Tentang Rumah Bau Jenazah

28 comments

Sekitar minggu lalu, saya merasakan hal ganjil di rumah saya. Semacam hawa busuk yang menusuk dan agak bikin merinding di area belakang rumah saya yang rimbun dan petang. Selama dua hari dalam kondisi itu, saya rasanya benar-benar nggak betah di rumah. Saya merasa sesak dan tambah "sakit", juga nggak doyan makan sama sekali. Dua hari itu, saya selalu cari-cari aktivitas di luar rumah: seharian jalan ke mall atau nongkrong di cafe sendirian.

Ini area belakang rumah saya (dan bonus foto Momon yang always ndembik)

Saya amati, Robin (kucing saya) juga bertingkah aneh. Seperti sering sekali berputar-putar dan mengucingi area belakang rumah, tapi nggak pernah berada di lokasi itu dalam jangka waktu yang lama. Paham nggak sih? Kalau enggak ya nggak papa kamu kan bukan kucing.

Herannya, suami saya biasa aja. Dia tetap melakukan aktivitas di area belakang seperti biasa, makan, bikin kopi, liat ikan, yah seperti aktivitas bapak-bapak pada umumnya lach. Tapi ya sudah, kan memang nggak semua orang dianugerahi sensitifitas seperti kucing.

Pada hari ketiga, saya benar-benar nggak tahan! Posisinya saat itu suami saya sedang touring ke luar kota, jadi saya sendirian selama beberapa hari kedepan di rumah. Malam itu adalah puncaknya saya merasa gelisah. Rasanya bulu kuduk saya berdiri semua dan perut saya mual menjadi-jadi, benar-benar saya nggak tahan lagi dengan kebusukan konoha ini!

Jadi saya memberanikan diri keluar kamar, melawan segala naluri kemanusiaan saya, dan berjalan ke area belakang rumah. Saya hidupkan semua lampu, lalu saya tengok semua lorong dan kolong tersembunyi, saya sinari semua sudut tergelap di rumah saya, DAN AKHIRNYA SAYA BERTATAP MUKA DENGAN TEROR ITU!

***

Mata saya terbelalak melihat mayat yang tiga hari lalu saya eksekusi sendiri dan saya letakkan di...

Air fryer!

Mayat ayam, Bes. Satu ingkung 👆. 

Air fryer yang udah saya cuci 578X lalu saya jemur dan saya kasih kopi seharian dan saya cuci lagi 785X dan saya kasih kopi lagi tapi kok masih bau kematian yah...

Ceritanya saya mau bikin Ayam Suwir Daun Jeruk ala saya yang enaknya kebangeten itu. Nah, ingkungnya saya air fryer dulu. Maklum yah, kan lagi icik-icik hidup sehat. Jadi no goreng goreng club. Biarkan Kompas dan Najwa Shihab saja yang menggoreng.

Dan seperti biasa, saya kalau nge-air fryer ayam itu sambil saya tinggal berbuat anu. Karena memang lama sekali yah, kurang kerjaan juga ndodok nungguin di depan air fryer biar apa? Tapi kemaren itu saya terdistraksi sesuatu. Tengah-tengah berbuat anu, saya diajak ke situ, terus habis itu saya melakukan ini dan lalu itu, dan kemudian si ingkung terlupakan.

Lupa sebentar dua bentar akhirnya tiga hari terlalui. 

Alhasil rumah saya bau jenazah ðŸ˜­.

Saya nanya ke pack Dani, "kok kamu nggak merasa bau atau gimana sih kemarin-kemarin?"

"Merasa sih. Tapi ya udah, kupikir kamu sedang bereksperimen apa gitu..."

EKSPERIMEN RUMAH TANGGA BAHAGIA APA YANG SAMPE BIKIN RUMAH BAU JENAZAH YA, MYLOV? ðŸ˜­ðŸ‘ˆ.

***

Sebenarnya, hal-hal demikian tadinya sering terjadi beberapa tahun belakangan. Hal-hal sepele tapi bikin saya sering mengucap "bajingan bajingan!" kayak HP dan Foreo ketlingsut, kacamata terinjak, cobek hilang, dan masih banyak kejadian ghoib lainnya.

Karena apa? Karena saya tidak mindful. Saya melakukan banyak hal "sambil-sambil" alias multitasking. Dan kejadian-kejadian ghoib di atas hanya sebagian kecil efek yang terjadi di diri saya. 

Sejujurnya, mulai banyak pekerjaan saya yang nggak beres, analisa-analisa saya yang meleset, fokus menurun, saya jadi sering relaps alias otak saya mem-flashback kejadian-kejadian traumatis dan perasaan bersalah di masa lalu, saya juga jadi takut sekali berada di keramaian atau bertemu manusia lain. Singkatnya otak besar mengecil dan otak kecil menghilang alias mendadak ngah ngoh. Banyak orang terdekat saya mulai bilang, ngobrol sama saya kayak ngobrol sama tumbuh-tumbuhan cuma nggak ijo aja.

Dan saya nggak mengada-ada yah. Multitasking memang merusak otak. Dari yang awalnya multitasking karena tuntutan pekerjaan yang deadline-nya mepet-mepet aja, lama-lama otak seperti tuman, nggak bisa kalau hanya melakukan satu kegiatan dalam satu waktu. Jadinya ya itu tadi, "sambil-sambil" dalam segala aspek kehidupan.

Saya jadi nggak bisa masak kalau nggak sambil nonton Netflix, nggak nyaman skincare-an tanpa lihat Youtube, nggak bisa banget beberes rumah tanpa dengerin podcast, dan yang paling parah, nggak bisa banget kumpul-kumpul bersama teman tanpa scrolling sosmed, dan lain-lain. Rasanya gelisah dan seperti merasa buang waktu ketika cuma melakukan satu hal saja. Padahal melakukan banyak hal sekaligus juga biasanya nggak ada yang selesai, atau selesaipun hasilnya nggak bakalan memuaskan. 

Dampak lainnya yang paling kerasa juga adalah attention span saya jadi pendek alias saya jadi nggak sabaran. Saya nggak sanggup lagi untuk menulis dan baca buku, yang sebenernya merupakan core dari semua aktivitas akun RacunWarnaWarni dan cabang-cabangnya. Jangankan baca buku, nonton film atau video aja belakangan sering saya cepetin atau skip-skip kok karena nggak sabaran.

Saya juga merasa kesepian, kosong... Suami, bestie, dan keluarga saya nggak kemana-mana sih sebenernya, tetap mendampingi, tapi saya saja yang merasa terasing dan jauh dari mereka karena pikiran saya yang tertutup kabut.

***

Mencoba menjelaskan kondisi menthel health saya dalam sebuah tulisan itu kok ternyata susah sekali ya? Semoga saja pada paham. Tapi kalau enggak ya udah saya nggak marah. Saya kan sekarang sedang berusaha mindful

Baca juga: Halo, ini masih Arum. Belum jadi Mixue.

Latihan mindfulness yang saya share di postingan sebelumnya kemaren ternyata memang banyak membantu saya dalam proses menemukan diri saya kembali. Jadi sebenernya, saya sekarang udah jarang ninggalin jenazah di air fryer dan jarang marah-marah kecuali keseringan denger apt apt. 

Walau masih proses yah, dan saya yakin prosesnya masih panjang. Nggak papa sih berproses pelan, yang penting tetap berprogres walau sedikit, tidak menyerah dan tidak kembali menjadi suket-suketan ngah ngoh.

Hmm...sepertinya kok seru ya blog ini dijadikan semacam mindfulness journal gitu. Kek...KEREN BANGET ULUH! Berasa yang nulis itu orang cerdas banget dan nggak suka ninggalin ingkung di air fryer, nggak sih?

Halo, ini masih Arum. Belum jadi Mixue.

2 comments

Astaga! Takut banget, yagesya T.T.

Terakhir saya nulis di sini adalah Februari 2023. Itupun postingan berbayar alias sponsor post. Postingan sebelumnya juga sponsor. Lalu sebelumnya lagi juga sponsor. Wow sungguh seorang blogger mata duitan. Nggak mau nulis kalau nggak ada duitnya. Gitu kok banyak sekali yang kangen, iyach? 

Tapi ya begitulah kalau terlanjur beken. Diem aja jadi sensasi.

Sejujurnya, saya agak bingung mau memulai dari mana. Selama setahun lebih ini, sayatu bener-bener berhenti bikin tulisan panjang. Bukan cuma di blog ini, tapi juga di blog-blog lain yang saya punya (iykwim), dan saya juga mengundurkan diri dari website tempat saya menulis selama bertahun-tahun. Kalau bahasa keren ala blogger zaman old: "hiatus". Dan memulai menulis kembali setelah lama hiatus itu ternyata nggak mudah.

Tapi ya...daripada dikudeta Mixue?

***

Mengenai alasan yang mendasari saya berhenti nge-blog waktu itu...kayaknya semua pasti udah tau lah ya? Alasannya ya karena industrinya sudah berubah. Karakter netizen juga ikut berubah. Munculnya sosial media bikin attention span orang-orang kek kamu makin pendek dan akhirnya mulai malas membaca. Buat apa membaca artikel 1500 kata kalau bisa lihat video joged kurang dari 1 menit?

Nggak, nggak usah tersinggung sendiri! Ini termasuk saya juga kok. Saya juga jadi malas baca lately. Kita tersinggung rame-rame ya.



Long story short, selama saya hiatus itu (hiatus nulis blog, tapi malah kerja kek robot di platform sebelah), saya mengalami banyak hal yang kurang wangun. Pola hidup dan pola kerja yang saya jalani, ternyata pelan-pelan bikin saya "sakit" dan menjauhkan saya dari orang-orang yang seharusnya anu. Saya bingung mau menjelaskan bagaimana yah. Apa ini yang dinamakan mental breakdance? Tapi intinya, saat ini saya sudah lebih baik kok. Atau setidaknya sedang dalam proses menyembuhkan diri. 

Banyak hal yang saya lakukan untuk bebenah, baik fisik ataupun mental. Yang paling kelihatan di instagram saya sih, setahun (lebih) belakangan saya memperbaiki pola hidup. Saya diet, clean eating, dan olahraga. Berat saya turun 13 kg dalam proses ini, dan ini baik yah, karena sebelumnya saya memang overweight. Saya melakukan diet dengan cara yang sehat diawasi oleh segenap elit global dan pihak-pihak yang berwenang. 

Selain itu, yang nggak kelihatan secara langsung oleh pemirsa, saya juga ke psikolog untuk mendapatkan bantuan profesional. Yang sedang saya usahakan banget adalah melatih kembali fokus saya yang udah sangat berantakan karena kebiasaan multitasking beberapa tahun belakangan ini. Menajamkan kembali kemampuan saya untuk merasakan dan menikmati berbagai hal tanpa distraksi apapun. Atau bahasa kekiniannya: melatih mindfulness.

Saya mencoba kembali ke banyak kebiasaan lama yang dulu bikin saya bahagia, tapi akhir-akhir ini saya tinggalkan. Di antaranya: membaca dan menulis. Saya random aja pick satu novel yang banyak banget direkomendasikan di X, yang ternyata PORNO BANGET, JINGAN T.T. Tapi ya udah saru dikit ngaruh. 


Kembali menulis di sini, selain karena saya kangen menjadi primadona kota Jogja, juga merupakan salah satu terapi untuk mindful. Jadi maafkan kalau tulisan saya masih kaku. Namanya juga berobat jalan.

***

Segitu aja update dari saya. Saya yakin ini menarik kan ya? Wong berita Raffi Ahmad joged koplo saja menarik kok sampai diulas media masa. Masa berita kesembuhan mental breadtalk saya tidak menarik? 

Kedepannya saya pengen bisa sering-sering update dan cerita-cerita saru di sini. Tapi saya jujur aja nggak tau mau kemana arahnya blog ini nanti. Saya masih suka makeup dan skincare kok, tapi saat ini sedang yo ngono kae lah... Apa saya jadi buzzer politik aja ya, katanya duitnya lebih banyak?