Makeupnista Challenge Kemerdekaan: Merdeka?

25 comments
Apa yang membuat banyak orang jatuh cinta pada Indonesia?

Alamnya.

Pegunungan Tenger

Semua pasti tahu alam Indonesia luar biasa kaya, luar biasa indah. Namun alam Indonesia kini kebanyakan sudah di eksploitasi sedemikian rupa, dipercantik menurut tangan manusia, dijadikan tempat wisata, dikeruk sumber dayanya, dirusak.


Saya & Pantai Indrayani

Alam yang belum tersentuh lebih cantik lagi. Dan lebih kaya. Jaman dahulu pun, manusia bisa hidup hanya dari alam. Makan? Petiklah di alam, tangkaplah, ambilah apa yang alam sediakan agar kamu kenyang. Tapi manusia semakin serakah. Yang terjadi bukan hanya mengambil apa yang mereka butuhkan, tapi mereka mengeksploitasi, karena ukuran kekayaan perlahan bergeser. Kaya bukan lagi sekedar makan kenyang, berada di dekat orang-orang tersayang, dan menikmati udara bersih dan kecantikan alam. ukuran kaya sekarang adalah uang.

hutan papua (sumber: kepadamu.com)
Ketika uang menjadi tolak ukur eksistensi diri manusia, maka alam dieksploitasi. Bukan sekedar dipetik agar perut kenyang. Tapi dieksploitasi sampai sekarat dan memuntahkan uang.

Saya bukan mau sok-sokan idealis. Iya saya juga produk modernitas yang matrealistis. Saya juga penimbun uang dan kepekaan saya terhadap alam semakin berkurang. Hanya kadang terbersit dalam pikiran saya, bagaimana kalau uang nggak ada. Kalau seluruh dunia kembali ke masa lampau, ketika hidup mengandalkan alam. Ketika kita harus menghargai alam, membiarkannya apa adanya, dan menikmati segala yang dia berikan kepada kita, tanpa memperkosanya. Dalam pemikiran saya, kita bangsa Indonesia, dengan kekayaan alam tiada tara, akan menjadi bangsa yang paling mewah. Paling enak hidupnya.

Kekayaan dan keelokan alam Indonesia juga yang menghantarkan orang-orang dari berbagai bangsa mendatangi, jatuh cinta, dan kemudian ingin memiliki.

Lalu mengapa nggak berbagi? Kan alam kita sangat luas dan kaya. Bisa menghidupi kita dan mereka.

Hutan Papua (sumber: http://forclime-photocontest.com/)

Yang jadi masalah adalah, ukuran kekayaan bukan lagi kenyang. Ukuran kekayaan adalah uang. Dan ketika berhubungan dengan uang, alam sekaya dan seluas apapun, bahkan segala hal apapun, tak kan cukup bila harus berbagi.

Dan mulailah mereka dengan segala cara mencoba menguasai apa yang kita punya.

Dan kemudian pahlawan-pahlawan kita berusaha merebut apa yang seharusnya menjadi milik bangsa kita.

Tapi apakah kita kembali seperti dulu, ketika manusia masih menghargai dan hidup selaras dengan alam? Hawa kita sudah terlanjur terkontaminasi oleh nafsu dan keserakahan. kita terlanjur mengenal kemewahan dalam bentuk lain yang sebelumnya tak terbayangkan.

Contoh nyata namun sering terlupakan: Papua. Papua adalah pulau yang sangat kaya. Bukan hanya  pulaunya memiliki Hutan Tropis yang sangat lebat serta memiliki hasil laut yang banyak karena berada di Lautan Pasifik yang luas, tetapi juga mengandung kekayaan tambang Emas, Perak, Tembaga, Minyak, Gas Bumi dan Batubara. Selain itu mereka juga kaya budaya dan sangat berwarna. Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda (sumber: Wikipedia).


puncak jayawijaya (sumber: http://ayoberangkat.blogspot.co.id/)
Danau Sentani (sumber: http://ayoberangkat.blogspot.co.id/)

Cendrawasih (sumber: http://m2pcweb.blogspot.co.id/)

Seharusnya, penduduk asli papua hidup berkelimpahan dengan hasil pulau mereka. Makan kenyang dan hidup damai. Tapi kenyataannya, pribumi papua hidup dengan kemelaratan yang mencekik di atas kekayaan bumi mereka.

Kekayaan pulau Papua yang terlalu indah untuk dinalar membuat banyak manusia yang berada diluarnya gila dan beringas, bahkan manusia yang seharusnya satu bangsa dan hidup berangkulan dengan mereka. Pulau Papua diperebutkan, dieksploitasi, dijarah, dan segala cara yang ada dilakukan, dengan mengesampingkan perut dan bahkan nyawa penduduk asli. Pulau tersebut menjadi daerah konflik berkepanjangan, dan buminya lembab oleh darah dan air mata penduduk asli miskin yang semula polos namun kaya.


PT Freeport Indonesia (sumber: http://infomineralindonesia.com/)

Pembabatan hutan (sumber: http://vogelkoppapuadot.org/)

Sedih? Iya. Karena mereka seharusnya ikut kaya bersama kita, dan ikut menikmati kemerdekaan yang kita nikmati. Bukan hidup dalam kemiskinan dan ketakutan.

Saya hanya ingin mengingat mereka kali ini. Hanya ingin mengingat. Dan berharap lambat laun entah seperti apa jalan yang ditempuh, entah memilih berbagi rumah Indonesia ataupun berkemas dan membawa semua yang memang punya mereka, mereka kenyang dan bahagia.
 
Tarian Persahabatan Suku Waena (sumber: http://www.antarfoto.com/)




Ada banyak cara untuk menginterprestasikan kemerdekaan. Semua kreatif. Semua indah. Semua mempunyai kesan tersendiri ketika saya melihatnya. Ada yang membuat saya tertawa geli, tersenyum senang, terdiam haru, berdecak kagum... Dan karena Makeupnista Challenge memberikan kebebasan untuk mengiterprestasikan tema kemerdekaan dalam bentuk apapun, maka saya memilih untuk mempertanyakan :')

Bagi yang ingin melihat hasil dari Makeupnista Challenge: Kemerdekaan, silahkan klik disini. Di post tersebut saya mencantumkan link, siapa saja yang bermain bersama kami di bulan Agustus :)

Merdeka!

25 comments

  1. cantiiiik... jeng... aslii.. :p..

    Apuse kokondao!!

    *pake rok tali rafia*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, asli cantik. Aku juga takjub *kemudian pabrik whitening lotion gulung tikar*

      Delete
    2. Mbak, kalungnya bagus. beli di mana? #salahfokus

      Delete
    3. Belik di Bali.

      Mukanya juga bagus, ndak? Ngga tanya beli dimana?

      Delete
    4. Mukanya dijual ses? Berapaan sekilo?

      Delete
  2. ses.. idemu unyuuuuu. unik ><
    kurang cokelat wae, jadi mirip putri papua :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu udah suklet, pooonn. Cuma kameraku nggak suport -__-

      Delete
  3. mbak, ketoke kmu lbh cocok jd cewek papua :DDD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bhihihik, makasih Mon. Aku memang eksotis kok *brb packing*

      Delete
  4. cantik ya ,terlihat berbeda hihi

    ReplyDelete
  5. eh iya ya, tata rias etnik itu kan termasuk kekayaan budaya juga.. Udah ada yg dokumentasiin belum ya?
    Btw keren makeupnya! itu pake face painting ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi...iya, budaya juga. & budaya Indonesia bukan cuma Jawa. Orang2 kadang suka lupa :')
      Thanx ya, jeng Mer. Enggak pakai facepainting kok. Pake esedo seadanya aja :D

      Delete
  6. eksotis banget nih penampakannya, mo ngikutan challenge tp masi ngeblank he he he... tunggu challenge selanjutnya ajahh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ikut aja, sekar ^^. Sejadi-jadinya. Foto sambil bawa bendera juga boleh :)))))

      Delete
  7. aku malah berasa ngeliat pocahontas ketika baca postingan mbak arum kali ini. :) postingannya bagus mbak. :D menyadarkan aku kembali bahwa indonesia itu dari sabang ampe merauke :)

    ReplyDelete
  8. Jeng, ati2 loh kalo ada yang naksir dikau dijadiin istri keberapanyaaa.. gitu
    hihihihihihi... *piss*

    btw, makeupnya kereenn.. interpretasinya kereenn..
    sukak sama putih2 di pipi itu.. lucuuu ^^

    ReplyDelete
  9. Jeng,ati2 kalo habis ini ada yang mau njadiin kamu istri keberapanyaaa.. gitu..hehehehehe.. *piss*
    Mekape keren lohh..aku suka bagian putih2 di pipi ituu...hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Awawwww....dijadiin istri kepala syukuuu. Punya ladang luas dan babi empat ratus ekor. Senangnyaaaa ^^

      Thanx ya jeung :')

      Delete
  10. keren sista...rapi banget.
    pilihan warnanya bagus dan soft.

    salam kenal

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah mampir di sini dan berkomentar dengan sopan ;).
Komentar yang menyertakan link hidup dan kometar yang sifatnya mempromosikan website komersil/ barang jualan akan dihapus.