Mempercantik Diri, Mempercantik Bumi

3 comments
gambar diambil dari ec.europa.eu

Kali ini saya tidak akan bercerita mengenai make-up, skincare, body care, hair care, nail care ... -____-. Saya ingin sedikit menyampaian fakta dan pendapat saya mengenai lingkungan. Postingan saya kali ini terinspirasi dari obrolan saya dengan Monica, salah seorang beauty blogger.

Saya akui, saya adalah seorang pe-"nyampah" yang cukup banyak. Mulai dari sampah kemasan kosmetik, toiletries, makanan & minuman instan, peralatan rumah tangga, baju-baju bekas, dan lain-lain. 

Sampah adalah residu atau sisa yang sudah tidak berguna. Suatu lingkungan baik tanah, udara, maupun air, bila sudah tercemar sampah akan menurun kualitasnya. Nggak masalah kalau sampah itu dapat terurai dengan mudah. Tapi kebanyakan sampah industri modern nggak bisa terurai dengan cepat. Menumpuk dan terus menumpuk. Lama kelamaan sampah ini akan menyebabkan bau busuk, dan menyebabkan pencemaran udara. Kualitas air tanah juga menjadi tidak sehat. Dibuang di air atau pun di bakar juga bukan solusi, karena hanya akan menimbulkan masalah baru.



Berikut adalah daftar lamanya sampah terurai, saya ambil dari sini:
  1. Kertas, lama penguraian 6 bulan
  2. Kulit buah, lama penguraian 6 bulan
  3. Kardus/karton, terurai 5 bulan
  4. Filter rokok, terurai 10-12 tahun
  5. Kantong plastic, 10-12 tahun
  6. Benda-benda kulit, 25-40 tahun
  7. Kain nilon, 30-40 tahun
  8. Jaring ikan, 30-40 tahun
  9. Alumunium, 80-100 tahun
  10. Baterai bekas, 100 tahun
  11. Plastik, 50-80 tahun
  12. Batu baterai, 100 tahun
  13. Botol kaca, perlu 1 juta tahun untuk hancur tanpa bekas
  14. Botol plastic, tidak dapat diperkirakan waktu hancurnya.
  15. Styrofoam, tidak dapat hancur
 
Sebagai bencong lenong, akui saja deh, mau nggak mau pasti kita menyumbangkan banyak sampah tak terurai. Packaging-packaging kosmetik kita itu jarang buanget yang ramah lingkungan lhoh!

Mungkin kita sendirian tidak bisa mengatasi masalah kerusakan bumi ini. Tapi berawal dari diri sendiri, kita bisa meminimalisir kerusakan bumi kita. kita harus membekali diri dengan pengetahuan yang cukup mengenai lingkungan hidup, sehingga kita bisa memilah-milah mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk bumi kita. Berbekal pengetahuan itu, kita juga bisa mengajak orang-orang disekitar kita. Hal-hal kecil saja, sekedar sharing apa yang kita ketahui, mengingatkan, atau memberi contoh. kita juga bisa mengajak melalui berbagai media sosial yang kita punya. Simpel kan?

Saya juga sedang berusaha untuk menjaga lingkungan nih. Karena kita pecinta kosmetik, ada baiknya kita berusaha meminimalisir sampah kosmetik yang kita buat. Cara-cara yang sudah saya lakukan adalah:
  • Tidak mengotori tempat manapun yang saya kunjungi
    Dimanapun, saya berusaha untuk tidak "nyampah" di sembarang tempat. Saya paling anti membuang sampah tidak pada tempatnya. 
  • Memilih produk yang bisa diisi ulang
    Sabun mandi, body scrub, two way cake, compact powder, dan produk-produk lain sebisa mungkin saya pilih yang bisa diisi ulang. Selain meminimalisir sampah botol kaca dan botol plastik, bisa menghemat uang juga karena reffil biasanya lebih murah :)
  • Memilih produk dengan kemasan besar
    Sehingga kita tidak perlu terlalu sering membuang kemasan produk. Ini agak susah nih, karena saya termasuk orang yang gampang bosan dan kosmetik kalau disimpan dalam waktu yang lama, kualitasnya terkadang bisa menurun. Misalnya mascara akan menjadi kering dan krim dalam jar apabila teroksidasi akan berkurang manfaatnya.
    Tapi untuk produk-produk yang jelas akan selalu dipakai dan pasti habis, saya memilih kemasan paling besar. Misalnya: sabun mandi, sabun muka, lulur/body scrub, body lotion, kapas, produk-produk perawatan rambut, dan masih banyak lagi.
  • Membeli barang daur ulang atau second hand
    Saya suka berburu pernak-pernik daur ulang dan item fashion second hand. Pernak-pernik daur ulang ini nggak jelek lho. Unik, kreatif, dan murah. Barang second hand juga nggak selamanya jelek. Kalau kita pintar memilih, bisa dapet barang bagus dengan harga super murah. Item fashion second hand ini bisa kita dapat di Flea Market atau bisa juga kita cari barang-barang pre-loved Market Plaza Female Daily.
  • Memanfaatkan barang-barang atau kemasan yang masih bisa digunakan
    Bagi yang suka dengan kerajinan tangan, boleh nih dicoba mendaur ulang sampah-sampah kita menjadi sesuatu yang berguna dan bagus. Saya pun suka memanfaatkan barang-barang atau kemasan bekas untuk dipakai lagi. Misalnya tempat brush dan tempat lipstick saya terbuat dari jar bekas lulur dan bekas masker rambut loh!
  • Hindari produk-produk yang susah terurai
    Saya tidak merokok, tidak menggunakan barang dari kulit (kasian hewannya juga sih), dan sebisa mungkin tidak memakai
    Styrofoam. Bila saya berbelanja kosmetik atau pernak-pernik kecil yang hanya sedikit jumlahnya (satu atau dua item), saya memilih untuk langsung memasukannya ke dalam tas, dan menolah kantong plastik dari tokonya.
  • Berusaha menghabiskan barang yang sudah saya beli
    Saya suka mencoba ini dan itu. Tidak jarang lipstick A baru dipakai satu kali, saya sudah membeli lagi lipstick dengan warna yang beti-beti (beda tipis, bukan bencong bertitit) dari merk yang berbeda, sehingga lipstick A tidak saya pakai lagi dan pada akhirnya saya buang. Dengan menetapkan aturan "harus menghabiskan", saya jadi lebih berhati-hati kalau mau membeli barang.
    Tapi pada kenyataannya, saya lebih sering menghilangkan barang daripada menghabiskannya (__").
  • Jual dan sumbangkan yang tidak bisa dihabiskan
    Kalau tidak bisa di habiskan (mungkin produk tidak cocok) atau di daur ulang, biasanya saya jual saja. Saya kadang jual di looxmarket atau di
    Market Plaza Female Daily. Atau sering juga saya sumbangkan (untuk baju, sepatu yang wearable bukan stileto & sejenisnya, tas, dan barang-barang yang mungkin dibutuhkan banyak orang) ke mereka yang membutuhkan. Sekalian kita juga beramal baik dengan membantu mereka yang kurang beruntung dibandingkan kita.

Ayo mulai kita jaga agar bumi ini tetap cantik dan menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.

3 comments

  1. iya sih, bener banget. Sebagai seorang perempuan yang ga bisa jauh dari barang yang mengandung unsur kosmetika terkadang aku juga mikir bahwa kosmetik tu penyumbang sampah banyak banget. apalagi sekarang ini semakin menjamurnya produk2 kecantikan yang memiliki kemasan bermacam-macam. milai dari plastik, stirofoam, kaca, alumunium dsb. aku miris juga sih.. solusi konkret,
    aku sih kepengennya menggerakkan semuannya untuk kembali menggunakan kosmetik dari bahan alami,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kosmetik bahan alami kan juga perlu kemasan. Dan penggunaan bahan alami, kalau kebutuhannya dalam jumlah banyak, ya lama-kelamaan juga bakalan terjadi "eksploitasi" lagi.

      Menurutku yang dipermasalahkan disini bukan kosmetiknya sih, tapi kemasannya dan bagaimana cara bijak untuk memilih dan menghemat, meminimalisir adanya sampah :).

      Thanx yah, Puspa, sudah mampir disini :).

      Delete
  2. kunjungi blog sederhanaku ya...

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah mampir di sini dan berkomentar dengan sopan ;).
Komentar yang menyertakan link hidup dan kometar yang sifatnya mempromosikan website komersil/ barang jualan akan dihapus.