli therapeutic grande essential oil, mereka harus mendaftar dan mengujikan ke badan mana dan apa jaminannya kalau mereka beneran therapeutic grade. Jadi yaaa...bingung akutuh. Jadi saya di sini akan bahas soal aromanya dan selera pribadi aja ya.

Baca juga: Bikin Nyaman Suasana #DiRumahAja Dengan Essential Oil

Nah, ini dia rekomendasi Lavender Essential Oil dari brand lokal, saya urutkan dari yang paling saya suka ya:



1. Lucensse Essential Oil

*diedit pada tanggal 13 Desember 2020

Saya edit urutannya karena saya nemu satu essential oil lokal yang kualitasnya Lavender-nya bagus banget. Sampai sudah saya tuliskan review lengkapnya ya, karena saya memang sesuka itu. Aromanya Lavender-nya kuat, dengan komposisi manis floral dan aroma langu yang pas banget! Aromanya nikmat, efek menenangkannya juga dapet! Saya fall in love sih saya Lavender Essential Oil dari brand ini. Kayaknya akan agak susah disaingi ya. 

Selain Lavender, saya juga mencoba Peppermint, Lemin, dan Citronella dari brand ini, dan benar-benar puas dengan pengalaman menggunakan Lucensse Essential Oil. Harganya juga masih relatif terjangkau ya, dengan kualitas sebagus ini. Lavender Essential Oil Lucensse harganya Rp.199.000/ 10 ml, yang berarti per-ml-nya adalah Rp.19.900.

Saya nggak akan menuliskan soal Lucensse banyak-banyak karena saya sudah bikin satu blogpost khusus untuk mereview Lucensse ya.


Review Organic Supply Co Essential Oil Lavender

2. Organic Supply Co. Essential Oil

Beli di sini (klik).

Organic Supply ini pakai jenis Lavandula Angustifolia. Organic Supply meng-klaim bahwa produknya certified organic. Saya paling suka desain kemasan Organic Supply di antara merek essential oil lokal yang lain. Saya suka mereka ngasih label nama di bagian atas botol, jadi memudahkan pencarian kalau pas mau diffuse aroma tertentu, karena saya menyimpan koleksi essential oil saya di dalam satu kotak dalam keadaan berdiri. Lalu kelebihannya lagi, jenis varian essential oil yang mereka punya itu lengkap banget. Sepertinya paling lengkap deh dibandingkan merk lain.

Tapi yang bikin saya suka banget sama Organic Supply ini adalah aroma Lavender-nya kuat banget. Aromanya langu dan sedikit ada manis-manisnya. Kalau dibandingkan dengan Lavender Essential Oil Young Living, Organic Supply ini lebih manis, sementara Young Living sedikiiiittt lebih ke arah langu (entah mana yang lebih baik), walau bedanya benar-benar tipis sekali. Tapi soal kepekatan aromanya sama. Butuh sedikit banget untuk diteteskan ke diffuser, dan aromanya udah kecium. Dan kalau dibandingkan dengan essential oil dari brand lokal lainnya, Lavender Essential Oil Organic Supply ini yang paling mendekati Essential Oil Young Living.

Dari Organic Supply ini, selain Lavender saya juga mencoba aroma Peppermint, Grapefruit, Dream, dan Her, dan cukup puas sama semuanya. Untuk kekurangannya, harga Organic Supply ini relatif lebih mahal dibandingkan brand lokal lain, meski nggak semahal harga Young Living ya. Tapi kualitasnya sesuai sama harganya, jadi saya nggak mau (( sambat )). Lavender Essential Oil Organic Supply harganya Rp.155.000/ 5 ml, yang berarti per-ml-nya adalah Rp.31.000.


Review Nares Essential Oil Lavender

3. Nares Essential Oil

Satu lagi produk yang memberdayakan masyarakat dan petani lokal, yaitu Nares Essential Oil. Mereka nggak seperti Rumah Atsiri yang punya perkebunan sendiri, namun mereka mengambil bahan bakunya dari petani lokal. Kalian bisa follow aja instagram mereka, Nares ini kadang suka story-in saat mereka panen atau produksi essential oil-nya.

Oke, langsung ke Lavender Essential Oil-nya ya. Jadi sebenernya aromanya nggak terlalu pekat, namun masih enak dan tercium kalau ini Lavender. Dan ketika di-diffuse aroma Lavender-nya benar-benar enak dan menenangkan, lebih ke manis dibandingkan langu. Nares ini teksturnya cenderung cair dan tidak oily. Untuk jenis Lavender yang digunakan, saya nggak tahu karena mereka nggak mencantumkan keterangan.

Harga Lavender Essential Oil Nares ini adalah Rp.210.000/ 10 ml, atau Rp.21.000 per-ml. Saya sendiri membeli punya saya ini pas lagi program diskon dan jadi Rp.170.000 saja. Harganya tergolong tinggi di-antara essential oil lokal kebanyakan, tapi setara kok dengan kualitasnya.

Dan Nares adalah satu-satunya essential oil lokal yang saya tahu, yang meng-klaim kalau produknya food grade. Meskipun berdasarkan banyak artikel yang saya baca, dan saya yakini, essential oil tidak untuk ditelan! Young Living sekalipun sebaiknya jangan ditelan! FYI, banyak EO enthusiast di luar negri yang memrotes karena marketing Young Living yang seringkali menganjurkan penggunanya untuk mengonsumsi EO mereka dengan cara ditelan, padahal sebenarnya tidak boleh. Kalian bisa riset sendiri mengenai ini (No hate ya. Beneran lakukan risetmu, jangan cuma fanatik sama suatu merek dan lalu percaya aja sama apapun yang mereka katakan).

Kekurangannya, Nares ini cuma menyediakan 17 essential oil saja. Tapi ya lagi-lagi, dia hanya ambil dari petani lokal, jadi pasti terbatas. Dan tentunya saya berharap mereka akan melakukan penambahan jenis tanaman lagi. Go, Nares!


4. Rumah Atsiri Indonesia Essential Oil

Sebenernya agak nggak adil membandingkan essential oil yang ini dengan yang lain, karena Essential Oil Rumah Atsiri yang saya punya ini jenisnya Lavandin, yaitu persilangan antara Lavandula Angustifolia dengan Lavandula Latifolia. Jenis Lavandin ini katanya punya aroma yang lebih kuat dari Lavender biasa, jadi sering dipakai dalam industri parfum.

Hal yang saya suka dari Rumah Atsiri adalah, mereka ini jelas banget asal tanamannya dari mana dan produksinya bagaimana. Karena selain jualan essential oil, mereka juga punya tempat pengembang-biakan tanaman dan tempat produksi, yang bisa dikunjungi untuk tujuan piknik sekaligus edukasi. Lokasinya ada di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Kalian bisa cek sendiri website-nya, karena saya nggak mau kepanjangan. Saya kepingin ke sana tapi masih terhalang pandemi :(.

Tapi jujur, Lavender Essential Oil Organic Supply masih jauh lebih pekat daripada Lavandin Essential Oil Rumah Atsiri. Lavandin Essential Oil Rumah Atsiri ini aromanya lebih tipis, cenderung langu dan terasa samar tercium aroma seperti kayu putih. Namun tetap saja aroma Lavandin Rumah Atsiri ini menyenangkan ya, cukup tercium kalau di-diffuse. Ada alasan kok saya taruh dia di nomor dua.

Harga Essential Oil Rumah Atsiri ini cukup terjangkau lho. Untuk Lavandin Essential Oil ini dibandrol dengan harga Rp.130.000/ 10ml. Jadi per-ml-nya hanya Rp.13.000 saja. Varian essential oil-nya lumayan banyak, ada 24 jenis. Kalau cari yang aneh-aneh kayak Marjoram atau Clary Sage di Rumah Atsiri jelas nggak ada. Walau nggak selengkap Organic Supply, tapi itungan mereka tanam sendiri di lahan sendiri di Indonesia, ini lumayan lengkap lho!



Nah, itu dia tiga essential oil lokal yang saat ini jadi favorit saya. Karena saya udah nemu yang saya suka, saya biasanya membeli dari tiga merk tersebut. Tapi saya juga sudah cobain beberapa Lavender Essential Oil dari merek lokal yang lain. Saya review aja sekalian ya biar nggak mubazir udah saya cobain:

Review Natuna Essential Oil Lavender

5. Natuna Essential Oil

Beli di sini (klik)

Natuna ini punya varian essential oil yang sangat lengkap, bahkan lebih lengkap daripada Organic Supply, dan harganya sangat murah. Harga Lavender Essential Oil Natuna hanya Rp.58.325/ 10ml, atau Rp.6000 saja per-ml! Lavender yang digunakan adalah Lavandula Angustifolia.

Walau murah, namun aromanya cukup menyenangkan. Tipis, tapi tercium dan nggak bikin pusing. Jadi kadang merek ini jadi jujukan saya kalau sedang ingin tahu aroma varian essential oil tertentu yang belum pernah saya embus. Ya daripada langsung beli yang mahal, dan ternyata saya nggak suka aromanya? Dan Natuna Essential Oil juga meng-klaim produk mereka certified organic dan therapeutic grade.

Murah dan aromanya enak, lalu kenapa tidak favorit? Ini hubungannya sama trust aja sih. Saya nggak bisa menemukan cukup informasi mengenai Natuna Essential Oil, mengenai dari mana bahan bakunya dan dimana produksinya. Website mereka juga sama sekali nggak informatif, cuma langsung merujuk ke penjualan. Lalu mereka punya cukup banyak essential oil blend, namun tidak dijabarkan ingredient atau campuran essential oil di dalam-nya apa-apa saja. Tapi selain persoalan trust ini, Natuna Essential Oil cukup oke kok. Silahkan di coba.

Review Lengkap Natuna Essential Oil bisa dibaca di post berikut ini

Review Nusaroma Essential Oil French Lavender

6. Nusaroma Essential Oil

Yang saya punya adalah varian French Lavender, Lavandula Angustifolia. Harga French Lavender Essential Oil Nusaroma ini adalah Rp.131.500/ 10 ml, atau per-ml-nya Rp.13.000 saja. Cukup terjangkau kan? Aroma French Lavender ini juga lumayan kuat di botol, bahkan lebih kuat bila dibandingkan Lavender Essential Oil Rumah Atsiri dan Nares, walau belum sekuat aroma Lavender Essential Oil Organic Supply dan Young Living. Namun entah kenapa, ketika di-diffuse aromanya seakan tenggelam. Jadi saya ngerasa kurang aja gitu lho.

Tapi Nusaroma ini lumayan informatif penjelasan di website-nya, dan saya coba Essential Oil Cedarwood dan Roman Chamomile-nya lumayan oke. Jadi mungkin saya akan coba-coba lagi aroma lain dari merek ini.


7. Fraganic Essential Oil

Fraganic ini harganya sangat-sangat terjangkau. Harga Lavender Essential Oil Fraganic adalah Rp.56.000/ 10ml, atau Rp.5600 per-ml-nya. Namun variannya sangat-sangat terbatas ya, hanya ada 7 varian aroma essential oil. Untuk faktor trust, saya cukup percaya dengan merek ini karena informasi yang dilampirkan saat mereka mengirimkan produk kepada saya sangat-sangat jelas, dan saya pribadi juga sudah ngobrol-ngobrol dengan mereka. Mungkin kapan-kapan saya kepingin interview owner-nya, dan akan saya rangkum dalam satu post kalau beliau berkenan. Saya yakin akan banyak insight dan pengetahuan baru soal essential oil.

Namun bicara soal Lavender Essential Oil-nya, jujur saja saya kurang suka karena aromanya tidak tercium di hidung saya. Malah cenderung seperti aroma minyak kayu putih dengan sedikit aroma manis tipis-tipis saja. Namun saya menikmati aroma lain selain Lavender yang mereka punya. Tekstur Fraganic Essential Oil ini cenderung berminyak. Diffuser saya pasti licin kalau habis diffuse Fraganic Essential Oil varian apapun.

Tapi overall, saya pakai essential oil mereka untuk DIY Reed Diffuser. Karena cukup murah, jadi saya nggak sayang-sayang pakai untuk reed diffuser. Dan aroma lain selain Lavender enak-enak dan keluar lho!

Baca juga: Perawatan Rambut Rutin Untuk Rambut Kering, Rontok, dan Diwarnai

Darjeeling saya udah habis, jadi foto saya ambil dari instgram @racunwarnawarni #DekArumEmpties

8. Darjeeling Aroma Essential Oil

Brand Darjeeling ini sebenarnya punya website yang bentukannya lumayan oke. Tapi saya agak bingung membaca keterangan-keterangannya, karena tulisannya itu seperti tulisan bahasa inggris yang di-google translate dan di-copas mentah-mentah. Jadi susunan kalimatnya aneh mohon maaf sekali jadi saya tu nggak paham baca tulisan di web mereka tapi mungkin saya yang koplo T.T.

Tapi sepenangkapan saya, mereka adalah merek lokal. Essential oil-nya supeeerrr lengkap dan supeeerrr murah. Essential oil mereka adalah yang termurah yang pernah saya temukan. Bayangkan aja, French Lavender mereka dihargai Rp.42.000/ 10ml saja, atau hanya Rp.4200 per-ml!

Namun sayangnya pengalaman saya mencoba essential oil ini kurang menyenangkan. French Lavender-nya aromanya sangat-sangat kuat dan enak ketika di botol, namun pas di-diffuse malah (( mlepek )) banget dan bikin sesak serta pusing. Aromanya seperti parfum artifisial yang sangat kuat. Suami saya sampai protes ketika saya diffuse ini, padahal saya cuma pakai 2 tetes saja untuk 180 ml air. Tapi saya ada rencana membeli lagi sih. Karena aromanya sangat kuat, jadi sepertinya akan asik sekali dipakai sebagai reed diffuser atau DIY-DIY pewangi ruangan yang lain. Namun bukan untuk keperluan ultrasonic diffuser.

Baca juga: Bedanya Diffuser Mahal Dengan Diffuser Murah



Perbandingan Essential Oil Dari Brand Lokal

Nah, itu dia Lavender Essential Oil lokal yang pernah saya coba, saya urutkan dari yang paling saya suka sampai yang nggak saya suka. Foto Young Living Essential Oil hanya sebagai pembanding ya, karena YL memang yang paling familier saat ini. Jangan tanya yang tidak saya sebut ya, karena itu berarti saya belum coba!

Tapi seperti bisa dibaca, ketika saya nggak suka pun, sebenernya bukan berarti merek tersebut jelek. Darjeeling misalnya, saya nggak suka karena aromanya kuat sekali. Tapi untuk orang yang mencari aroma yang kuat, atau untuk kebutuhan pewangi ruangan DIY candle misalnya, mungkin Darjeeling malah jadi andalan.

Semoga postingan ini membantu, untuk kamu-kamu yang hendak mencoba essential oil lokal ya ;).

Essential Oil Diffuser vs Lilin Aromaterapi vs Reed Diffuser

4 comments
Perbedaan Essential Oil Diffuser vs Lilin Aromaterapi vs Reed Diffuser

Belakangan ini penggunaan Essential Oil Diffuser memang sedang ngehits karena ramainya penggunaan minyak atsiri alias essential oil yang dipercaya bisa punya banyak manfaat  yang baik untuk kesehatan. Sebenarnya sih, ada banyak cara untuk memberikan wangi-wangian di rumah kita selain dengan menggunakan Essential Oil Diffuser. Salah satunya dengan Lilin Aromaterapi dan Reed Diffuser. 

Lho, apa bedanya? Pada dasarnya, ketiga benda ini sama-sama menggunakan essential oil yang di-diffuse untuk menciptakan ruangan yang wangi, akan tetapi cara kerja essential oil diffuser, lilin aromaterapi dan reed diffuser berbeda-beda, sehingga tipe wangi yang dihasilkan juga jadi berbeda-beda. Yuk kita kenalan dengan ketiga benda ajaib ini!

Essential Oil Diffuser

Bentuk, Fungsi dan Kegunaan Essential Oil Diffuser
Essential Oil Diffuser

Ada banyak jenis diffuser essential oil, tapi disini saya akan membahas yang diffuser elektrik yang menggunakan listrik, karena ini jenis diffuser yang paling banyak digunakan oleh orang-orang saat ini. Ada beberapa jenis essential oil diffuser yang biasa dijual di pasaran yaitu Nebulizing Diffuser dan Ultrasonic Diffuser.

Jika kalian membutuhkan wangi yang kuat, maka Nebulizing Diffuser adalah pilihan yang paling pas. Nebulizing Diffuser adalah diffuser yang menggunakan aliran udara untuk menyebarkan wewangian dari minyak atsiri. Cara kerjanya adalah dengan mengalirkan jet udara melalui tabung yang berisi essential oil sehingga terjadi vakum yang menarik minyak dari dalam tabung dan dikeluarkan ke udara dalam bentuk kabut tipis. 

Karena Nebulizing Diffuser tidak mendilusi minyak, jadi wangi yang dihasilkan lebih kuat dan bisa menjangkau wilayah yang lebih luas seperti misalnya ruang tamu dan ruang keluarga. Partikel minyak yang di-diffuse pun tidak berubah sehingga wangi yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan wangi aslinya. Tapiiiiii… minyak yang digunakan menjadi lebih boros karena langsung dialirkan ke udara. 


Sebaliknya, jika kalian membutuhkan diffuser yang hemat essential oil untuk ruangan yang sempit, maka Ultrasonic Diffuser adalah pilihan yang tepat. Ultrasonic Diffuser sendiri adalah diffuser yang yang menggunakan getaran ultrasonik untuk memecah molekul essential oil. 

Berbeda dengan Nebulizing Diffuser, Ultrasonic Diffuser menggunakan air yang ditetesi Essential Oil, sehingga uap yang dihasilkan mengandung lebih banyak moisture. Karena sifatnya yang lembab, wangi yang dihasilkan tidak sekuat nebulizing diffuser. 

Keuntungannya, Ultrasonic Diffuser lebih mudah dibersihkan dan lebih hemat energi. Tapi ingat, tetap harus dibersihkan ya, karena jika tidak dibersihkan dengan baik, tank air di diffuser bisa dipenuhi lumut dan bahkan berjamur :(

Kelebihan dari Diffuser elektrik seperti ini adalah biasanya ada fitur pengatur waktu dan kadang ada lampu untuk menyetel ambience sehingga bisa digunakan untuk mempercantik ruangan. Kalian bisa baca perbandingan ultrasonic diffuser yang murah dan yang mahal di postingan racun warna-warni sebelumnya ya!

Lilin Aromaterapi

Lilin Aromaterapi
Lilin Aromaterapi

Lilin aromaterapi adalah salah satu pilihan pewangi ruangan yang tersedia untuk aneka jenis budget, mulai dari yang murah meriah sampai yang lebih mahal daripada diffuser elektrik juga ada. Pokoknya harga menyesuaikan.

Bahan dasar lilin aromaterapi juga banyak, ada yang menggunakan paraffin wax, beeswax, dan soywax. Jenis sumbunya juga beraneka ragam, ada yang menggunakan sumbu katun, ada juga yang menggunakan sumbu kayu.

Tingkat wangi yang dihasilkan oleh lilin aromaterapi berbeda-beda tergantung jenis dan kadar essential oil yang digunakan. Kekurangannya, wangi yang dihasilkan saat lilin dibakar belum tentu setajam wangi lilin saat belum dibakar, sehingga cenderung lebih sulit untuk memilih wangi yang benar-benar tepat. 

Untuk opsi yang lebih natural, kalian bisa memilih lilin dengan bahan dasar beeswax atau soywax. Lilin Beeswax biasanya punya cahaya yang lebih hangat dan terang sedangkan Lilin soywax biasanya menghasilkan cahaya yang berwarna agak putih.

Karena beeswax berasal dari material yang lebih padat, lilin dari beeswax cenderung lebih awet ketimbang soy wax. Keduanya juga lebih hemat energi dan ramah lingkungan karena berasal dari bahan-bahan yang renewable. Jadi kalau kalian mempertimbangkan penggunaan listrik di rumah, Lilin Aromaterapi bisa jadi pilihan yang tepat.

Kekurangan lilin aromaterapi adalah karena menggunakan api jadinya kita nggak boleh meninggalkan si lilin dalam keadaan terbakar apalagi sebelum tidur. Selain itu, kita juga nggak boleh meletakkan benda-benda yang mudah terbakar didekat lilin ya! Nanti jadinya nggak wangi aromaterapi, tapi bau hangus :(

Reed Diffusers

Reed Diffuser Indonesia
Reed Diffuser

Reed Diffuser
adalah diffuser yang menggunakan batang Reeds yang dicelupkan kedalam essential oil untuk menghasilkan wangi-wangian yang menyebar ke seluruh ruangan.

Reed Diffuser sendiri tidak menggunakan listrik dan bisa diisi ulang dengan aromaterapi pilihan kita saat sudah habis. Ini salah satu alternatif untuk yang butuh pewangi ruangan dengan essential oil tanpa listrik. Karena nggak menggunakan listrik dan api, Reed Diffuser aman digunakan dimana saja dan bisa ditinggal-tinggal.

Kekurangan Reed Diffuser adalah kalian harus membalik batang reeds-nya secara berkala. Selain itu pilihan wanginya pun tidak bisa langsung diganti seperti ultrasonic diffuser. selain itu, kalau sirkulasi udara di ruangan tidak terlalu baik, wangi dari Reed Diffuser juga tidak akan tercium dengan jelas. 

(Baca juga: Review Sakka Bali Reed Diffuser)

Kesimpulan

Kalau kamu butuh diffuser yang bisa diatur sesuai kebutuhanmu dan pengen ganti wangi sesuka hati belilah nebulizing diffuser atau ultrasonic diffuser, tapi kalau kamu lebih senang wangi yang lembut lengkap dengan cahaya lilin yang romantis, belilah lilin aromaterapi. Sebaliknya, jika kamu bukan pengendali api yang baik belilah reed diffuser. Ya pokoknya sesuaikan saja dengan kebutuhanmu ya.

Kalau kalian bingung essential oil seperti apa yang cocok untuk kalian, bisa baca tulisan mengenai essential oil disini.

Semoga tulisan ini bisa membantu kalian menemukan jati diri pewangi ruangan yang tepat, sekarang permisi, saya mau kembali nginthil Mbak Arum rapat elit global dulu, permisi, permisi...air panas...

Bedanya Diffuser Mahal Dengan Diffuser Murah

63 comments
diffuser murah vs diffuser young living mahal
Diffuser murah vs diffuser Young Living mahal

Kalau ngomongin essential oil, tentu nggak lengkap rasanya kalau nggak ngomongin humidifierdiffuser. Kebetulan saya punya dua diffuser, yang satu diffuser murah dari Shopee dan satunya adalah diffuser Young Living  yang mahal gila. Sungguh sebuah kebetulan yang sombong, bukan?

Diffuser adalah alat yang digunakan untuk menyebarkan sesuatu ke area yang lebih luas. Seperti halnya whatsapp dan social media yang sering kali menjadi diffuser hoax wkwkwk.. Tapi diffuser yang saya maksud di sini adalah essential oil diffuser. Kegunaan atau manfaat diffuser essential oil adalah untuk menyebarkan essential oil ke udara, agar bisa kita hirup.

Jenis diffuser untuk essential oil juga ada banyak, namun yang mau saya omongin di sini adalah jenis ultrasonic diffuser. Jadi alat ini menggunakan gelombang listrik untuk memecahkan campuran minyak dan air bla bla blah gitu lah pokoknya. Intinya suatu alat yang bentuknya tabung dan ada colokan listriknya, tabungnya nanti diisi air lalu ditetesin minyak atsiri, lalu dicolokin deh ke listrik. Nanti alat tersebut akan menghasilkan uap kemebul yang wangi.

Menghirup uap essential oil dari diffuser ini dianggap sebagai cara terbaik untuk menikmati essential oil, dan punya beberapa manfaat positif. Salah satu manfaat positifnya adalah tidak ditangkap polisi. Ya daripada menghirup syabu-syabu ye kaaann. Oke langsung saja lah kita perbandingkan ya.

Baca juga: Bikin Nyaman Suasana #DiRumahAja Dengan Essential Oil


Diffuser UFO

review diffuser murah
Review diffuser murah

Pertama saya akan bahas yang murah dulu ya. Diffuser ini saya beli di Shopee dengan harga di bawah 200 ribu, kapasitas tanki airnya 500 ml. Ini link pembeliannya ya (klik).

komentar tentang diffuser

Bentuk diffuser-nya mirip kayak pesawat UFO, walau saya belum pernah melihat pesawat UFO, namun selanjutnya akan kita sebut diffuser UFO. Terima kasih, Momon. Bagus sih, dan lumayan aesthetic kalau pinter cara natanya, tapi dia bulky gede gitu. Diffuser ini tuh mirip banget bentukannya sama diffuser yang ada di paketan Natuna Essential Oil. Terus kata Adhel Bleksyuger, diffuser ini juga banyak dijadiin paketan dari beberapa merk essential oil. Cuma punya saya ini nggak ada mereknya ya.

Baca Juga Review Natuna Essential Oil di post berikut ini ya!

Material diffuser UFO lebih terasa kokoh dari diffuser Young Living. Mungkin karena bentuknya yang bentet pendek dan ceper. Jadi kalau kesenggol nggak uglak-uglik dan penutupnya nggak gampang geser. Terus si UFO ini saya pakai diffuse setiap hari, minimal 3 jam selama 2 bulan terakhir, dan masih oke sampai sekarang. Ya ada penurunan performa sedikit lah, yaitu soal suara dan tulisan-tulisan penanda tombol yang mulai memudar. Pernah dijatuhin kocheng saya dari meja ke lantai, tapi nggak ada masalah sama sekali.

Body diffuser UFO ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian tangki dan bagian tutupnya. Tutupnya modelnya nggak mengunci ya, jadi cuma kayak diletakkan di atas tangkinya saja. Tapi nggak rese kok, nggak harus dipas-pasin. Pokoknya sekali letak udah, gampang.

Pas pertama dateng, diffuser UFO ini datang bersama dengan dos tebal, manual book, remote control, adaptor, dan body tentu saja. Dosnya masih ada tapi saya mager mau ambil, manual book saya buang begitu selesai saya baca karena saya kan cerdas, lalu remote control hilang karena memang nggak pernah dipakai. Ya buat apa dah! Diffuser itu kan sekali dinyalain udah. Nggak perlu gonta-ganti chanel seperti kalau sinetron azab kesayanganmu lagi iklan. Jadi sekarang tinggal ada body dan adaptor.

harga diffuser murah

Diffuser UFO punya tiga tombol, yaitu tombol MIST (ini semacam tombol power atau on/off), tombol HIGH/LOW, dan tombol LIGHT. Ada juga lampu penanda yang ngasih petunjuk, kita sedang menyalakan timer berapa menit. Tapi kalau airnya habis, dia juga akan mati otomatis kok. Terus tombol HIGH/LOW ini saya nggak begitu paham, perasaan uapnya segitu-segitu aja dah mau high mau low nggak ada bedanya. Lampunya ada beberapa warna dan bisa gonta-ganti sendiri. Pas pertama kali dia dateng saya paling nggumun sama lampunya. Apik. Bisa buat lampu tidur.

Bagian penutup diffuser UFO ini punya lubang di salah satu sisinya, dan nggak perlu dipas-pasin ke mana gitu kok. Jadi enak banget, kalau mau mengarahkan uapnya kemana gitu, tinggal diputer aja tutupnya, nggak usah muter se-body-nya jadi nggak belibet kabelnya. Terus uap yang dihasilkan menurut saya lumayan halus, nggak bikin basah dan nggak bikin keplepekan. Kalau wangi, tergantung essential oil yang dipakai ya.

Terus nih, satu yang agak mengganggu. Ketika dia masih baru, dia nggak berbunyi sama sekali. Tapi setelah 2 bulan pemakaian, mulai deh berisik. Kedengeran suara gemericik air namun tidak aesthetic. Lebih ke blebek-blebek genges gitu deh. Sebenernya nggak kedengeran kalau dipakai siang-siang. Tapi kalau malem-malem mau tidur gitu ganggu juga ya. Jadi akhirnya diffuser ini saya pakai untuk ruang tengah, bukan kamar tidur.


Diffuser Young Living

review diffuser Young Living dessert mist
review diffuser Young Living

Kalau diffuser Young Living Dessert Mist ini saya beli dengan harga 900 ribu sekian dari instagram @vileoin_oil, bonus essential oil Lavender dan Lemon Young Living yang 5 ml-an. Saya beli di sana soalnya kebetulan dia follow saya dan dia juga punya gudang di Jogja, jadi bisa langsung gosend ke rumah begitu saya transfer. Mahal ya? Tapi waktu itu pikir saya, diffuser kan alat, bukan produk yang bakalan habis atau kadaluarsa. Jadi investasi agak mahalan nggak papa. Semacam kuas makeup yang mending investasi ke yang lebih mahal tapi halus dan awet.

Kalau secara bentuk nggak usah diraguin lah, bagus banget! Kayak lampu kristal walau sebenernya materialnya plastik. Saya sebenernya ditawarin yang Owl diffuser Young Living, yang harganya lebih murah. Tapi saya nggak suka bentuk si Owl soalnya (( kayak burung hantu )). Jadi saya beli yang Dessert Mist aja, mahalan dikit kacek 200 ribu-an, tapi bentuknya kece. Kapasitas tangki airnya adalah 180 ml. Tapi walau kapasitasnya kecil, bentuknya tetep bulky.


kelebihan diffuser young living

Diffuser Young Living ini bulky sebenernya karena desain cover-nya sih. Jadi dia punya tiga bagian body, yaitu tangki, penutup, dan bagian luar atau cover yang bikin dia cantik kayak lampu kristal. Jadi lebih ribet ya dari diffuser UFO, karena kita harus dua kali menutup. Dan bagian tutupnya ini agak rese, karena harus diletakkan dengan posisi yang pas biar airnya nggak bhocyor. Nggak kayak diffuser UFO yang mau naruh tutup sambil koprol juga bisa. Tapi yauda lah ya. Toh bentuknya lebih cantik. Cuma saya sebenernya berharap desainnya bisa dibikin cantik tapi compact gitu lho, kayak diffuser punya Organic Supply .Co atau Essenzo Essential Oil yang simpel dan elegan.

Pas saya beli diffuser Young Living, jujur awal pegang saya agak kecewa karena bahannya hampir sama kayak diffuser UFO (meskipun tentu grade plastiknya beda ya, masa ya harganya beda jauh grade-nya sama), dan bagian-bagian body-nya kalau dirangkai nggak saling mengunci. Jadi uglak-uglik ketika kesenggol, apalagi bentuknya kan meninggi gitu ya. Karena ini mahal, saya sebenarnya berharap komponen yang lebih sturdy dan lebih....terasa mahal. Paham nggak sih maksud saya? Kalau nggak paham ya udah beli aja sendiri biar paham.

Terus untuk kelengkapannya, diffuser ini terdiri dari dos tebal warna merah yang bagus banget tapi saya mager mau ambilnya, manual book, adaptor, dan body. Nggak ada remote control-nya. Lubang atau corong uapnya ada di bagian atas, jadi ya uapnya nggak bisa diarahkan kemana kita suka, hanya ke atas.

harga diffuser young living

Diffuser Young Living cuma punya dua tombol, yaitu tombol MIST dan LAMP. Uapnya bisa diatur, pencet sekali itu berarti uapnya kenceng dan tahan sekitar 5 jam. Pencet dua kali uapnya lebih lembut dan tahan 7 jam. Pencet tiga kali tahan 10 jam. Pencet empat kali alatnya mati. Cuma dia nggak ada penanda untuk memperlihatkan kita sudah pejet tombolnya berapa kali, kayak yang di diffuser UFO. Jadi harus diingat-ingat sendiri kita udah pejet tombol MIST berapa kali. Kalau air dalam tangki habis, diffuser otomatis mati. Lampunya juga ada banyak warna dan penampakan lampunya lebih cantik dari diffuser UFO.

Kualitas uap yang dihasilkan diffuser Young Living lebih halus daripada diffuser UFO. Uapnya nyaris nggak terlihat gitu lho, kalau diffuser UFO uapnya sangat terlihat. Tapi sebenernya saya nggak bisa merasakan bedanya. Walau uapnya terlihat tebal, tapi diffuser UFO nggak mlepek dan nggak berair kok, area dekat diffuser juga nggak basah. Kualitas wangi essential oil (bila pakai essential oil yang sama) yang dihasilkan dari kedua diffuser juga sama kekuatan aromanya.

Selain uap yang dihasilkan halus, suaranya juga halus bahkan nyaris nggak terdengar. Jadi kerasa high-end-nya ya. Uapnya nyaris nggak kelihatan dan suaranya pun sangat halus. Pokoknya halus-halus-halus.

Lampu diffuser Young Living vs diffuser murah

Sisi Marketing Young Living yang Mungkin Bisa Dijadikan Bahan Pertimbangan Beli Diffuser

Nah, satu lagi cerita yang mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan membeli diffuser ya. Jadi, saya membeli diffuser Young Living Indonesia tanpa melihat review sama sekali. Saya cuma percayanya, barang elektronik kalau mahal seharusnya lebih bagus (dan iya kok, lebih halus dan desainnya lebih cantik). Baru setelah saya punya barangnya, saya lihat-lihat review yang beredar. Dan semua review mengatakan: "diffuser Young Living dirancang khusus untuk Young Living essential oil. Diffuser Young Living harus dipakai bersama Young Living Oil, kalau pakai oil merek lain bakalan rusak." Dan saya sempet kecewa sih, soalnya saya nggak minat pakai essential oil Young Living doang. Meskipun saya mencoba juga essential oil Young Living, namun saya lebih tertarik mengeksplore essential oil terbaik dari brand lokal.

Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, Young Living ini produk utamanya adalah essential oil, diffuser cuma produk pendukung yang diharapkan mampu mendukung penjualan essential oil-nya. Jadi ya wajar kalau marketing-nya berusaha mendorong kita untuk beli oil-nya. Lalu Young Living kan MLM jadi yaaaa begitu itu lah wkwk..

Dan syukurnya, banyak follower saya di instagram @racunwarnawarni yang bilang kalau mereka pakai diffuser Young Living untuk diffuse oil dari merek-merek lain, dan diffuser-nya tetap bekerja dengan baik dan tahan lama. Bahkan ada yang sampai lebih dari 2 tahun masih oke.

Jadi ya sudah, saya sih tetep hajar aja pakai essential oil lokal yang saya punya. Tapi kalau kamu orangnya gampang terpengaruh sama marketing begitu, tapi belum mau terikat sama satu merek essential oil, ya mendingan beli diffuser yang nggak terikat merek essential oil tertentu. Di marketplace banyak kok. Yang banyak direkomendasikan oleh follower instagram saya adalah diffuser Vivi Ultransmit dan Crane.

bagian dalam diffuser essential oil
Bagian dalam tangki air diffuser, barangkali ada yang pengen tau.

Oh iya, baik diffuser UFO maupun diffuser Young Living, keduanya made in China.


Kesimpulan

Baik diffuser Young Living yang mahal maupun diffuser murah, sama-sama berfungsi dengan baik dalam menyebarkan aroma essential oil, namun ada beberapa perbedaan yang baca sendiri lah ya jan males. Intinya kalau ada duit, beli yang mahal lebih puas dari sisi desain dan uapnya yang kelihatan halus. Tapi kalau nggak ada duit, yang murah juga cukup oke dan sama performanya dalam menyebarkan wangi essential oil kok. Terus dua-duanya sama-sama aman, asalkan tidak dipakai untuk men-diffuse Detol.

Tapi ya, menurutku seandainya mau beli diffuser murah, saran saya belilah yang ada mereknya. Murah nggak papa, tapi jelas begitu lho buatan mana. Jadi kalau ada apa-apapun gampang kalau mau protes.

Semoga tulisan ini bisa membantu untuk kamu-kamu yang sedang memutuskan untuk beli diffuser. Salam people power dari saya manusia reptil dari gerbang pizza yang sedang bekerja sama dengan Bill Gates membikin vaksin berbentuk chip.

Bikin Nyaman Suasana #DiRumahAja Dengan Essential Oil

8 comments

Gimana kabarnya sebulan lebih #DiRumahAja, guis? Sehat, kan? Rekening juga sehat? Semoga teman-teman semua masih sehat-sehat dan waras utegnya ya.

Jujur saja, walau saya basic-nya adalah anak rumahan dan nggak begitu suka kumpul sama manusia, tapi tetap ada sekelumit rasa seakan terpenjara juga dengan keadaan sekarang. Memang beda ya rasanya, rebahan atas inisiatif sendiri dengan rebahan yang diharuskan pemerintah. Diharus-haruskan memang menyebalkan. Wuih...saya baru sadar saya ini anak rumahan tapi rebel. Kewl juga ya.

Dan yang lebih bikin frustasi sebenarnya adalah ketidak-jelasan situasi ini. Kita beneran nggak tahu sampai kapan kita harus hidup dalam ketakutan seperti ini. Nggak ada yang bisa menjamin, kapan anti virusnya jadi dan bisa diedarkan.

Tapi sepertinya kok sudah bukan zamannya (( nggresulo )) ya. Soalnya walau kita mau ngajak orang sekelurahan untuk sombat-sambat via zoom juga nyatanya virusnya tetep ada. Sambat tidak mengubah keadaan. Jadi sudah cukup sambatannya. Mending sekarang cari aktivitas yang menyenangkan, yang bisa dilakukan di rumah aja.

Saya sendiri saat ini lagi punya hobi baru, yaitu nyobain Essential Oil (EO). Dan sebelum kalian close blogpost ini, karena kalian pikir saya seperti mbah-mbah mainannya EO, plis deh, ini ASIK BANGET. Dan essential oil itu bukan lengo klenthik ya, guis! Jadi tidak mbah-mbah yha! Saya akan kasih beberapa alasan kenapa EO ini mengasikan ya. Siapa tau ada yang berminat tiru-tiru, jadi saya punya banyak temen buat ngomongin EO.

Beli diffuser essential oil di sini (klik)


1. Aromanya Murni dan Sangat Enak

EO ini berasal dari ekstraksi tumbuhan. Misalnya saja, EO Lavender, dihasilkan dari bunga Lavender asli. Jadi aromanya adalah 100% aroma Lavender. Sementara kalau parfum atau wewangian yang dijual di pasaran, biasanya adalah campuran dari berbagai macam aroma. Contohnya misalnya saja produk parfum The Body Shop Vanilla EDT. Aroma yang paling dominan memang Vanilla. Namun aromanya tidak 100% Vanilla. Ada campuran aroma lain seperti Apricot, Peach, Plum, Lemon, Tuberose, Orange-blossom, Jasmine, Ylang-ylang, Lilly of the valey, sampai Sandalwood, Amber dan Musk. Ya ada juga sih EO blended. Tapi sejauh ini saya lebih suka yang pure.

Baca juga: Review Ariel Impulse Home EDP

Dan buat saya yang suka wewangian, rasanya mengasyikan sih ngonceki satu demi satu aroma-aroma yang menyusun sebuah parfum. Saya suka mencampur-campurkan berbagai macam EO untuk mendapatkan aroma saya sendiri.

Lalu ketika saya bilang aromanya sangat enak, maksud saya adalah BENER-BENER ENAK. Nyaman, menenangkan, dan bisa ngilangin stres. Nggak bisa dibandingin sama aroma pewangi ruangan dan bahkan aroma parfum mahal. Suami saya kadang suka pakai pewangi mobil aroma Lemon, dan saya benci banget aromanya. Bikin pusing dan ngingetin saya sama kamar mandi mall. Tapi pas ngerasain aroma essential oil Lemon, wagela sih, saya suka banget. Enak ya ternyata aroma Lemon?



2. Bikin Suasana Rumah Lebih Menyenangkan

Aroma itu bikin suasana suatu tempat jadi beda, khas, dan ngangenin. Contohnya, saya suka sekali nongkrong di coffee shop. Kalau saya ingat-ingat, aroma tempat tersebut adalah aroma kopi yang creamy dengan sedikit sentuhan rempah-rempah. Kalau kangen, saya bisa gofood kopinya, lalu diffuse essential oil Coffee, Vanilla, Clove, Cinamon dan Ginger, lalu video call dan ngobrol-ngobrol intim sama teman. Lumayan ngobatin kerinduan untuk nongrong sama temen di warung kopi hehe...

Tapi saat ini saya sih paling suka aroma Lavender-Roman Chamomille untuk kamar tidur, Lemongrass untuk ruang tamu dan ruang keluarga, Lavender-Cedarwood untuk ruang kerja. Iya, aroma ruangan di rumah saya memang saya bikin beda-beda. Biar nggak mbosenin aja suasananya. Jadi pergi dari ruang TV ke ruang kerja itu rasanya udah kayak pergi ke dunia lain wkwk.


3. Membawa Aroma Luar Ke Dalam Rumah

Salah satu contohnya adalah coffee shop tadi. Kalau kita kangen banget sama coffee shop, bisa kok bikin rumah kita aromanya kayak warung kopi. Kalau suka aroma hutan, kita bisa campurkan Sweet Orange, Lemon, Frankincese, dan Eucalyptus. Suka aroma laut? Taman bunga? Dan tempat-tempat lainnya? Tinggal cari aja resep diffuser blend di Pinterest, lalu bongkar pasang dan sesuaikan sendiri dengan seleramu.


4. Bisa Bikin Macem-Macem DIY

Saya sebenernya bukan anak DIY. Saya lebih suka beli barang jadi dibanding DIY. Saya mah anaknya konsumtif wkwk. Tapi sejak mainan EO, saya jadi lumayan suka bikin beberapa produk sendiri pakai EO. Soalnya rasanya sayang kalau EO cuma untuk di-diffuse tok. EO aromanya enak-enak dan sangat kuat. Beberapa tetes aja udah cukup banget untuk bikin produk yang wanginya khas.

DIY ini misalnya parfum roller ball, linen spray, pembersih dapur, reed diffuser, pewangi ruangan, body oil, hair oil, dan lain-lain. Atau sesimpel campurin beberapa aroma EO yang kita suka ke body lotion atau sabun mandi unscented, dan voila, kita bisa punya body product dengan aroma yang khas kita banget.


5. Efek Aromatherapy

Pasti udah pada tahu kan, EO ini sering banget digadang-gadang punya manfaat untuk kesehatan. Kalau boleh jujur, saya nggak sepenuhnya percaya kok. Ya ada percayanya, tapi ada juga yang saya merasa bahwa itu cuma efek placebo.

Sejauh yang saya percaya, aroma yang kita suka akan bikin kita rileks dan nyaman. Kondisi nyaman ini tentu akan bisa bikin tidur lebih nyenyak, membangkitkan mood untuk melakukan aktifitas, bikin kita lebih hepi, dan lain-lain. Tidur yang berkualitas dan susana hati yang enak, tentu berpengaruh terhadap kesehatan kita. Nah, itu yang saya percaya.

Tapi kalau EO bisa membunuh virus, secara langsung meningkatkan imun tubuh, menunjang performa hohohihe, menghilangkan kram perut karena menstruasi, meningkatkan kerja otak, dan yang begitu-begitu saya sih nggak percaya ya. Tapi kalau kamu percaya, boleh banget dicoba. Nggak ada bahayanya kok.

Eh ada ding. Ada yang bahaya kalau sampai mendewakan EO dan kemudia menganggap bahwa EO adalah obat, dan kemudian jadi anti sama obat beneran dan tindakan medis. Atau saking percaya EO bisa bunuh virus, lalu bikin DIY hand sanitizer yang nggak sesuai standar WHO. Nah, ini sih udah nggak sehat dan berbahaya. Saya harap sih suka ya suka aja, tapi nggak usah sampai mendewakan dan mengada-adakan khasiatnya.



6. Mendukung Usaha Lokal

Bukan rahasia umum lagi kalau banyak usaha lokal yang megap-megap gara-gara korontol. Kita bisa lho sedikit membantu perekonomian negara ini, dengan menggunakan produk-produk buatan lokal. Salah satunya ya EO ini. Indonesia kan kaya sekali alamnya. Varietas tanamannya banyak dan subur-subur. Jadi seharusnya, kualitas EO yang dihasilkan dari tanaman lokal yang dibudidayakan oleh petani lokal kita juga bagus-bagus. Sayangnya terkadang marketingnya memang masih kurang ya.

Tapi serius, saya udah nyoba beberapa EO lokal dan itu bagus-bagus kok, dan harganya juga sangat masuk akal. Kapan-kapan saya akan bikin perbandingan beberapa EO lokal ya.

Baca Juga: Review Lucensse, luxury essential oil lokal

Kamu tertarik juga nggak nih nyobain Essential Oil? Kalau banyak yang tertarik, nanti saya bikin lagi beberapa blogpost soal essential oil ;).

[Fragantica] Victoria's Secret Bombshells in Bloom Body Mist

8 comments
ReviewParfum Victoria Secret

Kamu mending keluar lupa pakai pensil alis atau lupa pakai parfum?

Kalau saya mending di rumah aja deh :').

Saya suka banget sama berbagai macam wewangian. Saya suka banget ngumpulin berbagai macam lilin aroma terapi, potpourri, dan spray pewangi ruangan. Nah ruangan aja diwangi-wangin, apalagi badan. Saya suka sabun mandi dan produk-produk perawatan yang aromanya wangi. Terus saya juga suka koleksi parfum dan body mist.

Kalau ngomongin tipe aroma, saya paling suka aroma manis seger tapi soft, semacam aroma fruity-floral gitu. Manis, fresh, dan feminin. Aroma Vanilla saya juga suka, asalkan nggak eneq banget yah. Makanya kebanyakan parfum saya adalah aroma-aroma manis yang seperti itu. Tapi ada kalanya saya eneq juga, jadi saya selalu nyelipin satu-dua biji wewangian yang aromanya agak lebih clean di koleksi saya. Salah satu yang sedang saya suka adalah: Victoria's Secret Bombshells in Bloom Body Mist

Fragantica: Ariel Impulse Homme Eau de Parfum

11 comments
Parfum Ariel

Saya cukup tertarik ketika mendengar bahwa Ariel Noah ikutan arus trend selebriti kelas dunia, yaitu bikin parfum :D. Sebagai penikmat wewangian dan penggemar Ariel, tentunya saya nggak mau terlewat dengan celebrity perfume yang satu ini.   

Parfum ini adalah hasil kolaborasi dari Ariel dengan Sophie Paris. Dan katanya, Ariel ikutan memilih jenis wangi apa yang akan tercium dari parfum ini. Jadi boleh dibilang, parfum ini "Ariel banget"! :D. Aaaakk tambah penasaraaaannn!

Parfum: Histori & Wishlist

43 comments
Pengen Beli Parfum


Ngomong-ngomong soal histori, saya bukannya mau ngomongin soal sejarah penemuan dan perkembangan parfum yah. Saya orangnya nggak sedalem itu, Kak. Kalau ngomong yang berat-berat, adek muntaber, Kak. Maksudnya saya cuma mau cerita histori parfum saya, parfum apa aja yang pernah saya punya dan lumayan membekas.

Ngomong-ngomong soal wishlist, buat saya Desember memang jatahnya belanja. Biar lebih terkontrol, makanya saya bikin wishlist. Nggak kayak tahun-tahun sebelumnya dimana wishlist saya didominasi oleh barang-barang kesukaan gadis remaja seperti make up, skincare, baju, sepatu, tas, dan perhiasan. Wishlist tahun ini didominasi oleh barang-barang mantan gadis remaja seperti sprei, gorden, tuperware, buku, kuteks, dan parfum. Berhubung pembaca blog ini kebanyakan adalah gadis remaja (atau emak-emak yang berjiwa gadis remaja), maka yang sprei, gorden, dan kawan-kawan nggak akan saya cerita-ceritakan secara detail. Kali ini saya mau cerita soal parfum aja.

Ngomong-ngomong soal parfum, saya termasuk orang yang nggak bisa hidup tanpa wangi-wangian. Saya percaya kalau setiap orang itu punya jodohnya masing-masing, termasuk jodoh soal wewangian. Kalau kamu memakai wewangian yang memang jodohmu, niscaya auramu akan semakin cemerlang. Kalau memang jodoh, bukan hanya wewangian itu cocok di hidung kamu sebagai pemakai, tapi juga cocok di hidung orang-orang yang lagi di deket kamu. Terus tanda kalau memang jodoh adalah wewangian itu akan awet kalau kamu pakai.