Review 3 Reed Diffuser Murah

18 comments
Review Reed Diffuser Murah dan Bagus dari Evergreen, Bayfresh dan Miniso

Semenjak pandemi, popularitas essential oil meningkat tajam. Saya tu rasanya minger dikit ketemu bakul essential oil. Dan tentu saja, popularitas essential oil juga diiringi dengan menanjaknya popularitas diffuser sebagai alat untuk anu-anu essential oil. Selain ultrasonic diffuser yang pernah saya bahas sebelumnya, reed diffuser juga mulai naik daun.


Nah, kali ini saya mau membahas beberapa merek reed diffuser, tapi yang murah-murah aja. Sekalian membandingkan tiga reed diffuser murah yang paling populer saat ini, yaitu Bayfresh Reed Diffuser vs Miniso Reed Diffuser vs Evergreen Reed Diffuser. Bukan berarti saya cuma pakai yang murah ya, saya pakai yang mahal juga (dijelaskan agar tidak dikira misqueen). Jadi penggunaannya saya mix gitu sesuai kebutuhan yang nanti akan saya jelaskan, ruangan mana yang dikasih reed diffuser murah dan ruangan mana yang mahal. Terusss nanti saya kasih tempat belinya juga, sudah saya kurasi yang trusted dan paling murah! Kalian tinggal klik dan saweeerrrr!

Tapi sebelumnya, saya akan jelaskan dulu soal Reed Diffuser.


Apa Itu Reed Diffuser dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Reed diffuser adalah salah satu jenis diffuser. Diffuser sendiri adalah alat untuk menyebarkan essential oil atau fragrance oil ke udara, agar aromanya bisa kita nikmati. Beda dengan ultrasonic diffuser yang pakai listrik, kalau cara kerja reed diffuser adalah menyebarkan aroma dengan cara menyerap cairan ke reed (batang rotan atau sekarang juga bisa pakai fiber reed), dan kemudian menyebarkannya ke seluruh ruangan.

oh iya, reed diffuser ini nggak bisa langsung menyebar wanginya setelah dibuka ya. Kita harus menunggu agar penyerapan cairan parfum ke batang reeds-nya sempurna, baru setelah itu kita bisa menilai kualitas reed diffuser. Jadi jangan lah baru buka reed diffuser-nya lima menit langsung "seenak ituh ngga ngerti lagi mau meninggal mo nangis sumpah aku suka benget bengeeettt jujur jujyur!!" Ya paling enggak tunggu satu hari dulu lah. Atau kalau mau perfect, tunggu beberapa hari, baru kamu review itu reed diffuser bikin mau meninggal atau engga.

Bisa dibilang sih reed diffuser ini lebih mudah penggunaan dan perawatannya dibandingkan jenis diffuser yang lain. Nggak perlu pakai listrik, nggak pakai api, nggak perlu dicuci, dan nggak perlu meramu oil berkali-kali. Tinggal buka, pasang reed, udah deh didiemin aja di pojok ruangan sampai cairannya habis, biasanya sih satu bulan, tergantung banyaknya reed yang ditancapkan dan formula parfume liquid-nya. Bentuknya juga aesthetic, jadi bisa banget dipakai sebagai hiasan. Letakkan di spot dimana kamu biasa shoot buat IG story agar netizen mengira hidupmu indah dan penuh dengan hal-hal aesthetic siapa tau kamu jadi selebgram. Siapa itu Awkarin?

Baca juga: Essential Oil Diffuser vs Lilin Aromaterapi vs Reed Diffuser

Jadi, jelas ya. Reed diffuser adalah alat untuk menyebarkan aroma ke seluruh ruangan. Sama fungsinya dengan ultrasonic diffuser yang sering muncul di IG story selebgram-selebgram itu, hanya saja beda bentuk. Jadi kalau ada yang bilang: "Aku nggak suka essential oil. Aku sukanya reed diffuser!" Boleh dijawab dengan: "nani?"

meme kucing nani

Karena reed diffuser itu kan alatnya. Essential oil adalah produknya. Nggak suka sama essential oil tapi suka sama reed diffuser? Terus kalau saya kasih reed diffuser yang diisi dengan essential oil, seperti Tabanan Sakka.Bali atau Rayu Rumah Atsiri, piye? Itu isinya essential oil lho! Berarti nggak suka dong? Tapi itu reed diffuser. Katanya suka? Nah, loh!

Oh iya, buat yang koleksi essential oil-nya sakbajeg asu, bisa banget kok bikin DIY parfum untuk isian reed diffuser. Pakai aja botol kaca bermulut kecil, lalu beli reeds di marketplace (harganya murah banget), lalu pakai essential oil, carrier oil, dan alkohol untuk bikin sendiri DIY reed diffuser-mu. Tapi ini lain kali aja kita bahas.


Bedanya Reed Diffuser Mahal Dengan Yang Murah

Banyak yang mengira, kalau reed diffuser mahal pasti lebih wangi semerbak. Sering kok ada yang bilang di IG story, "aku puas dengan Bayfresh Reed Diffuser, dan next mau beli reed diffuser yang harganya mahal, karena Bayfresh aja udah wangi banget apalagi yang mahal!" Padahal nggak gitu mainnya, Bambang.

Saya udah nyoba beberapa reed diffuser mahal. Rata-rata sih keluaran brand essential oil lokal gitu ya. Dan memang beda dari yang murah. Tapi bedanya bukan di kekuatan aromanya. Kayak parfum murah dan parfum mahal deh, kan nggak semua parfum murah baunya nggak kecium, dan nggak semua parfum mahal baunya nyegrak?

Bedanya ada di bahan dan jenis aromanya. Reed diffuser mahal rata-rata pakai essential oil. Kalaupun ada tambahan sintetic fragrance, biasanya jumlahnya sedikit dan pakai bahan fragrance yang memang bagus. Nah, reed diffuser yang pakai essential oil ini dipercaya punya healing properties dan nggak toxic gitu. Aman buat tubuh kita.

Baca juga: Rekomendasi Essential Oil Favorit Dari Brand Lokal

Jadi saya memang biasanya pakai yang mahal untuk di ruang tertutup dan ber-AC, dimana saya sering menghabiskan waktu di sana, seperti misalnya, kamar tidur dan studio makeup atau  ruang kerja saya. Dan saya pakai yang murah untuk ruangan yang lebih terbuka, jadi udara selalu mengalir keluar masuk, atau di ruangan dimana kita nggak berlama-lama berada di dalamnya, seperti misalnya, ruang tamu dan kamar mandi.


Review Reed Diffuser Yang Murah-Murah Aja

Nah, tapi kali ini saya pengen nge-review reed diffuser yang harganya murah, yaitu Bayfresh, Miniso, dan Evergreen. Semua yang saya sebutkan di sini harganya di bawah 70 ribu. Dan saya pakai reed diffuser murah ini untuk diletakkan di kamar mandi dan ruang tengah, bukan untuk di kamar tidur. Tapi kalau kamu ya terserah saja mau diletakkan dimana, asal jangan diminum.


Evergreen Reed Diffuser

Review Evergreen Reed Diffuser

Harga Evergreen Reed Diffuser: Rp 22.525 /30 ml
Harga Refill Evergreen Reed Diffuser: Rp 13.440 /30 ml

Yang pertama dan termurah adalah Evergreen. Saya nemu Evergreen ini di marketplace pas lagi iseng cari reed diffuser. Keyword reed diffuser. Sort by price: low-high. Tolong bilang kalian  juga sering begini kan? (Rebahan sambil menantikan saat-saat kestabilan ekonomi dimana saya bisa belanja tanpa harus sort by price).

Evergreen ini menarik banget ya. Karena selain murah, dia juga aesthetic. Kalau menurut saya sih, Evergreen ini yang paling enak dilihat dibanding Bayfresh dan Miniso. Soalnya dia kecil dan reed bawaannya warnanya coklat kayu. Jadi terlihat instagramable banget pas saya pajang bersama bunga-bunga kering penghias ruangan dan perabotan mewah kualitas atas yang saya beli lunas tanpa cicilan. Kelebihan lainnya adalah dia ada refill-nya. Jadi kalau produk dalam kemasan kaca kita habis, kita bisa beli refill yang lebih murah. Ngirit lah. Lagian kemasan kaca begini kan memang tahan lama dan bisa dipakai berkali-kali.

Evergreen Reed Diffuser punya 6 varian aroma, yaitu: Serenity Design (ungu), Cherfull Blossom (pink), Inspiring Nature (hijau), Refreshing Citrus (kuning), Sweet Romance (merah), Summer Shunsine (oranye). Yang sudah saya coba adalah Cherfull Blossom dan Inspiring Nature. Cherfull Blossom ini aromanya floral fresh, sedangkan Inspiring Nature aromanya lebih greeny dan seger. Saya sendiri lebih suka yang Cherfull Blossom. 

Kekurangan Evergreen Reed Diffuser ini aromanya nggak sekuat Bayfresh dan Miniso Reed Diffuser. Ya kecium sih, apalagi saya kan pakai di kamar mandi saya yang ukurannya seuprit doang (( TAPI MEWAH )) itu. Tapi tetep aja nggak sekuat merek lain. Ya ada harga ada kualitas lah ya. Kalau kalian cari reed diffuser yang murah untuk ruangan berukuran sangat kecil, Evergreen Reed Diffuser bisa dicoba.


Miniso Reed Diffuser

Review Miniso Reed Diffuser

Harga Miniso Reed Diffuser: Rp 60.000 /50 ml

Miniso Reed Diffuser adalah yang termahal yang saya mention di sini, tapi justru yang saya paling nggak suka. Kalau secara aroma, sebenernya Miniso Reed Diffuser ini justru yang paling kuat dan enak, tidak terasa artificial. Kekuatan aromanya juga yang terkuat dibanding Bayfresh dan Miniso. Ya wajar. Harganya saja paling mahal. 

Varian aromanya ada 4, yaitu Damascus Rose (pink), White Tea & Orris (abu-abu), Grapefruit & Gardenia (hijau), dan Tubberose & Gardenia (biru). Yang pernah saya coba adalah yang White Tea dan yang Grapefruit. Dan yang saya rekomendasikan adalah White Tea. Ini aromanya sumpah deh, enaaakk banget! Seger dan nggak murahan. Saya taruh di kamar mandi, bikin betah mandi-mandi mulu. Suami saya juga sampai tanya, "kamu pakai parfum kamar mandi apa sih kok enak bener?" Kalau yang Grapefruit menurut saya sih too fruity ya, saya kurang suka.

Tapi yang bikin saya nggak begitu suka dengan Miniso Reed Diffuser ini adalah: pertama, dia nggak ada refill-nya. Kedua, di mata saya botolnya kurang indah. Bentuk botolnya dan pilihan warnanya ini bukan selera saya sih untuk pajangan ruangan. Di foto juga nggak terlalu cantik. Udah gitu, saya jadi harus beli-beli sekemasannya terus karena nggak ada refill-nya, padahal saya nggak suka kemasannya. Jadi kzl aja rasanya dan akhirnya saya nggak beli lagi.

Tapi kalau kalian memang hanya mengejar kenikmatan duniawi seperti aroma yang enak dan kuat dan mewah dan nggak se-deep saya yang mikirin keindahan kemasan dan lingkungan hidup, cus tumpuk dosamu dan beli sana. Yang White Tea & Orris-nya aromanya memang seenak ituh ngga ngerti lagi. Nggak. Saya nggak mau meninggal.


Bayfresh Reed Diffuser

Review Bayfresh Reed Diffuser

Harga Bayfresh Reed Diffuser: Rp 41.900 /30 ml
Harga Refill Bayfresh Reed Diffuser: Rp 27.400 /30 ml

Nah, kalau Bayfresh Reed Diffuser ini adalah favorit saya. Follower instagram @racunwarnawarni pasti paham saya cinta banget sama Bayfresh. Untuk kemasannya, sebenernya saya lebih suka Evergreen karena lebih kecil. Wong isinya sama-sama 30 ml tapi kok Bayfresh lebih bulky ya? Tapi ya udah lah ya, lumayan kok, bagus juga dipajang.

Bayfresh Reed Diffuser tersedia dalam 4 pilihan aroma, yaitu Amber Lavender (ungu), Yuzu Citron (kuning), Sakura Bloom (pink), dan Vanilla Bean (coklat). Saya pernah mencium semuanya. Yang saya suka adalah Vanilla Bean dan Amber Lavender. Yang Sakura Bloom menurut saya baunya kecut dan aneh. Kalau yang Yuzu Citron karena emang dasarnya saya nggak suka aroma jeruk atau citrus. Tapi yang saya pakai akhirnya cuma Amber Lavender, karena Vanilla Bean ini aromanya agak-agak bikin laper saya khawatir diffuse sebulan kemudian lemu.

Nah, kekuatan aroma Bayfresh ini lumayan kuat lah. Sedikit di bawah Miniso, tapi jauuhh di atas Evergreen. Tapi kalau jenis aromanya, Miniso lebih terasa mewah. Tapi ya Bayfresh tetep enak. Enak banget malah. Dan aroma Bayfresh Reed Diffuser yang Amber Lavender ini terbaek sih bikin ruangan jadi terasa nyaman. Floraly, ada segernya dikit, ada manisnya dikit, tapi sama sekali nggak eneq. Menurut saya perfect buat ruang tamu atau ruang keluarga gitcyu.

Dan satu poin penting yang bikin nilai Bayfresh ini naik jauh dibanding Miniso: Bayfresh ada refill-nya. Sobat mewah namun medit ini sungguh bahagia. Males lah kalau nggak ada refill. Dikata saya makan beling.

(Baca Juga: Review Sakka Bali Reed Diffuser)


Reed Diffuser Murah Favorit

Nah, ini akan saya urutkan dari yang saya suka ya. Dan sekalian saya kasih link untuk tempat belinya. Ini tempat belinya sudah saya kurasi yang trusted dan paling murah. Tenang saya terlatih cari barang murah.

Pemenang 1 : Bayfresh Reed Diffuser, beli di sini.
Pemenang 2 : Miniso Reed Diffuser, beli di sini.
Pemenang 3: Evergreen Reed Diffuser, beli di sini.

Selamat klik dan sawer.

Review Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion, dan Swatch All Shades

36 comments
Review Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion All Shade

Sebenarnya saya termasuk yang nggak terlalu suka dengan cushion foundation. Saya mah anaknya old school, lebih suka foundation dalam kemasan botol. Tapi kemudian saya nyobain Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion, dan barulah saya merasa bahwa, "oke, akhirnya saya suka sama cushion!"

Sudahnya saya memang suka produknya, lalu saya dapet 8 shade cushion ini sekaligus pula! Jadi saya memutuskan untuk review Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion, sekalian ngasih swatch all shade (termasuk new shade), dan menjelaskan shade-nya satu persatu. Saya sendiri sih paling cocok sama Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion shade Coco. Sedikit kegelapan, tapi saya suka. Nanti akan saya jelaskan juga kenapa saya suka Coco.

Saya akan kupas tuntas produk ini ya. Karena bisa jadi saya suka banget, tapi kalian enggak. Nah, untuk itu, kalian bisa baca deskripsi saya yang detail, bukan sekedar pada kesimpulan bahwa saya suka atau enggak dengan produk ini.


Packaging Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Packaging Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Kemasan Somethinc Cushion ini berbentuk kotak, tapi nggak menyudut. Sedikit bulky sih menurut saya, tapi nggak terlalu masalah. Di dalam kemasannya sudah tersedia sponge atau puff aplikator dengan kualitas yang sangat bagus, dan juga cermin. Cushion puff-nya diletakkan terpisah dari produk, jadi ada penyekatnya untuk membatasi produk dengan puff saat disimpan. Ini penting biar nggak jyjyk.

Detail Kemasan Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Yang unik, cushion ini menggunakan tehnologi mesh atau jaring, bukan cushion atau bantalan. Bingung kan? Hooh, saya juga bingung. Jelasinnya.

Jadi, kemasan tempat menampung produk ini bukan cushion/ bantal empuk. Permukaannya adalah mesh seperti pada foto di atas. Kalau ditekan, akan terasa lempengan keras begitu loh, bukan bantal empuk. Oke, makin bingung kan? Pokoknya ini bagus deh nggak mudeng ya udah #MulaiFrustrasi. Mesh ini diklaim lebih higienis dan nggak menyerap produk dibandingkan bantalan cushion biasa.

Klaim tidak menyerap produk ini bener sih. Saya seringkali punya cushion, yang kalau didiemin 2 bulan aja terus mengering. Produknya nyerep di cushion-nya dan nggak bisa dipakai lagi. Tapi saya udah punya si Coco dan Charlote berbulan-bulan dan produknya masih sebagus saat pertama kali saya pakai. Ketika ditekan, produknya masih lancar keluar gitu, nggak kering.

Klaim anti-bakteri (lebih higienis) juga menurut saya cukup hooh. Soalnya lagi-lagi, cushion-cushion yang saya punya seringkali aromanya berubah kalau sudah lama. Mungkin karena cushion yang lembap mudah mengikat bakteri. Nah, mesh ini nggak pakai bantal, dan terbukti aromanya nggak berubah sama sekali walau sudah lama saya punya.

Sponge Puff Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Kualitas sponge-nya juga bagus, permukaannya halus banget dan mampu pick-up produk dengan baik. Bentuknya yang kemothak tidak bunder, bikin ujung-ujung sponge-nya enak dipakai di area-area sudut wajah yang sulit dijangkau. Sponge saya yang Coco udah saya cuci berkali-kali dan masih enak dipakai.

Refill Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Selain menjual dalam kemasan utuh, Somethinc Cushion juga dijual dalam bentuk refill yang lebih hemat. Ini menurut saya jadi tambahan nilai yang guede banget sih! Karena saya suka shayang buang-buang kemasan makeup. Jadi kita cuma perlu beli kemasan full sekali, lalu selanjutnya tinggal beli refill dan pakai ulang kemasan lama sakjebole.


Swatch All Shade Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

All shade Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Awalnya, Somethinc Cushion cuma menyediakan 3 shades, yaitu Charlote, Serene dan Coco. Namun kemudian Somethinc mengeluarkan lagi 5 shade tambahan, bersamaan dengan rilisnya refill cushion ini. Jadi ya sekarang total ada 8 shade. Dan semua akan saya swatch ya:

Swatch All Shade Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion


  • PERLE : Light - pink undertone
  • BIJOUX : Light - yellow undertone
  • NINA : Light medium - neutral undertone
  • SERENE : Light medium - pink undertone
  • CHARLOTTE : Light medium - neutral undertone
  • ECLAIR : Medium - pink undertone
  • COCO : Medium - yellow undertone
  • GODDES : Medium - yellow undertone

Untuk shade Coco, saya harus menjelaskan juga kalau menurut saya ini bukan yellow undertone, tapi lebih ke olive undertone. Undertone-nya kuning kehijuan, dan entah bagaimana malah bikin shade ini match dengan banyak warna kulit lho! Mungkin memang sebenernya shade olive ini cocok sekali dengan warna kulit orang Indonesia, cuma belum banyak brand lokal yang mengeluarkan, karena kebanyakan brand membikin warna yellow adalah kuning menuju ke oranye (warm tone), bukan kuning kehijauan (olive).

Lalu saya pernah dapat pertanyaan, "berdasarkan swatch, jadi apakah benar Charlotte lebih terang dari Serene?" Jawabannya enggak. Mereka berdua ada di tingkat skintone (atau level gelap-terang) yang sama. Cuma memang undertone-nya beda. Dan karena kulit saya cenderung kuning, jadi si Serene jatuhnya agak abu-abu di kulit saya.


Ngomongin Diversity dan Shade Foundation Lokal
Nah, ini isu yang akhir-akhir ini ngehits banget dikalangan beauty enthusiat. Katanya, shade foundation lokal dianggap belum mewakili kulit perempuan Indonesia secara keseluruhan. Dan karena kita sedang ngomongin Somethinc, saya harus bilang kalau itu benar. Walau sudah menyediakan 8 shades, namun menurut saya range warna yang dipilih oleh Somethinc ini condong lebih mengeksplorasi warna kulit terang. Isu ini juga mencuat (dan saya merasa harus membicarakan), karena brand Somethinc sendiri juga mendeskripsikan bahwa shade cushion ini specially created for Indonesian skintone, waktu meluncurkan shade terbaru mereka ini.

Jadi ketika Somethinc mengeluarkan 3 shade awal (Serene, Charlotte, Coco), dan bilang kalau mau mengeluarkan shade lebih banyak lagi, saya berpikir, mereka akan explore shade yang lebih gelap dari Coco. Tapi ternyata mereka hanya memberikan satu shade yang lebih gelap, yaitu Goddes, dan 4 lainnya dibikin lebih terang dari Serene.

Face Swatch Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion shade Coco
Somethinc Cushion shade Coco (medium - olive undertone).
Terlihat sedikit kegelapan di kulit saya yang light-medium, tapi saya suka karena undertone-nya olive dan bagus sekali jatuhnya di kulit saya.

Di tiga shade awal Somethinc, saya sendiri langsung suka dengan shade Coco. Coco adalah shade paling gelap ketika itu. Nggak perfectly match di kulit saya sih, sedikit kegelapan seperti terlihat pada foto, namun saya suka undertone-nya yang olive dan masih masuk-masuk aja di kulit saya. Dan biasanya kulit saya masuk ke golongan light-medium. Jadi bisa dibilang, 3 shade awal Somethinc Cushion ini sudah cenderung terang sebenarnya, hanya sampai medium skintone.

Waktu mereka mau membuat 5 shade baru, saya pikir akan dibagi rata, 2 shade lebih terang, dan 3 shade lebih gelap. Karena memang lebih banyak keluhan dari teman-teman yang punya shade gelap. Tapi ternyata, Somethinc cuma membuat 1 shade gelap di bawah Coco, yaitu Goddes. Goddes ini waktu dicoba oleh teman saya, Aqied, yang kulitnya tan, juga masih terlalu terang.

Saya paham sih, membuat shade foundation tentu banyak banget pertimbangannya, terkait biaya produksi dan juga target pasarnya. Mungkin, alasan kenapa banyak foundation lokal tidak menyediakan shade gelap adalah karena konsumennya tidak cukup banyak untuk mengembalikan modal produksi shade tersebut. Jadi saya sendiri cukup paham, untuk nggak terlalu berharap kepada brand baru seperti Somethinc, dalam masalah penyediaan shade yang lebih gelap. Karena ya, pembuatan shade gelap ini lebih masuk ke biaya branding, keuntungannya bukan dari penjualan produk tapi lebih ke nama baik. Dan brand yang baru merintis, tentu belum punya modal yang cukup kuat untuk hal ini. Lebih tepat kalau kita berharap kepada major brand yang sudah established dan berdaya, misalnya Wardah, Make Over, Sariayu, LT pro, dkk. FYI, saya pernah mendiskusikan ini di twitter @racunwarnawarni juga.

Face Swatch All Shade Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Tapi untuk Somethinc, saya akui, shade-nya memang cenderung terang sih. Bahkan untuk ukuran foundation lokal yang biasanya juga terang-terang, range warna Somethinc ini masih bisa dibilang terang.

Tapi saya dukung Somethinc untuk terus berkembang ya! Somethinc Cushion punya formula dan tekstur yang mantul abies! Akan perfect kalau suatu saat mereka bisa mewujudkan keinginan beauty enthusiast untuk menghadirkan shade foundation yang mewakili diversitas warna kulit perempuan Indonesia.


Tekstur dan Pigmentasi Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Tes Coverage Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion
Tekstur Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Karena ini dikemas dalam bentuk cushion, jadi saya kurang bisa (( menerawang )) teksturnya ya. Tapi ya sekilas saya colek pakai jari...eh ngga tau ding~ Saya nggak bisa bilang produk ini kentel atau encer teksturnya. Saya koplo.

Tapi kalau saya swatch satu layer dengan menggunakan sponge bawaannya, bisa dilihat pada gambar di atas ya, nutup bingit! Kesannya produknya sangat creamy dan thick. Padahal ya engga juga. Nge-blend-nya gampang banget kok. Enak pokmen. Saya ketagihan nge-blend produk ini!

Dan bisa dilihat juga, produk ini finish-nya glowing, nggak matte. Tapi glowing-nya pas kok nggak kempling banget kayak wajan. Lebih tepat dibilang satin finish kali ya? Karena glowing-nya, dia agak lama nge-set, dan harus di-set pakai bedak tabur lagi biar lebih stay. Untuk yang kulitnya berminyak, mungkin perlu ekstra pakai baking teknik. Tapi buat kulit kering saya sih sapu tipis-tipis pakai setting powder udah cakep.

Dan satu lagi yang bisa langsung terlihat, formula foundation ini bikin pori-pori dan tekstur kulit tersamarkan. Jadi beneran dah, kulit kelihatan flawless tanpa noda dan halus maksimal.

Coverage Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Pakai satu layer dengan menggunakan sponge bawaannya, hasilnya semua dosa tertutupi. Saya sendiri nggak merasa perlu bertobat pakai concealer lagi. Ini udah flawless banget sih!

Apalagi saya pakai shade Coco yang memang olive undertone atau kehijauan ya. Hijau ini bisa mengoreksi kemerahan pada kulit, dan warna kuningnya juga cukup banget untuk menetralkan dark circle di undereye. Jadi nggak perlu pakai face primer dan concealer, cushion ini udah cukup banget untuk menutupi imperfection di wajah saya.

Tapi ya jujur aja, saya nggak begitu suka full coverage foundation. Jadi saya lebih suka memakai dengan menggunakan beauty sponge (egg sponge). Atau kalau pun pakai cushion puff, pakainya saya geser-geser, bukan saya tepuk-tepuk, biar coverage-nya agak turun. Tapi kalau kalian suka yang full coverage, pakai biasa aja udah. Manteb!


Ingredient Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Formula Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion
Ingredient Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Karena kita lagi ngomongin makeup, jadi saya nggak akan membahas panjang lebar ingredient-nya ya. Saya fotokan saja untuk kalian baca, barangkali ada yang alergi atau menghindari suatu ingredient tertentu.

Cushion ini mengandung SPF 33 PA ++, yang buat saya kurang penting sih ada dalam sebuah produk makeup. Kecuali kamu yakin cushion yang kamu templokkan di wajahmu ini sudah sebanyak dua jari (sesuai takaran yang benar dalam pemakaian sunscreen), kamu harus tetap pakai sunscreen terpisah dalam jumlah yang benar.


Daya Tahan dan Oil Control Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Oil Control Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Ini penampakan Somethinc Cushion setelah saya pakai selama 6 jam ya, dengan catatan: Jenis kulit saya kering-kombinasi (sedikit minyak di T-Zone), saya pakai dengan skincare lengkap namun tanpa face primer, saya set dengan BLP Face Powder tipis-tipis, saya sempat keluar dengan menggunakan masker untuk groceries, kurang lebih 1 jam.

Before After Pemakaian 6 Jam Somethinc Cushion

Setelah 6 jam pemakaian:

  1. Dilihat sekilas secara keseluruhan, cushion masih menempel rapi di kulit dan tidak bergeser ataupun menghilang (faded). Hanya terlihat lebih berminyak di T-zone. Namun mari kita lihat lebih detil di nomor selanjutnya.
  2. Bila di-zoom, area bekas jerawat sedikiiittt lebih terlihat. Yang mana berarti memang produk sedikit faded, namun secara keseluruhan nggak terlihat.
  3. Produk mulai masuk-masuk di garis-garis halus bawah mata, namun nggak creasing parah.
  4. Produk sedikit menggumpal di area cuping hidung (ini wajar, terjadi di semua foundation pada kulit saya).
  5. Produk tidak cracking.
  6. Dry patch area tidak muncul.
  7. Warna kulit saya masih sama, yang mana berarti produk ini nggak oxidise.
  8. Produk sedikit transfer ke masker saya.

Secara keseluruhan, performa Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion ini bagus banget! Dengan segala kekurangan yang saya sebutkan di atas, percayalah, itu tergolong bagus kok dibanding foundation lain. Saya memang kadang over detail memperhatikan. Tapi sebenarnya kalau dilihat langsung tanpa niat judging, ya makeup saya masih bagus-bagus aja. Bahkan boleh dibilang performanya bisa diadu dengan high-end foundation!

Oh iya, untuk foto-foto review, saya memang zoom dan pakai mode detail ya. Jadi kelihatan tidak mulus. Kalau dilihat langsung dengan jarak pandang normal mungkin kira-kiranya seperti ini:

FOTD Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Harga Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Somethinc Cushion ini tersedia dalam dua kemasan, yaitu kemasan normal dan refill. Semua isinya sama, yaitu 15 gr. Dan jangan khawatir, kalau beli refill juga dikasih sponge atau puff aplikator baru kok.

  • Harga Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion : Rp.185.900
  • Harga refill Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion : Rp.125.000 (free sponge)
  • Harga bundle Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion + refill : Rp 248.720
(Harga berdasarkan web beautyhaulindo.)

Harga Somethinc Copy Paste Breathable Mesh Cushion

Kesimpulan
Cushion ini punya banyak banget sisi positif yang bikin dia langsung masuk ke dalam produk favorit saya, yaitu: enak banget di-blend, full coverage namun bisa diakali kalau mau tone down coverage-nya, tahan lama di kulit saya, nggak accentuates dry patch area, bikin garis-garis halus dan pori-pori samar, overall flawless deh pokoknya. Selain itu juga didukung dengan kemasannya yang gemez dengan harga terjangkau, dan tersedia kemasan refill yang bahkan lebih ngirit lagi. Sukak!

Kalau yang saya rasakan, formula cushion ini lembap dan glowing, agak lama nge-set-nya, jadi awalnya saya pikir yang kulitnya berminyak tidak akan suka. Tapi ternyata beberapa teman saya yang kulitnya berminyak pun suka sekali lho dengan cushion ini. Jadi mungkin penilaian saya salah, karena kulit saya juga nggak berminyak ^^.

Lalu kekurangan lain adalah soal pemilihan shade. Terlalu banyak range untuk kulit terang yang sebenarnya mirip-mirip dan berdekatan, namun hanya menyediakan 1 shade gelap, yang itupun masih tergolong medium ya, bukan tan. Semoga kedepannya Somethinc bisa lebih maju dan berkembang, dan bisa menyediakan lebih banyak shade! Go Somethinc!!


Pemenang giveaway Somethinc C-riously 24k Gold Essence dan Somethinc Cushion Charlotte adalah @izmi357. Selamat, Izmi. DM aku ya di instagram @racunwarnawarni.

Review Indoganic Brightening Vitamin C Serum. Serum Vitamin C Bagus Dari Brand Lokal!

27 comments
Review Indoganic Brightening Vitamin C Serum

Bulan-bulan sebelumnya, saya sudah ngomongin dua actives ingredient yang memang lagi ngetop, yaitu Retinol dan AHA/ BHA. Nah, kali ini saya mau ngomongin satu ingredient yang jadi all time favourite saya, yang selalu jadi wajib ada di meja rias saya, dan sudah saya pakai secara (( religius )) bahkan sejak saya belum mengenal Retinol dan AHA/ BHA, yaitu Vitamin C.

Karena saya memang sesuka itu sama vitamin C, jadi saya selalu punya essence/ serum/ skincare yang mengandung vitamin C. Dan sejak dulu saya selalu gonta-ganti, mencari hasil terbaik, finish ternyaman, formula terenak, dan juga harga yang sobat misqueen friendly. Sampai akhirnya, 5 bulan yang lalu saya ketemu Indoganic Brightening Vitamin C Serum, dan stuck sama produk ini sampai sekarang. Bolak-balik repurchase dan belum nyobain serum vitamin C yang baru lagi, karena menurut saya Indoganic Brightening Vitamin C Serum ini udah enak banget di kulit saya dari segi formula, tekstur, sampai hasilnya.

Nah, saya akan ceritakan ya, kenapa vitamin C jadi ingredient favorit saya, dan juga apa kelebihan Indoganic Brightening Vitamin C Serum ini dibanding serum lain.

Baca juga: Review Indoganic, Skincare Lokal Dengan Konsep Clean Beauty


Ingredient Indoganic Brightening Vitamin C Serum

Ingredient Indoganic Brightening Vitamin C Serum

Dilihat dari ingredient-nya saja, Indoganic Vitamin C serum ini sudah sangat istimewa:
  1. Ingredient-nya cukup simpel (minimal ingredient), list-nya pendek dan padat dengan bahan-bahan yang memang diperlukan oleh kulit. Jadi memang nggak terlalu banyak menambahkan bahan-bahan yang sebenarnya nggak penting untuk kulit.
  2. Clean Ingredient. Bebas dari paraben, sulfate, dan silicon. (Benzyl Alcohol merupakan pengawet alami penggantui Paraben yang lebih aman untuk tubuh).
  3. Tiga ingredient pertama adalah: Galactomyces Ferment Filtrate, Ascorbic Acid (vitamin C), dan Glutathione. Yang mana berarti presentase ketiga ingredient tersebut adalah yang terbesar dalam serum ini. Dan nggak kayak serum-serum lokal lain, yang biasanya meletakan water (air) pada list pertama, Indoganic memilih Galactomyces Ferment Filtrate yang merupakan humectant. Galactomyces melewati proses khusus secara fermentasi, sehingga menjadikannya kaya akan vitamin, amino acids, serta enzim yang sangat berkhasiat untuk kulit.
  4. Memadukan vitamin C dengan Glutathione, yang merupakan dua antioksidan yang cukup kuat untuk mencerahkan, memudarkan noda hitam, dan meratakan warna kulit. Glutathione adalah tripeptide protein yang terdiri dari tiga Asam Amino Utama (L-Gtutamic Acid, L-Custeine, L-Glycine), dan merupakan salah satu antioksidan terbaik, karena banyak sel-sel tubuh yang sangat tergantung dengan Glutathione.

Dengan Vitamin C dan Glutathione di ingredient list kedua dan ketiga, ya berarti klaim "brightening" dari serum ini memang nggak main-main. Serum ini juga dilengkapi dengan Niacinamide, mesti jumlahnya sedikit (ada di urutan kedua terbawah ingredient list), dan juga Tocopherol (vitamin E).

Indoganic Brightening Vitamin C Serum Clean Beauty, Non toxin, Eco Friendly Sustainable, Cruelty Free Ingredients

Indoganic memang meng-klaim produk-produknya sebagai clean beauty. Clean beauty adalah konsep produk yang menggunakan bahan-bahan non-toksin, eco-friendly, sustainable, dan cruelty free. Atau pada intinya sih tidak membahayakan bagi tubuh manusia, hewan, dan lingkungan. Dan melihat dari ingredient-nya, klaim ini memang bukan omong kosong juga.

Ini juga awalnya yang bikin saya penasaran saya Indoganic. Dan jadi jatuh cinta, karena walau mengusung konsep clean, namun faktor kualitas, hasil, dan tektur/ kenyaman produk juga tetep diperhatikan, nggak ada yang dikorbankan.



Tekstur dan Aroma Indoganic Brightening Vitamin C Serum

tekstur cair dan aroma Indoganic Brightening Vitamin C Serum

Biasanya, suatu serum menggunakan water di ingredient list pertama agar teksturnya watery dan nyaman. Nah, serum Indoganic ini tidak, namun teksturnya sangat nyaman!

Teksturnya cair ala-ala waterbased serum. Ketika dioleskan, serum ini awalnya terasa licin dan daya sebarnya cukup bagus, sehingga sedikit serum bisa diratakan ke area luas kulit. Dan setelahnya, serum dengan cepat akan nge-blend tanpa ada rasa lengket sama sekali. Bisa dibilang, ini adalah tipe tekstur serum yang bakalan cocok untuk jenis kulit apapun. Nggak mengeringkan, namun juga nggak lengket dan oily. Nyaman banget.

Serum ini punya aroma seperti bawang putih. Saya sendiri nggak terlalu terganggu ya, tapi mungkin untuk kalian yang kemayu, akan sedikit terganggu dengan aromanya. Harusnya sih enggak ya, karena begitu dioleskan ke kulit, aromanya hilang. Tapi ya namanya saja (( kemayu )) kan biasanya terganggu sama beginian wkwk. Aroma bawang ini wajar, karena serum ini mengandung Galactomyces dalam persentase yang tinggi, dan serum ini juga nggak pakai sintetic fragrance untuk menutupi aroma alaminya.


Kemasan dan Cara Penyimpanan Indoganic Brightening Vitamin C Serum

Kemasan dan Cara Menggunakan pipet Indoganic Brightening Vitamin C Serum

Dikemas dalam botol kaca berwarna gelap, dan ini bagus untuk melindungi produk dari paparan sinar UV yang bisa merusak kualitas produk. Lalu aplikatornya adalah pipet. Aplikator pipet ini ada baik dan jeleknya sih. Baiknya, kita tidak perlu menyentuh produk secara langsung. Mulut botol juga kecil, sehingga memperkecil resiko kontaminasi udara luar.

Namun pipet ini beresiko tinggi memasukan udara luar kedalam botol, apabila kita tidak terbiasa atau berhati-hati dalam menggunakannya. Yang penting sih jangan memompa produk atau memencet pipetnya, saat pipa berada di dalam botol. Cara penggunaan pipet yang benar:

  1. Keluarkan pipa tanpa memencet bagian atas pipet.
  2. Pencet tutupnya untuk mengeluarkan produk, saat pipa berada di luar botol. 
  3. Lalu masukan kembali pipa ke dalam botol (dalam kondisi tutup masih kita pencet), tutup rapat, baru kemudian lepaskan pencetannya.

Maaf terkesan ribet ya. Padahal ini simpel namun penting banget untuk menjaga kualitas produk. Banyak yang belum paham cara pemakaian kemasan pipet ini dengan benar.

Begitulah skincare. Mejet pipet pun ada aturannya, hey~~

Cara penggunaan Indoganic Brightening Vitamin C Serum

Walaupun kemasan serum ini sudah secure dalam botol kaca yang rapat, namun Indoganic sebenarnya tetap menganjurkan untuk menyimpan dalam kulkas. Saya sendiri, jujur selama hampir setengah tahun penggunaan, nggak pernah menyimpannya dalam kulkas. Sejauh ini sih baik-baik saja, tidak pernah sampai berubah warna, tekstur, dan aroma sebelum habis (satu botol saya habiskan dalam waktu kira-kira satu setengah bulan).

Namun ini mungkin juga karena saya menyimpan skincare saya di kamar yang AC-nya nyala hampir 24 jam. Jadi suhu di dalam kamar pun sebenarnya cukup dingin. Untuk yang menyimpan skincare di ruang yang tidak ber-AC, saya rasa harus mempertimbangkan untuk menyimpan vitamin C serum ini di kulkas. Bersama sawi dan cabe rawit :).


Cara Pemakaian dan Layering Indoganic Brightening Vitamin C Serum

Cara pemakaian Indoganic Brightening Vitamin C Serum lokal

Salah satu yang bikin saya cinta sama vitamin C adalah, pemakaiannya nggak tricky kayak Retinol. Vitamin C boleh dipakai di pagi hari. Justru bagus karena sifatnya mendukung kerja sunscreen. Tapi kalaupun mau dipakai di malam hari juga boleh banget. Bebas. Mau pakai pagi aja, malem aja, atau pagi dan malem, yang penting basic CTMP-nya sudah pakai. Sesuaikan saja dengan kulit masing-masing.

Baca juga: Basic Skincare CTMP

Saya sendiri cuma pakai di pagi hari, 2-3 drop sekali pemakaian. Alasannya karena kebiasaan saja, dari dulu saya pakai Vitamin C Serum di pagi hari. Malamnya saya pakai acid toner atau Retinol. Selain meminimalisir resiko iritasi, cara ini juga saya lakukan agar skincare routine saya nggak kepanjangan. Kalau kepanjangan saya suka mager duluan soalnya.

Karena ini serum, jadi kalau CTMP, pakainya ya setelah hydrating toner. Begini urutannya:

Hydrating Toner - Indoganic Brightening Vitamin C Serum - Moisturiser - Sunscreen

Kalau mau dipakai malem, dan mau layering dengan serum lain, silahkan dikira-kira sendiri dari teksturnya ya. Indoganic Brightening Vitamin C Serum ini teksturnya seperti waterbased serum. Jadi pakai saja di slot antara essence dan serum. Kalau saya sih, rumusnya: pakai yang waterbased dulu, baru yang lebih oily. Dan pakai yang lebih cair/ ringan dulu, baru yang kental.

Baca juga: Paduan 10 Step Skincare Rutin

Lalu soal layering juga, saya adalah aliran yang: semua ingredient boleh di-layer, asalkan kulit kita cocok dan kuat. Jadi saya nggak ada pantangan me-layer vitamin C dengan ingredient apapun. Batasannya adalah kulit saya sendiri. Kalau dirasa perih, over-sensitized, atau bahkan breakout, ya berarti kulit saya nggak kuat dan harus diturunkan kadarnya atau dihentikan.

Dan ini harus dicoba sendiri ya, nggak bisa ditanyakan ke orang lain, karena sensitifitas tiap orang berbeda-beda.

Review Indoganic Brightening Vitamin C Serum. Serum Vitamin C Bagus Dari Brand Lokal!

Saya sendiri nggak ada masalah ketika mencoba me-layer Indoganic Brightening Vitamin C Serum dengan Retinol. Malah hasilnya sangat bagus di kulit saya! Tapi kalau kulitmu terlalu sensitif untuk itu, mungkin kamu bisa mencoba mengganti Retinol dengan Indoganic Rosehip Oil. 

Rosehip oil adalah minyak alami yang kaya akan anti-oksidan, mengandung fatty acids, linoleic, dan linolenic acids, yang dapat membantu regenerasi sel-sel kulit. Rosehip Oil tidak mengiritasi seperti Retinol. Jadi boleh banget kok dicoba kombinasi Indoganic Brightening Vitamin C Serum dengan Indoganic Rosehip Oil, untuk efek yang lebih mantul, namun minim resiko iritasi.


Hasil Pemakaian Indoganic Brightening Vitamin C Serum
Saya nggak bisa kasih before-after, karena saya udah pakai produk ini dari awal tahun kemaren. Dan awal tahun, saya nggak kepikiran foto before karena ya, nggak nyangka bakalan sesuka ini sampai mau nge-review secara khusus T.T.

Hasil Pemakaian Indoganic Brightening Vitamin C Serum

Tapi saya akan menjabarkannya:
  • Kulit lebih cerah
    Sejauh ini, Indoganic Brightening Vitamin C Serum adalah vitamin C serum yang paling ngefek saya pakai untuk balikin warna kulit. Saya mulai pakai ini tuh sepulang liburan dari Nusa Penida, dimana kulit saya gosong banget. Dan dalam waktu satu bulan, foundation saya yang biasanya udah bisa dipakai lagi, yang berarti warna kulit saya udah balik ke asalnya.

    Satu hal lagi yang saya suka dari Vitamin C adalah, efeknya mencerahkannya hasilnya nggak pucat. Jadi tone kulit naik, namun hasilnya nggak putih pasi. Saya selalu kelihatan seperti orang sakit tanpa rona kalau pakai Arbutin. Makanya saya cinta banget sama Vitamin C.

    Dan Indoganic Brightening Vitamin C Serum ini juga begitu. Efek mencerahkannya lumayan cepat dan terlihat nyata, tapi wajah tetap terllihat glowing, nggak kusam, dan merona sehat.


  • Kulit nggak kering dan nggak perih
    Saya pernah nyobain serum vitamin C mahal (bukan lokal) yang efeknya juga cepat. Tapi efek irittant-nya nggak nguwati. Kulit saya perih-perih dan jadi photosensitif banget. Nah, si Indoganic Brightening Vitamin C Serum ini efeknya juga cepat, namun nggak bikin kulit saya kering dan iritasi. Nyaman banget, tanpa tingling sensation saat awal pemakaian. Mungkin karena dia pakai Galactomyces Ferment Filtrate yang sifatnya sangat menghidrasi kulit ya.

Efek yang paling saya rasakan adalah itu. Kulit cerah, namun terlihat merona sehat, nggak kusam, glowing, dan nggak bikin kulit kering atau iritasi.

Hasil Pemakaian Indoganic Brightening Vitamin C Serum


Kesimpulan
Kayak yang udah berulang saya tuliskan, produk ini adalah current favourite vitamin C serum buat saya. Saya belum nemu Vitamin C Serum dengan harga yang lumayan terjangkau begini yang efeknya sebagus ini di kulit saya. Pemakaiannya juga cenderung mudah, nggak ribet layering-nya, dan nggak bikin kulit iritasi.

Kalau ditanya kekurangan, mungkin adalah aromanya, yang bagi sebagian orang mungkin akan sedikit mengganggu. Dan juga seperti sewajarnya produk dengan kandungan vitamin C, penyimpanan terbaik adalah di dalam kulkas. Saya sendiri menyimpan di dalam kamar ber-AC, nggak perlu kulkas. Namun buat kalian yang kamarnya suhunya lumayan panas, saya rasa harus rela sedikit ribet menyimpan produk ini di dalam kulkas.


Harga Indoganic Brightening Vitamin C Serum
Satu botol serum ini dibandrol dengan harga Rp.209.000 per 15 ml. Saya sudah menjabarkan ingredient-nya yang memang padat manfaat dan bersih, dan juga tekstur serta hasilnya di kulit saya. Buat saya sih ini jauh lebih worth it dibandingkan serum lain yang lebih murah, namun banyak kandungan nggak penting di dalamnya.

Untuk pembelian dan info yang lebih lengkap, silahkan kunjungi instagram @indoganic_official atau website Indoganic ya.

Rekomendasi Body Care Untuk Kulit Badan Kering Sensitif (Eksim)

27 comments
rekomendasi body care kulit kering sensitif eksim

Buat rakyat @racunwarnawarni cabang instagram, pasti sudah sering banget denger saya sambat soal kondisi kulit saya yang kering dan sensitif. Kulit saya, terutama kulit badan, memang sangat kering dan sensitif karena saya punya eksim (eczema), atau bahasa medisnya Dermatitis Atopik.

Nah, karena kondisi ini, saya biasanya picky banget kalau pilih produk perawatan kulit badan atau body care. Dan sensitifitas kulit yang disebabkan oleh eksim ini memang akan semakin parah seiring berjalannya usia. Jadi makin tua, seleksi produk saya semakin ribet. Saya jadi lebiihhh memperhatikan ingredient.

Tapi sebelum menuju rekomendasi produk, saya ingin menjelaskan sedikit apa itu eksim, buat yang belum tahu. Biar postingannya kelihatan keren gitu lho, bukan cuma pamer produk.


Apa itu eksim atau Dermatitis Atopik?
Dermatitis Atopik atau eksim adalah kondisi turunan yang menyebapkan kulit jadi sangat sensitif. Kulit eksim pada umumnya tidak punya kemampuan untuk melembapkan dirinya sendiri, jadi ya penderita eksim biasanya punya kulit yang sangat kering. Kalau pas kumat atau terpicu oleh sesuatu, biasanya yang terjadi adalah kulit merah meradang, gatal-gatal, lecet atau luka-luka, bersisik, pecah-pecah, dan berkerak. Dan semakin tua, biasanya gejala-gejala ini akan lebih sering muncul dan terpicu.

Biasanya, gejala-gejala eksim ini muncul di lipatan-lipatan dan area kulit yang sering tergesek. Misalnya: leher, sela jari, bagian dalam siku, area di balik lutut, bawah tete, selangkangan, daerah dada dan punggung yang tergesek tali beha, area pinggang yang terkena karet shempak, lekukan wajah, dan lain sebagainya. Tapi tiap orang  beda-beda ya. Eksim yang saya alami, (( UNTUNGNYA )) hanya di sekujur badan, muka saya sampai hari ini tidak pernah diserang. Mungkin eksimnya juga shayank dan tidak mau menodai kecantikan saya.

foto kulit dengan eksim
Eksim di leher. Biasanya pas kumat di leher saya jarang selfie, tapi entah kenapa saat itu lagi pengen.

Kalau kamu mengalami gejala-gejala yang saya tuliskan di atas, bisa jadi kamu eksim, tapi jangan geer dulu. Untuk tahu kamu menderita eksim (dermatitis atopik) atau bukan, kamu harus ke dokter kulit. Jangan self diagnose. Karena masih ada kemungkinan penyakit kulit lain selain eksim, misalnya psoriasis, hanya sekedar sentitit dan tidak cocot produk saja, atau disantet kompetitor. Dan beda penyakit penanganannya juga beda.


Penyebab Eksim
Kalau penyebab awalnya ya turunan itu tadi. Coba saja cari buapakmu atau mbuahmu atau siapamu, pasti ada yang mengalami gejala yang sama. Tapi kalau "penyebab gejala" atau pemicunya bisa berbeda-beda di masing-masing orang. Dan pada tulisan ini, saya hanya akan menyebutkan pemicu saya saja.

Ini dia pemicu yang biasanya bikin kulit saya kumat:
  1. Stres. 
  2. Pergantian cuaca
  3. Keringat
  4. Sulfate
  5. Alkohol
  6. Gesekan
  7. Mandi air panas
  8. Segala hal yang bikin kulit kering

Cara Mengobati Eksim
Tidak ada obat eksim. Jadi bukan cuma kecantikan saya yang no cure, eksim juga. Sekali orang terkena eksim, dia harus deal dengan itu seumur hidupnya. Yang harus dilakukan, bukan mengobati, tapi menghindari trigger atau pemicu alerginya sebisa mungkin agar tidak kumat.

Yang saya lakukan:
  • berusaha hidup bahagia agar tidak stres. Jadi tolong puji-puji saya terus di kolom komen ya, jangan nanya yang sudah ditulis biar saya nggak stres.
  • memakai produk-produk perawatan kulit badan yang gentle bagi saya (karena gentle bagi saya belum tentu gentle bagi orang lain. Ingat, trigger eksim setiap orang bisa saja berbeda.) 
  • memakai handuk yang lembut
  • sebisa mungkin tidak mandi pakai air hangat. 
  • pakai sabun yang sulfate-free. Cara tahu kalau produk tersebut tidak mengandung sulfate bagaimana? Ya dibaca ingredient-nya dong, Bambang! Saya biasanya menghindari kandungan Sodium Lauryl Sulfate (SLS), Ammonium Lauryl Sulfate (ALS), dan Sodium Laureth Sulfate (SLES).
  • untuk fragrance, saya juga sudah mulai menghindari. Karena beberapa kali kulit saya perih dan berakhir gatal-gatal ketika memakai produk-produk dengan parfum yang kuat. Padahal tadinya nggak papa. Tapi ya memang eksim itu begini sih, bisa jadi trigger-nya berubah atau bertambah. Kitanya yang harus peka. Nggak ada akhlak u emang, Sim!
  • Lalu yang paling penting juga: selalu jaga kulitmu dalam keadaan bersih dan LEMBAP! Jangan pernah skip atau males pakai body moisturizer.

Ya sesekali saya masih nyobain sabun kekinian yang berbusa-busa dan wangi dan pakai SLES, atau mandi air hangat. Tapi paling cuma seminggu sekali. Tidak menjadi kebiasaan yang dilakukan setiap hari.

Tapi kalau faktor pemicu yang nggak bisa saya kendalikan, seperti cuaca, ya saya sih pasrah saja karena saya bukan avatar the last airbender sang pengendali cuaca dengan tatto bison terbang.


Apakah Penderita Eksim Perlu Ke Dokter Kulit?
Perlu nggak perlu. Kalau menurut saya, sebenarnya nggak perlu kok ketergantungan harus ke dokter kulit setiap bulan dan menebus resep racikan yang lebih mahal dari harga dirimu itu. Asalkan kita bisa tertib selalu melembapkan kulit, dan sebisa mungkin menghindari pemicu, seharusnya sih aman.

twitwar trending twitter bekal makan suami
cuplikan twitwar bekal suami se-RT. Diambil dari instagram story @racunwarnawarni

Tapi pada kondisi tertentu, misal pas kumat kebangetan dan sampai mengganggu kehidupan dan mengganggu aktivitas twitwar soal bekal makan siang suami, ya mau nggak mau harus ke dokter. Nggak mau kan, ketinggalan twitwar-bekal-makan-suami cuma gara-gara (( GATHEL )) yang (( LITERALLY GATHEL ))?

Saya pun kalau kondisi pas tidak bisa di atasi, ya ke dokter juga. Tapi kalau pas nggak kambuh, ya saya hanya perlu melanjutkan gaya hidup sehat, menghindari pemicu, dan pakai produk yang tepat saja.


Rekomendasi Body Care Untuk Kulit Eksim
Tadinya, saya hanya pakai produk-produk yang direkomendasikan dan diresepkan oleh dokter kulit saya. Di antaranya adalah Noroid Lotion, almond oil/ coconut oil (merek apa aja), dan Aveeno Baby Soothing Relief Creamy Wash. Tiga produk itu manteb tenan dan mungkin sobat-sobat eksim yang sedang kumat bisa pakai. Saya rekomend abis bagus banget mau meninggal pokoknya.

Cuma ya kalau dipakai terus-menerus, saya merasa kehilangan jati diri saya sebagai princess. Soalnya, saya suka banget sama aroma wangi. Saya sedih, gundah, kecewa, kesal pakai body care nggada bau terus-terusan. Hal itu bikin saya stres dan males mandi serta males pakai lotion yang semuanya adalah pemicu eksim. Cry T.T.

Jadi, akhirnya saya berusaha mencari produk-produk yang wangi, namun nggak bikin alergi saya kambuh. Salah satu cara saya menyiasatinya adalah cari produk yang gentle tapi wangi. Ini bisa saja masih mengandung fragrance, tapi jumlahnya sedikit. Atau wanginya berasal dari ingredient yang dipakai (bukan sintetic fragrance) seperti kopi atau essential oil. Tapi tentu setiap orang nggak sama ya. Bisa jadi, kulitmu juga sensitif sama essential oil. Harus dites sendiri.

Ini dia produk-produk yang wanginya enak, yang saya pakai akhir-akhir ini:

Sabun Mandi


review dr. bronner's pure castile soap

Untuk sabun mandi, saya pakai Dr. Bronner's 18-in-1 Lavender Pure-Castile Soap. Castile soap adalah sabun minyak nabati yang serbaguna, yang tidak menggunakan lemak hewani dan bahan-bahan sintetik. Castile soap ini pada dasarnya adalah sabun yang natural, non-toxic, dan ramah lingkungan.

Nah, Dr. Bronner's ini ibarat (( BIANG SABUN )) begitu lho! Jadi produk ini bisa dipakai untuk apa aja dan pakainya harus di-dilute atau diencerkan dengan air. Dosis pengencerannya tergantung mau dipakai buat apa. Sabun ini selain dipakai buat mandi, juga bisa dipakai untuk keramas, mencuci muka, mencuci baju, mencuci piring, mencuci kocheng, mencuci anjing, dll. Tapi saya sendiri cuma pakai untuk mandi dan cuci tangan. Saya dilute dengan takaran sabun : air = 1 : 3. Lalu saya tempatkan di foam botle atau botol pembuat busa. Jadi kalau di pumping, yang keluar udah langsung busa.

Review Dr. Bronner's 18-in-1 Lavender Pure-Castile Soap:
  • Nggak ada busanya, kecuali mau pakai foam botle kayak saya. Kalau pakai shower puff juga bakalan berbusa tapi nggak sebanyak busa sabun biasa. Saya sih nggak masalah tapi kalian rakyat jelata yang biasa pakai sabun supermarket pasti iyik.
  • Wangi lavender-nya enak, lumayan kuat tapi nggak menyengat dan bener-bener kayak lavender essential oil.
  • Mudah dibilas dan nggak meninggalkan rasa licin!
  • Nggak bikin kulit kering. 
  • Eksim di sela-sela jari saya udah nggak pernah kambuh walau saya sering cuci tangan. Beberapa teman saya yang kulitnya normal nggak perlu pakai body lotion setelah beralih ke sabun ini.
  • Harga Dr. Bronner's 18-in-1 Lavender Pure-Castile Soap Rp.149.000/ 237 ml. Agak mahal, tapi awet banget dah karena pakainya dikit-dikit.

Body Lotion

review sensatia botanicals, eucalie, dan nature republic

Kayak yang udah saya bilang, saya tadinya selalu pakai unscented body lotion. Tapi lama-lama males yha! Jadi sekarang saya berusaha mencari body lotion yang wangi namun eczema friendly. Ini dia yang lagi saya pakai:
  1. Sensatia Botanicals Calming Body Lotion
    Saya selalu suka sama produk-produk Sensatia Botanicals karena memang ingredient-nya aman buat saya. Kalau ada teman yang hamil atau punya bayi, saya juga suka kasih kado produk Sensatia Botanicals, karena memang cenderung aman untuk ibu hamil dan menyusui.
    Review Sensatia Botanicals Calming Body Lotion: Aromanya memang sesuai namanya, calming, menenangkan. Sedikit herbal, di hidung saya terasa seperti perpaduan antara lavender, jasmine, dan sedikiiiiit aroma citrus. Memang nggak semerbak seperti body lotion supermarket, tapi cukup menyenangkan.
    Teksturnya juga enak. Cukup mudah dibaurkan, melembapkan, dan nge-blend dengan baik ke kulit tanpa rasa licin. Harga Sensatia Botanicals Calming Body Lotion Rp.180.000/ 300 ml dan Rp.240.000/ 500 ml.

  2. Eucalie Organic Anti-Aging Hand and Body Cream
    Ini penemuan terbaru saya! Tapi saya langsung jatuh cinta. Review Eucalie Organic Anti-Aging Hand and Body Cream: Teksturnya enak banget. Ala-ala tekstur hand cream mahal, yang creamy tapi nggak lengket berminyak, tapi melembapkan. Selama ini saya selalu berpikir, bakalan enak banget kalau ada body lotion yang teksturnya kayak hand cream. Mau pakai hand cream ke seluruh badan kan sayang ya. EH INI KESAMPAIAN!
    Kalau temen-temen biasa cium essential oil, pasti langsung familier sama aromanya. Aromanya herbal, green, dan menenangkan. Harganya Eucalie Organic Anti-Aging Hand and Body Cream Rp.139.000/ 90 ml, menurut saya terjangkau untuk teksturnya yang enak.

  3. Nature Republic Green Derma Mild Cream
    Saya sebenernya nggak suka body butter dengan kemasannya yang dicolek-colek, karena menurut saya nggak higienis. Saya kan soq bersih anaknya. Tapi cream ini bener-bener ampuh meredakan kegathelan saya kalau pas kumat, jadi ya udah saya shayank.
    Ini memang aromanya lembut banget, tapi seger. Nggak bau apek kayak unscented body lotion. Pokoknya nyenengin kalau pas dipakai. Harga Nature Republic Green Derma Mild Cream Rp.450.000/ 190 ml (free cica serum), agak pricey memang. Tapi yaudah lah ini ampuh dan guede banget nggak abis-abis!

Body Oil


Kalau mandi malam, saya selalu pakai body oil sesudahnya. Pakainya pas kondisi badan masih basah sebelum handukan. Nggak lengket dan cepat meresap kok. Bahkan lebih enak nge-blend-nya daripada pakai body lotion. Kalau lagi males pakai body lotion, saya cuma pakai body oil saja. Kalau lagi lebay saya pakai body oil terus ditumpuk lagi pakai body lotion.

Nah, dulu sih saya bisa pakai sembarang oil. Tapi kalau sekarang, saya harus pilih-pilih. Saya udah nggak bisa pakai Mustika Ratu Sandalwood Oil kesayangan saya, soalnya ingredient utamanya adalah mineral oil. Itu nggak cukup melembapkan kulit saya sekarang. Huhu sad, padahal baunya enak banget.


Saya sekarang lagi pakai Utama Spice Lavender Body Oil. Ingredient-nya soya oil, coconut oil, dan lavender oil. Oil-nya cukup ringan dan nggak greasy berlebihan, trus aromanya tuh lavender banget! Duh cinta! Saya suka pakai ini sore/ malem biar boboknya lebih nyenyak. Harga Utama Spice Lavender Body Oil Rp.95.000/ 100 ml.

Oh iya, ini kemasannya kaca dan bagian atasnya lubangnya kekecilan jadi susah di tuang. Jadi kalau saya sih, saya cabut dan buang aja seal atau pembatas tutup botolnya. Trus kalau lagi pengen aroma lavender yang lebih-lebih lagi, biasanya saya tetesin lavender essential oil lagi, baru saya pakai.

Body Scrub

review evt evete naturals coffee body scrub

Lho, katanya sensitif gesekan? Ehm...saya jaraaaang banget sih pakai scrub. Tapi kadang-kadang ya pengen juga. Cuma saya pastikan kalau:
  1. Pakainya nggak perlu digosok keras-keras. Ala-ala aja.
  2. Jangan terlalu sering. Dua minggu sekali masih oke lah.
  3. Pakai dalam kondisi kulit basah oleh air dan licin oleh minyak
  4. Sebaiknya sih pilih natural scrub, jangan scrub yang pakai microbeads (walau kadang sesekali saya pengen juga pakai cream scrub yang wangi. Nggak papa. Asal jangan sering-sering.)

Saya lagi pakai Evete Naturals Coffee Body Scrub. Scrub ini bentuknya bubuk, terbuat dari biji robusta dan brown sugar. Aromanya kopiiii banget, enak dan nyaman banget luluran sambil hirup aromanya. Nah, untuk pakai, saya biasanya campur dengan Mustika Ratu Minyak Cendana. Jadi saya tetep pakai si minyak cendana kesayangan saya dulu itu. Cuma nggak saya pakai sebagai body oil, sekarang saya pakai buat campuran scrub aja. Harga Evete Naturals Coffee Body Scrub Rp.54.000/ 80 gram.


Sudah cukup sekian ya ocehan saya soal eksim. Sebenarnya ini cuma mau pamer aja body care saya yang mahal-mahal itu. Tapi kalau ternyata postingan ini bermanfaat, ya syukurlah. Riya saya berfaedah.