10 Eye Makeup Favorit 2019

6 comments

Ini sudah bulan Maret, heiiii, 2020 sudah hampir selesai kenapa baru update eye makeup favorit 2019? YHA BIAR THO! Selow aja ya, guis. Sesempetnya aja saya tu. Biar nulisnya juga enak tanpa tekanan wkwkwk..

Saya itu sebenarnya punya banyak project buat blog ini. Selain pengen update favorit makeup, saya juga pengen nulis tentang Vaginismus. Yang follow instagram @racunwarnawarni pasti tahu kan, saya adalah seorang Vaginismus Survivor? Dan tanggapan ketika saya tuliskan di IG story lumayan bikin saya sadar bahwa penyakit ini tuh belum banyak yang tahu. Tapi ya saya perlu siapkan waktu dan mental ya untuk menuliskan di blog. Karena bagaimanapun juga, blog ini jangkauannya lebih luas dari instagram saya. Sayakan selebblog. Bukan selebgram wkwkwk...

Untuk sementara yang mau lihat pembahasan mengenai Vaginismus dari saya, bisa ke highlight story di instagram saya yang judulnya "Vaginismus" ya.

Nah, sekarang masuk ke makeup favorit. Kemarin saya sudah menuliskan mengenai "10 Lipstik Favorit 2019". Nah ini lanjutannya, yaitu "10 Eye Makeup Favorit 2019". 


1. Fanbo Perfect Brow Natural Gray

Saya sering ditanya, "kamu masih suka pensil alis Fanbo nggak sih?" MASIH DONG! Sampai saat ini saya masih pakai kok. Fanbo menurut saya adalah pensil alis terenak dengan harga yang sangat terjangkau. Cuma kalau dulu saya suka yang kemasannya merah dan shade-nya Black, sekarang saya lebih suka yang kemasan putih dengan shade Natural Gray ini. Soalnya rambut saya udah nggak hitam.

Untuk tekstur, menurut saya masih seenak yang lama. Nggak waxy, nggak terlalu lunak, tapi juga nggak terlalu keras, dan cukup pigmented. Warna yang Natural Gray ini nggak literally gray kok. Warnanya malah cenderung coklat taupe gitu, walau pigmen abu-abunya lumayan kuat. Saya pakai sih hasilnya natural sekali di alis saya.


2. Somethinc Brow Wiz Dark Brown

Selain Fanbo, saya menemukan satu pensil alis lagi yang jadi andalan saya yaitu Somethinc. Tapi ini retractable pencil ya, jadi dia nggak diraut tapi diputer. Saya suka banget sama bentuk micro pencil-nya, pas banget kalau untuk membentuk alis biar presisi. Saya tuh paling nggak suka pensil alis yang shape-nya segitiga. Terus Somethinc ini juga praktis, karena dilengkapi dengan spooly brush di bagian belakang.

Saya biasanya pakai Somethinc ini untuk touch up atau dibawa traveling. Karena kan ya, harganya kalau dibanding Fanbo lebih mahal dengan isi yang lebih sedikit, jadi saya hemat-hemat aja gitu. Meskipun sebenernya, untuk ukuran retractable brow pencil, Somethinc ini yang termurah ya. Dan terenak. Warnanya juga bagus, coklatnya cenderung taupe, nggak kemerahan. Warna kesukaan saya sebenernya Dark Brown, tapi punya saya yang Dark Brown habis jadi yang difoto yang Dark Chocolate.

Oh iya, kalau mau beli produk-produk Somethinc bisa ke @mei_kho ya.



3. Colourpop So Jaded Palette

Untuk palette, akhir-akhir ini saya lagi suka dengan Colourpop So Jaded Palette. Soal tekstur, nggak usah diragukan lagi lah ya, Colourpop gitu lho! Kalau soal warna, sebenernya saya awalnya nggak suka sama So Jaded. Selera warna saya tuh lebih ke warna yang neon ala Juvias. Si Colourpop ini warnanya mendam gitu. Nah, berhubung saya anaknya mirasantika noway, jadi saya nggak suka.

Tapi setelah dikulik-kulik lebih lanjut, saya nemu cara biar suka palette ini. Yaitu dipakai di atas base warna hitam. Warnanya tuh jadi ala-ala smokey palette-nya Morphe 12, tapi lebih banyak pilihannya. Suka sayatuuu.


4. Wet and Wild Rose In The Air Palette

Wet and Wild Rose In The Air Palette ini juga akhir-akhir ini jadi andalan saya. Pokoknya kalau butuh makeup cepet mau kondangan begitu, palette yang gercep kecandak pasti palette ini. Nggak mungkin salah kalau pakai palette ini soalnya. Pigmentasinya bagus banget dan enak dibaur, walau dia agak cenderung powdery ya. Jadi pastikan pakai eyeshadow dulu aja sebelum pakai complexion makeup.

Warnanya cantik sih. Ada warna transisi coklat yang cenderung warm, dan ada coklat yang netral juga. Lalu ada warna maroon dan fucshia-nya, jadi palette-nya nggak membosankan. Untuk palette sekecil ini, rentang warnanya lengkap dari warna muda, medium, dan dark. Lalu ada beberapa warna shimmer yang peletakannya di warna yang pas. Dan satu lagi, ada warna highlight dengan matte finish, yang menurut saya penting banget dan selalu kepake, untuk ngerapihin blending-an dan untuk bersihin area browbone. Untuk warna, palette ini adalah dupe dari Anastasia Baverly Hills Modern Renaissance Palette, tapi kalau untuk tekstur dan pigmentasi menurut saya sih Wet and Wild bahkan lebih bagus.


sumber: beautyandcosmetics.net/

5. Juvia's Place Afrique Palette

Pembaca lama pasti tahu banget kan ya, saya suka banget banget banget sama Juvias Eyeshadow? Menurut saya ini adalah eyeshadow palette ter-pigmented yang masih bisa didapat dengan harga terjangkau. Pilihan warnanya juga saya banget sih ya. Saya punya banyak palette Juvias, tapi tahun 2019 kemarin saya lagi seneng-senengnya main-main sama Afrique. Perpaduan warnanya saya lagi suka banget, dan favorit saya di palette ini adalah Cameroon.

Tapi sayangnya, Januari kemaren palette ini ilang dan sampai sekarang belum ketemu. Saya juga heran kenapa bisa begitu, padahal ya nggak mungkin palette ini hilang, paling keselip dimana gitu di rumah. Udah saya cari kemana-mana belum ketemu. Sedih banget saya tu :(. 



6. Lavie Lash Fleur

Untuk bulu mata favorit, saya masih kepada Lavie Lash yang Fleur. Ini di mata saya jadinya cantik banget dan natural. Saya sampai nyetok beberapa lho.


7. Peripera Sugar Twinkle Liquid Eyeshadow

Tahun lalu memang tahunnya liquid glitter eyeshadow banget ya? Dan saya termasuk salah satu yang "terjerat" hits-nya produk ini. Liquid glitter tuh ngasih efek yang langsung beda banget ke eye makeup, dengan pemakaian yang super mudah.

Dan sebenernya saya bingung mau mention Peripera atau Holika Holika, karena keduanya sama menurut saya. Untuk liquid glitter, saya memang kepada brand Korea. Liquid glitter brand lokal juga bagus kok, tapi untuk harga yang sama, Korea masih menang menurut saya. Kalau lokal tuh seringkali harus pakai trik biar glitter-nya bisa rata. Kalau brand Korea, tap asal-asalan aja udah rata dan bagus. Ini kritik yes, semoga kedepannya brand lokal bisa bikin liquid glitter yang lebih bagus lagi.



8 Maybelline Hypersharp Super Black

Berhubung saya nggak bisa pakai eyeliner, eyeliner pen dari Maybelline ini menurut saya adalah yang terbaik. Dia hitam pekat, tapi nggak over pigmented gitu lho. Saya nggak bisa pakai eyeliner pen yang disenggol dikit aja langsung tintanya keluar banyak kayak punya Somethinc (Somethinc bagus ya, saya aja yang ble'e nggak bisa pakai). Untuk eyeliner pen, saya lebih suka Maybelline karena lebih mudah dikontrol keluarnya tinta.


9. Zoeva Eye Blending Brush

Soal eyeshadow, menurut saya blending adalah yang utama! Wajib! Mau eyeshadow kelihatan bagus, ya blending-nya harus bener. Makanya saya kalau sama blending brush jor-joran. Merk mahal nggak papa, kan investasi, nggak mungkin kadaluarsa. Dan memang ngaruh banget kok pakai brush yang bagus itu.

Saat ini sih saya paling suka kuasnya Zoeva. Saya beli set eye brush gitu, dan semua kuas blending-nya kepakai. Saya bingung sih mau fotoin yang mana. Pokoknya kuasnya awet, nggak gampang njeprak, dan bulunya halusss. Hasil blending eyeshadow juga jadi lebih maksimal.


10. Masami Shouko 219

Yang ini tuh pointed blending brush. Ini enak banget kalau mau ngasih warna gelap di crease area tapi nggak mau garisnya terlalu besar. Presisi tapi masih tetep nge-blend dengan baik gitu lho!

Tapi sayangnya, punya saya ini seri lama. Baru-baru ini saya beli lagi si 219 buat back up, dan kualitasnya beda. Bulunya jadi kasar dan nusuk, terus sekalinya dicuci jadi ngejeprak gitu lho. Kecewa banget saya kenapa kualitasnya turun sih? Sementara 219 yang saya udah punya bertahun-tahun ini sampai sekarang masih bagus dan bisa diandalkan.


Nah, udah selesai. Saya lagi nggak punya eyeshadow base, lem bulu mata, dan mascara (dan lain-lain yang nggak saya tulis) yang bisa dijadikan andalan. Jadi nggak saya tulis. Dan berikut bonus FOTD saya, karena apalah artinya blogpost tanpa mempertontonkan kecantikan saya :).


Detail eye makeup
- Colourpop So Jaded Palette
- Maybelline Hypersharp Eyeliner
- Somethinc Brow Wiz Dark Chocolate
- Catrice Camouflage Cream Concealer (untuk base)
- Lavie Lash lupa yang seri apa wkwk
- Lem bulu mata Lavie Lash juga

Selamat tiru-tiru!

3 Salon Rambut Murah Untuk Keramas di Jogja (+ Price List)

12 comments
Salon Noto

Kalian pernah ngerasa nggak sih, bahwa kegiatan mandi adalah kegiatan yang sangat membosankan? Ya bayangin aja, kita melakukan kegiatan tersebut rata-rata sehari dua kali. Dengan aktivitas yang itu-itu aja. Tapi, dari rangkaian kegiatan yang dilakukan saat mandi buat saya pribadi, aktivitas keramas adalah yang paling menyenangkan, sakral, tapi juga yang paling malas dilakukan. 

Ritual keramas saya kurang lebih seperti ini: 
  • biasanya sejam sebelum masuk kamar mandi saya membalurkan minyak cem-ceman atau minyak zaitun di rambut. 
  • Kemudian setelah di kamar mandi baru proses mencuci rambutnya dimulai. Keramas pertama menggunakan shampo yang berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang tadi saya pakai. 
  • Lalu keramas lagi memakai shampo yang sama. 
  • Kemudian step selanjutnya adalah memakai masker rambut atau krim creambath yang 3 menit bisa dibilas,
  • dan ditutup dengan pemakaian kondisioner. 
Jadi jika dihitung-hitung, kegiatan keramas ini terdiri dari 4 proses. 4 kali keramas.

Namun, jika sedang tidak punya cukup waktu atau malas keramas, biasanya saya datang ke salon favorit. 


Noto Salon

Salon yang menjadi langganan saya untuk permasalahan keramas singkat ini adalah Noto Salon. Salon ini cabangnya banyak, jadi saya tidak harus mengeluarkan usaha terlalu besar untuk datang ke sini. Masyarakat Jogja bagian utara kebagian Noto di daerah Condong Catur, kemudian di sekitaran kampus ada di Mrican dan Sagan. Nah, buat masyarakat kota Jogja yang beneran di tengah kota bisa datang ke Noto cabang Gayam. 

Salon-salon Noto ini tidak ada yang luas, bangunannya cenderung sempit yang menyebabkan desain interiornya sangat praktis dan fungsional. Rata-rata, di setiap cabangnya hanya menyediakan 4 kursi dan kaca untuk melakukan perawatan. Tapi nggak usah bingung juga, pemiliknya cukup sadar bahwa usahanya ramai dan sibuk, oleh karena itu kursi tunggunya juga tidak kalah banyak.

Noto Condongcatur

Salon ini menerima perawatan untuk laki-laki juga. Jadi jangan khawatir pacarmu tidak boleh masuk untuk menungguimu, bahkan kalian bisa creambath berdua, eh, beramai-ramai bersama pengunjung yang lain juga lahhh. Kemudian, yang membuat Noto menjadi pilihan utama saya adalah kapsternya yang tidak banyak bicara. Jadi kapster-kapsternya ini sebenarnya ramah, tetapi mereka menyesuaikan diri dengan pelanggannya. Kalau pelanggannya tidak suka diajak melakukan pembicaraan panjang, seperti saya, maka mereka akan berbicara secukupnya.

Untuk proses keramasnya sendiri tidak memakan waktu lama. Rata-rata menghabiskan 20 menit saja dan itu sudah termasuk kegiatan mengantre. Pun ketika sedang sangat ramai (ramai versi Noto adalah antre 4 orang) tidak sampai mengganggu kegiatan sehari-harimu, karena yaitu tadi, kapsternya cukup banyak. Mereka melaksanakan pekerjaannya dengan efisien, jadi bisa dibilang manajemen waktu mereka juga cukup bagus. 

Kursi salonnya empuk dan cukup nyaman. Kan percuma juga sudah cantik paripurna maksimal tapi keluar dari salon malah boyoken. Jika kalian ingin merasakan sensasi masuk salon dengan rambut lepek dan keluar-keluar cantik datanglah ke Noto dan bayar Rp 15.000 saja.

Daftar Harga Perawatan Noto Salon


Honey Daily Salon

Salon langganan saya berikutnya adalah Honey Daily Salon yang ada di distrik Pogung. Jam bukanya mulai dari jam 9 pagi sampai jam 7 malam. Jika dilihat dari luar, bangunannya terlihat seperti toko dengan kaca-kaca yang besar. 

Desain interior di dalamnya sangat berbeda dengan Noto. Ruangan pertama setelah pintu masuk diisi dengan kursi-kursi tunggu untuk pelanggan, meja kasir, dan juga display toko makeup milik Honey Daily. Sembari mengantre pelanggan diberikan kesempatan untuk window shopping atau belanja produk-produk yang tersedia. 

Jika masuk lebih dalam, di ruangan kedua terdapat tempat melakukan treatment yang terdiri atas kursi keramas dan 4 meja dengan kaca yang sangat besar. Dibandingkan dengan salon sebelumnya, suasana di Honey Daily lebih terasa nyaman. Seingat saya selama datang ke sini, saya belum pernah mengantre. Saya pikir karena letaknya ada di perumahan sepi dan sedikit nyempil, jadi tidak terlalu banyak orang mengetahui keberadaan Honey Daily. Ya, kecuali mahasiswi-mahasiswi UGM yang menjadi mayoritas penghuni kos-kosan di daerah ini atau pengunjung tetap kafe-kafe di sekitaran salon.

Honey Daily Salon Pogung

Yang saya suka ketika keramas di sini, kapsternya akan mencuci rambut 2 kali menggunakan shampo kemudian baru dipakaikan kondisioner. Sama persis dengan cara saya keramas di rumah. Tapi tapi tapi, kursi keramasnya sungguhan tidak nyaman. Agak pegel juga menahan badan untuk duduk selama proses pencucian rambut. Dengan harga cuci blow yang hanya Rp 5.000 sepertinya tidak elok juga jika saya harus mengeluh tentang kursi keramasnya. 

Oh iya, kebetulan saat ini rambut saya sedang bondol jadi tidak butuh catokan di salon. Makanya, kalau kalian ingin rambut yang catokan baday harganya juga beda.

Daftar Harga Honey Daily Salon


Ady Brendly Salon

Salon terakhir yang menjadi andalan saya untuk keramas adanya di Wahid Hasyim, Ady Brendly namanya. Lokasi salonnya cukup strategis karena ada di pusat keramaian mahasiswa Yogyakarta. Mungkin ini bisa menjadi salah satu pilihan jika domisili atau mobilitas sehari-harinya berpusat di Seturan. 

Jika melihat daftar harganya, keramas di Ady Brendly dimulai dari kisaran harga Rp 10.000 sampai Rp 20.000 tergantung dari panjang pendeknya rambut. Tapi dari pengalaman saya dengan rambut yang super pendek ini, keramas cuma bayar Rp 5.000. Mungkin kasirnya salah hitung. Atau saya yang salah ingat. Tapi kayaknya bener kok.

Harga Perawatan Ady Brendly

Ketika masuk ke Ady Brendly, bisa dirasakan suasana seperti salon yang ada di mall-mall besar di wilayah DIY. Ruangannya luas, terdiri dari 8 kursi dengan kaca-kaca yang tinggi. Ruang tunggu pelanggannya juga cukup nyaman menggunakan sofa besar. Keramas di salon ini tidak membutuhkan waktu yang lama karena proses cuci rambutnya sangat simpel. Cukup membantu untuk pelanggan yang terburu-buru atau memiliki waktu luang yang sedikit.

Tampak Luar Ady Brendly Wahid Hasyim


Sejauh ini, untuk tiga salon yang menyediakan keramas murah versi saya, juaranya dipegang oleh Honey Daily Salon. 

Pertimbangan pribadi saya adalah jaraknya dekat dari rumah. Kemudian keramasnya enak banget karena lama dan kapsternya mengeluarkan tenaga untuk memijat kepala, serasa lagi creambath. Dan faktor terakhir yang membuat saya selalu kembali ke Honey Daily adalah kapsternya tidak berusaha keras mengajak pelanggannya ngobrol. Tetapi jika pelanggannya mau diajak ngobrol kapsternya akan menanggapi dengan fokus dan berusaha untuk tetap nyambung ke pelanggan.

Kalian juga suka keramas di salon nggak sih?

[Review] Naked Origin Lip by Alifah Ratu - All Shades

15 comments

Sebelumnya, selamat dulu buat si eneng Alifah Ratu, yang sudah berhasil meluncurkan brand makeup-nya sendiri! Aku bangga T.T. Nah, yang begini nih boleh ditanya: "kapan nyusul?" Jangan pas orang kawinan, orang lairan, atau orang layatan.

Sebenernya, berdasakan hasil kepo ke instagram @nakedorigin, lelipstikan ini bukanlah produk pertamanya. Tapi, ini adalah produk makeup pertama, karena sebelumnya Naked Origin cuma main di skincare *CMIIW. Dan saya merasa beruntung banget bisa cobain semua shades-nya. Saya tu selalu pengen nyicip dah, hasil karya dari teman-teman influencer. Karena kan mereka terbiasa (( NYACAT )) produk lain tuh. Jadi harusnya mereka paham betul bagaimana seharusnya idealnya sebuah produk. Meskipun, tentunya ideal di mata masing-masing orang bisa berbeda ya. Bisa jadi, ini yang terbaik bagi Ratu, namun belum tentu bagi saya.

Jadi inilah review produk Naked Origin dari sisi saya. Kalau ada kekurangan, mohon dimaklumi ya. Karena ini kan pendapat saya. Dan saya seleranya sering nganeh-nganehi wkwkwk..


Kemasan & Aplikator


Bentuk kemasannya biasa aja sih, seperti pada umumnya liquid lip product. Desainnya juga simpel, dengan tulisan Naked Origin kecil aja di satu sudutnya. Nggak neko-neko, nggak norak. Saya suka karena body botolnya bening, jadi kelihatan dalemnya isinya warna apa dan udah habis seberapa. Lalu ini kan produknya ada dua jenis, yaitu Naked Origin Matte Liquid Lip Color dan Naked Origin Lip Gloss Luminizer. Tapi kemasannya nggak dibedakan sama sekali. Nggak masalah sih, karena body-nya bening jadi kita juga langsung ngeh, mana lip gloss dan mana lip cream. Cuma kalau mau dikasih pembeda sedikit, mungkin akan lebih oke.

Material kemasannya terasa enteng bobotnya, dan yang penting, dia berfungsi dengan baik untuk melindungi isi produknya. Tutupnya model ulir yang rapet, produknya nggak bocor-bocor tapi masih gampang dibuka. Terus saya suka ukurannya yang slim dan kecil, enak dibawa-bawa. Aplikatornya doe foot, enak biat pick up dan meratakan produk.


Aroma

Semua lipstik ini punya samar-samar aroma gourmand (coklat atau vanila) yang manis dan lembut. Tapi khusus untuk dua warna merahnya, aroma gourmand-nya lebih samar dan sedikit terasa aroma kimia "lipsticky" gitu, walau tidak mengganggu sama sekali kok.


Formula

Kita bahas yang matte dulu ya. Jadi, matte liquid lipstik begini tuh teksturnya ada yang creamy atau kental dan ada yang cair atau encer. Nah, Naked Origin ini memilih tekstur yang encer untuk produk pertamanya.


Tekstur yang liquid begini sih ada positif negatifnya ya. Positifnya:
  1. ketika dipakai terasa ringan, kayak nggak pakai apa-apa. Nggak berat, nggak nggedibel. 
  2. Kalau mau touch-up pun, nggak usah dihapus dulu lipstik sebelumnya juga nggak masalah, karena memang seenteng itu. 
  3. Selain itu juga, dia enak banget kalau mau di-layer, misalnya mau dicampur warnanya atau mau dipakai dengan tehnik ombre. Saya udah coba layer empat warna dan rasanya tetep nyaman banget di bibir.
  4. Tekstur cairnya ini bikin dia enak banget kalau mau dipakai seperti lip tint. Jadi pakai setitit di tengah bibir, lalu ratakan dengan jari ke luar bibir. Saya lov banget pakai warna 03. Hot Blossom dengan teknik ini.

Tapi negatifnya:
  1. karena cair, warna nude-nya jadi nggak begitu pigmented. Si warna 01. Nude Peach ini juga begitu, kurang pigmented, jadi kalau pakai ini doang warna kehitaman bibir saya masih ngintip. 
  2. Untuk warna bold, pas pakai harus beneran hati-hati sekali karena biasanya gampang (( nglecepret )). Ngakalinnya sih bisa pakai kuas lipstik yang flat, atau pakai lip pencil dulu. Tapi kalau kamu kayak saya, sudah ahli dan sangat berbakat, sebenernya ya nggak ada masalah sih. Ini saya ngomongin buat kamu-kamu yang newbie atau yang kurang berbakat saja.
Untuk lip gloss-nya, ini SAYA SUKA BANGET. Saya beneran semacam nemu holly grail lip gloss baru sejak nemu Naked Origin Lip Gloss Luminizer ini. Beneran ini lip gloss PW banget! Teksturnya cair, nyaris seperti lip oil, sangat ringan, nggak lengket, tapi dia juga lumayan awet di bibir dan mampu mengikat warna lipstik di bawahnya dengan baik. Pokoke beneran deh, ini lip gloss-nya rasa highend wkwk. Cinta sayatu..

Bawah ke atas: Nude Peach - Choco Sunset - Hot Blossom - Red Wine - Clear Radiance

Langsung saja kita bahas per-shade-nya ya:


Naked Origin Lip Gloss Luminizer
Clear Radiance


Lip gloss bening dengan sedikit sentuhan partikel shimmer warna champagne. Ini cantik banget dijadiin lip topper. Formulanya juga the best dah! Super ringan, nggak berat, nggak lengket, dan lumayan awet. Ini favorit saya dalam keseluruhan koleksinya. Bahkan, ini adalah lip gloss favorit saya saat ini.



Naked Origin Matte Liquid Lip Colour
01. Nude Peach


Nah, ini dia warna nude-nya. Warnanya peachy pucat dengan sedikit bias pink. Ratu mendeskripsikannya sebagai warna terbaik untuk base ombre. Kalau saya sendiri jujur nggak suka dengan warna ini. Jatuhnya terlalu neon kalau di saya, soalnya selera saya untuk warna nude memang lebih condong ke warna-warna yang greyish.

Sebagai base ombre, saya setuju ini cocok banget. Sayangnya saya nggak terlalu suka ombre style, jadi ya tetep aja. Warna ini bukan pilihan saya.


Naked Origin Matte Liquid Lip Colour
02. Choco Sunset


Ini warna aman saya, otomatis adalah warna yang paling sering saya pakai dari koleksi ini. Warnanya coklat medium dengan warm tone. Warna ini menurut saya sih bakalan cocok di semua warna kulit. Formula warna ini juga terbaik kalau dibandingkan warna-warna lain. Dia pigmented, ringan, dan gampang dipakai dengan rapi tanpa belepotan pinggirannya.


Naked Origin Matte Liquid Lip Colour
03. Hot Blossom


True red! INI WARNA FAVORIT SAYA walau bukan warna yang sering saya pakai, karena saya bukan tipe mbak-mbak yang pakai lipen merah buat daily. Warnanya, merah aja! Dan jarang banget saya bisa nemu warna seperti ini di brand lokal. Beneran ini merahnya super cantik, nggak bikin gigi kuning, tapi nggak njomplang juga sama kulit saya yang yellow tone.


Naked Origin Matte Liquid Lip Colour
04. Red Wine


Yang ini merah gelap dengan bias keunguan atau cool tone. Warna ini bikin gigi dan kulit terlihat lebih bersih, dan stunning banget. Cocok sekali buat kamu-kamu yang caper wkwk.. Kalau dipakai tipis-tipis atau dijadiin area tengah teknik ombre, warnanya jadi pink keunguan. Saya sih yakin banyak yang bakalan suka sama warna ini.


Oh iya, saya nggak terlalu pinter bikin ombre lips karena (( males )) nge-blend di area lambe, tapi ini saya mencoba membuat ombre lips dengan Nude Peach + Red Wine + Clear Radiance.



Daya Tahan

Untuk matte lip cream-nya ya, dia standar sih. Nggak yang ketat mencengkram bibir sampai susah ilang, tapi juga bukan tipe yang gampang ilang. Kalau kena-kena benda dalam keadaan bibir kering, nggak bakalan nyeplak. Tapi kalau dipakai makan gorengan atau ciuman hardcore, ya bakalan klomoh.

Lagian siapa sih yang mau ciuman hardcore pake lipstik dulu?


Ingredients


Untuk ingredient, saya fotokan saja ya. Saya nggak akan bahas panjang lebar karena ini makeup, bukan skincare. Bagi saya sih yang penting dia aman saja, udah. Dan Naked Origin jelas aman, sudah teregristasi di BPOM.


Dan sebagai tambahan buat yang parno-an, formulanya juga dibuat tanpa paraben, mengandung vitamin E dan UV protection, vegan, serta cruelty free.


Kesimpulan saya, lip series dari Naked Origin ini punya kualitas yang cukup bagus. Terutama lip gloss-nya. Untuk penggemar lip gloss, kayaknya harus banget deh punya ini. Untuk yang nggak suka lip gloss karena lengket atau terasa berat atau karena hal-hal nggak nyaman lainnya, juga saya menyarankan coba dulu Naked Origin Lip Gloss ini. Saya kok yakin, pendapatmu tentang lip gloss bakalan berubah setelahnya karena ini sangat nyaman.

Untuk lip matte-nya, juga bagus kok. Formulanya ringan dan sangat nyaman digunakan. Kalau disuruh milih favorit, warna kesukaan saya adalah Hot Blossom, dan menyusul Choco Sunset.


Harga: Rp 88 000/ 4 ml.
Tapi kalau beli kelimanya sekaligus, dia ada bundle yang harganya Rp.390.000 saja dan free pouch transparan dari This! by Alifah Ratu.

Beli di:

Demikianlah review Naked Origin Lipstick dari saya, dek Arum. Bila ada fans kak Ratu yang nyasar kemari dan tidak terima karena produknya ada kurangnya, percayalah, kesempurnaan hanya milik Nicolas Saputra. Bila review saya dirasa kurang lengkap dan ada kurang-kurangnya, mohon dimaafkan saja dan saya jangan di-bully karena saya orangnya ringkih, kagetan, punya asam lambung, darah rendah dan gampang sakit-sakitan.

Trims :).

Misuh-Misuhi Si Doel, Bukan Review

12 comments

"Zaenab apa-apaan, sih? Katanya mau pergi, biar Doel sama Sarah aja. Tapi kok begitu..."

Begitu komentar suami saya ketika menonton film "Akhir Kisah Cinta Si Doel".

Wooo...belum tahu kamu, Su. Suami! Sebenarnya, perempuan-perempuan di rentetan sinetron dan film-film Si Doel ini berstrategi. Baik Sarah maupun Zaenab, menurut saya karakternya nggak sesimpel yang mereka tampilkan dalam perilakunya. Semua tindakan yang mereka lakukan sudah dipikirkan secara mendalam dan sistematis, dengan perencanaan matang dan jangka panjang demi mencapai tujuan.