Selfie Blog

34 comments

FOTD Racun Warni Warni
Just 5 minutes of selfie a day keeps the doctor away! #ngok

Berawal Dari Ngeliat Obrolan di Suatu Forum Keren

Beberapa waktu yang lalu saya nggak sengaja main ke suatu forum di dunia maya, yang kebetulan lagi bahas-bahas soal beauty blogger. Ya misal saya blogger A itu cantik, blogger B kontennya menarik, blogger C judes (ini ngomongin saya, hah?), blogger D eye make up-nya keren, dll. Di forum itu juga ada banyak beauty blogger maupun potensial sebagai calon beauty blogger karena suka nulis dan dandan.

Tentunya yang dibahas nggak yang baik-baik aja ya. Ada juga kritik terhadap beauty blogger masa kini. Pada umumnya, kritik yang ada ini nggak menyasar satu orang beauty blogger secara personal, tapi menyoroti mayoritas beauty blogger masa kini. Kalau dijembrengin satu-satu, saran, kritik, dan pujian itu buanyak banget. Tapi ada beberapa kritik dari temen-temen di forum tersebut (yang mungkin beberapa adalah pembaca blog ini) yang saya highlight, yaitu:
  1. "Aku kagum sih sama orang yang bisa fantasy make up. Tapi apa sih maksudnya kalau blogger tiap saat posting fantasy make up? Emangnya itu berguna ya? Enggak kan? Lalu kenapa terus-terusan posting begituan?"
  2. "Paling nggak suka sama blog yang isinya selfie doang. Kalau nge-review produk nggak pakai before-after. Maunya kelihatan cantik terus (after-nya aja yang di-post)."
  3. "Lebih nggak suka lagi sama blog yang isinya cuma selfie-selfie blogger-nya. Kita kan pengen liat konten berguna, bukan pengen liat orang selfie."
Ada beauty blogger di sini? Piye perasaanmu, ses? :D

Kalau saya sih biasa ajah. Wong saya kalau nulis juga suka seenak jidat kok. Jadinya saya sih terima-terima aja dikomen seenak jidat. Tapi ada hal lain yang bikin saya pengen menyoroti komentar tersebut. Bukan semata-mata masalah perasaan saya. Karena soal ginian mah saya nggak ngerasain pakai hati, tapi lebih ke memikirkan, pakai otak ya, bukan pakai hati. Dan saya mau mengajak kita semua berpikir #nunjuknunjukdengkul :D.

***


Gimana Kalau Tujuan Nge-blog si Blogger Memang Mau Cari Duit? Atau Mendokumentasikan Selfie-nya? Atau Mendokumentasikan Hasil Fantasy Make Up-nya? Mau Dilarang?


Awal-awal dulu pertama kali bikin blog ini, saya nggak ada tujuan apa-apa kecuali pengen mengisi waktu luang dengan kegiatan yang saya suka. Catat ya: Yang saya suka! Bukan yang berguna bagi nusa bangsa dan agama! Jadi nomer satunya adalah yang penting saya senang. Soal berguna atau enggakmah belakangan. Sungguh deh! Jaman saya ngeblog kan belum banyak beauty blogger. Belum marak tuh yang namanya jadi ngetop gara-gara ngeblog soal dandan, apalagi soal sponsor/endorsement ke blogger. Jadi ya bukannya sok-sokan mau bilang saya nggak nyari sponsor, tapi memang awal saya ngeblog belum mudeng gitu-gituan.

Bahkan kalau ada yang pernah main ke bagian disclaimer blog ini, di situ nyata-nyata saya tulis: "Racun Warna-Warni merupakan sebuah blog pribadi, yang saya buat untuk menampung segala celotehan saya mengenai apa saja yang saat ini sedang menarik minat saya. Dan kebetulan sampai dengan saat ini, minat terbesar saya adalah kepada makeup *Dan jalan-jalan. Dan makanan. Dan cowok seksi. Kyaaaaa*. Saya tidak akan berjanji untuk menjaga bahwa isinya akan selalu konsisten mengenai Makeup dan Kecantikan. Karena menurut pengalaman hidup saya, saya adalah orang paling labil dan tidak konsisten sedunia..." Jadi saya mau bilang kalau memang dari awal saya nggak ambisius mau jadiin blog ini sebagai beauty blog selama-lamanya.

Kemudian lama-lama komunitas embak-embak doyan dandan makin banyak membernya, beauty blogger makin banyak bermunculan, barulah saat itu muncul fenomena endorsment/sponsorship.

Bersamaan dengan trend sponsor, muncul juga komentar miring soal blogger dan sponsor. Ya banyak lah, yang pada intinya adalah bahwa blogger yang ngeblog dengan tujuan cari sponsor atau cari duit atau cari produk gratisan itu nista! Mending nggak usah ngeblog! Lha, kok bisa? Kalau memang si blogger dari awal niat ngeblog karena tujuannya pengen cari duit, kamu mau apa? Nggak salah kan? Apa dia merugikan orang lain pada umumnya dan kamu pada khususnya? Enggak kan?

Blog itu jurnal pribadi kok. Bebas-bebas aja mau ngeblog dengan tujuan apapun atau bahkan tanpa tujuan sama sekali. Ya sama lah kaya twitter dan facebook. Bebas aja mau nyetatus fesbuk dengan tujuan apapun atau bahkan tanpa tujuan, selama nggak merugikan orang lain.

Ada juga teman saya, blogger juga, yang hobinya berkreasi dengan fantasy make up. Make up-nya dia omagat, apik-apik dan nggak ada yang woles! Keren bangsat dah kalau bikin make up aneh-aneh. Dan tujuan dia bikin blog adalah dia kepengen mendokumentasikan hasil kreatifitas dia yang nggak woles itu. Udah gitu doang tujuannya! Apakah make up tersebut berguna buat harian? Enggak. Terus kenapa melakukannya? Ya begitulah cara dia bersenang-senang dan ngeksis hore. Bebas kan? Ada yang bisa ngelarang? Ada yang nggak suka? Ya nggak usah dibaca, gampang kan?

Kalau ada yang memprotes isi blog, karena nggak sesuai sama selera dia (contoh: "Apa sih maksudnya kalau blogger tiap saat posting fantasy make up? Emangnya itu berguna ya? Enggak kan? Lalu kenapa terus-terusan posting begituan?"), menurut saya itu kayak salah beli buku dan kemudian protes sama penulisnya. "Eh, J.K. Rowling, nggapain sih elu nulis buku tentang penyihir sampe 7 buku gitu? Emangnya berguna buat yang baca? Enggak kan? Mendingan elu tuh nulis buku-buku tentang ekonomi kerakyatan atau resep masakan. Lebih berguna, you know!" Hahahaa...aneh nggak sih?

Dan seberbusa-busa apapun kamu protes ke J.K. Rowling, Harry Potter tetep punya banyak pembaca :D.

***

Blog Itu Nggak Sesuai Dengan Selera Saya, Jadi Saya Nggak Baca

Sekarang saya memposisikan diri sebagai pembaca, karena saya selain suka ngoceh nggak penting di blog ini, saya juga suka baca blog-blog lain. Kadang-kadang pun saya sebagai pembaca suka lupa kalau blog yang saya baca itu bukan majalah. Si blogger nggak dibayar ketika menulis, di pembaca juga nggak perlu bayar ketika membaca. Saya lupa kalau blog itu adalah milik pribadi, bebas aja penulisnya mau nulis apaan. Saya pun kadang berkomentar, "ya elah, nge-review produk dari Zimbabwe lagiiii. Berguna po? Iya produknya bagus. Tapi aku tukune piye, bitch? Naik baling-baling bambu?"

Padahal ya sebenernya tinggal nggak usah dibaca tah ya? :D. Beres sudah kan? Daripada nggerundel nggak jelas meskipun dalam hati saja.

Saya lupa kalau masing-masing blog punya tujuannya sendiri-sendiri. Banyak banget beauty blog yang bertebaran di Indonesia, tapi saya yakin, masing-masing blogger punya tujuannya buat ngeblog sendiri-sendiri. Ada yang sekedar pengen mendokumentasikan karyanya, ada yang sekedar suka nulis dan moto-moto koleksi make up-nya, ada yang memang tujuannya mau mendokumentasikan produk-produk aneh yang dia pernah coba (termasuk produk dari Zimbabwe gitu kali ya), ada yang suka aja dandan lalu mejeng di blog semacam obsesi karena nggak pernah nampang di majalah (oke itu saya!), ada yang memang bertujuan cari sponsor dan bayaran (dan plis, itu nggak salah!), dan ada juga yang memang berhati mulia pengen berbagi ilmu pengetahuan soal dunia kecantikan.

Karena punya tujuan-tujuannya sendiri, tentunya masing-masing blogger punya gaya penulisan dan konten yang beda-beda. Sebagai pembaca, saya tentunya milih-milih. Misalnya nih, berhubung saya orangnya nggak suka sama review produk kosmetik yang harganya murah karena duit saya banyak, dan saya juga nggak suka ngeliatin fantasy make up, makanya alih-alih membaca www.jenganten.com, saya pilih membaca www.blogotomotif.com. Saya memang kalau belanja bulanan beli mobil, jadi butuh review mobil.

Dan saya nggak bisa sewot-sewot ke blogger Jenganten karena konten blognya nggak sesuai dengan selera saya. Ya saya akan bilang, "aku nggak suka blog Jenganten. Barang yang di-review kurang mahal untuk seleraku. Aku lebih suka blog otomotif." Bukan: "Apaan sih blog Jenganten itu nggak berguna ngapain coba nulis kaya begitu?" Karena berguna nggak berguna, bagus nggak bagus itu relatif. Bilang nggak suka, tanpa sewot dan terkesan judgemental itu nikmat kaya bikin anak :D.

***

Anti Judgmental Club

Kamu Bisa Nggak Ngelarang Seorang Blogger Untuk Ngeblog?

Oh iya, sekalian aja mumpung ini ngomongin fenomena nge-blog, saya juga mau mengomentari sesuatu. Pernah pas saya iseng liat-liat timeline facebook (yang mana jarang), seorang temen saya yang juga beauty blogger nyetatus yang intinya mengomentari blogger lain yang tulisannya (menurut dia) jelek banget. Tanpa tanda baca titik koma dan susah dimengerti. Dia mengomentari secara no-mention sih, tapi kayaknya diliat dari komen-komen yang masuk, orang-orang pada ngeh siapa blogger yang dimaksud. Oh iya, saya nggak tau loh siapa yang dimaksud (dan nggak mau tau sih :D). Dan bukan saya loh. Meskipun tulisan saya juga susah dimengerti tapi saya yakin nggak ada yang ngritik begitu soalnya saya kan keren #dikepretbeha.

Pokoknya saya baca-baca, ada yang komentar kalau blog tersebut mengiritasi matanya (?), ada yang bilang laporin aja deh (laporin ke siapa? :)))), ada yang berkomentar mbok itu si blogger dibilangin sih! Yang saya heran adalah, ngapain sih sebenernya? Kalau memang sampai mengiritasi mata kenapa nggak close aja, nggak usah dibaca lah.

Mungkin bakalan ada yang bilang: "loh, kan kritik itu baik untuk membangun!" Kalau ngritiknya dengan cara di-nomention seperti itu, bukan kritik yang membangun namanya, seus. Bahkan cenderung menghujat kalau saya bilang. Bayangkan kalau si blogger yang bersangkutan ternyata tahu. Mayoritas reaksi orang yang diomongin rame-rame di belakang itu bukannya terbangun dan termotivasi malah rendah diri. Semacam tertusuk pantatnya gitu loh. Kalau memang tujuannya adalah kritik yang membangun, lebih baiknya disampaikan secara persoal kepada orangnya, dengan baik-baik, dengan identitas yang jelas.

Okelah kalaupun nggak mau ngritik baik-baik dan memang lebih suka mengkritik dengan cara nomention rame-rame begitu. Yang jadi pertanyaan saya adalah komentar: "laporin aja deh!" Dilaporin ke siapa sih? Saya bayangin kalau blog saya ini dilaporkan gitu, terus ada suatu badan yang berwenang yang mengimel saya: "Dear, Sekararum. Blog anda isinya nylekit, judes, susah dimengerti, berpotensi memancing kerusuhan, dan bikin iritasi hati. Dengan ini kami meminta blog anda ditutup dan anda dilarang ngeblog lagi." Yang kemudian akan saya jawab: "Dear, badan yang berwenang. Apakah situ yang punya google? Apakah situ yang beliin saya pulsa? Kalau saya tetep mau ngeblog apakah anda akan memperkarakan saya ke meja hijau? Kalau semua jawabannya adalah tidak, bagaimana cara anda melarang saya ngeblog?" :D :D

Yang mana intinya, siapa sih yang bisa ngelarang seseorang untuk nge-blog? Kan ini bukan aktivitas terlarang atau yang melanggar hukum gitu loh. Kalau nggak suka sih bisa ya. Nggak mbaca juga bisa. Tapi ngelarang? 

Jadi atas semakin banyaknya beauty blogger yang bermunculan, saya merasa wajar. Karena blogging itu asik dan nggak dilarang, orang semakin melek teknologi, dan pulsa internet semakin banyak promonya :D. Saya sih suka-suka aja banyak blogger bermunculan. Tambah banyak yang bisa saya baca, tambah banyak yang bisa saya gauli. Dan kalaupun banyak blog baru yang saya nggak suka, ya tinggal saya cuekin aja toh, nggak usah di baca.

***

Memangnya Personal Blog Itu Ada Standar-nya, Ya?

Sebenernya saya yakin kalau blogger-blogger yang udah pada terlanjur terjun bebas di dunia blogging, terus udah enjoy di dunianya, nggak bakalan nggagas komen-komen yang saya tulis di awal post ini. So what gitu loh kalau saya pengennya sehari tiga kali posting make up fantasi? Saya sukanya selfie kok, satu post minimal harus ada 35 foto selfie saya, kamu mau apa? Yang saya sayangkan adalah calon-calon blogger :D.

Jadi pada forum tersebut, bersamaan dengan munculnya kritikan "blogger kok gini blogger harusnya gitu", muncul juga reaksi seperti:
  • "sebenernya aku pernah punya beauty blog tapi berhenti karena nggak sanggup ngikutin standar yang ada sekarang."
  • "aku pengen bikin beauty blog tapi aku bisa nggak ya secara aku takut dibilang nggak ini nggak itu"
Loh, siapa bilang beauty blog ada standarnya? Siapa yang ngasih standar? Apa sih "hukuman"nya kalau blog kita dibawah stadar? Menurut saya, blog itu kan jurnal pribadi. Yang menetapkan standar ya harusnya kita sendiri. Tergantung tujuan kita diawal maunya ngapain. Kalau dengerin kata banyak orang mah, nggak bakal bikin-bikin blog. Karena pembaca kan ada banyak banget, seleranya macem-macem, punya standar macem-macem. Selama yang kita lalukan nggak merugikan orang lain dan diri sendiri, ya lakukan aja. Bahkan orang paling baik sedunia pun pasti ada yang nggak suka kok. Capek kalau mau nurutin selera orang banyak.

Bikin-bikin standar sendiri, njuk takut-takut sendiri. Hahay..

Sekali lagi saya bukannya anti kritik yak. Saya malah butuh dikritik. Tapi tentunya kritik yang disampaikan dengan baik dan terbuka kepada saya. Dan ini nulisnya juga bukan dengan marah-marah dan emosi membara. Tapi nulisnya sambil mikir. Dan saya nulis ini karena pengen ngajakin kita semua berpikir: "salah nggak sih mengkritik bahwa suatu blog kebanyaan make up fantasi-nya, ke blogger yang memang tujuannya bikin blog adalah untuk menampung hasil karya make up fantasi-nya?". "Salah nggak sih kalau seorang blogger punya tujuan nge-blog yang berbeda dari apa yang kamu mau/butuhkan?"

Ya saya seneng sih punya banyak pembaca. Tapi kalau setelah baca blog ini kamu jadi misuh-misuh dan nggak enak hati, ya mendingan nggak usah baca dong. Kamu nggak baca aja juga nggak papa yang penting kamu happy. Apa sih yang nggak buat kamu? :D :D

***

Buset Dah Malah Promosi #Jitaknih!

Kalau blog saya sendiri, pada akhirnya tujuannya apa? Tujuannya sih untuk menampung segala celotehan saya, dan yang penting untuk memasang foto-foto selfie saya. Jadi yang nggak suka sama foto selfie, ya salah kamar dan bikin dosa kalau masuk ke sini. Eh, berarti ini bukan beauty blog ya? Ya iyain ajalah. Mulai saat ini saya menetapkan Racun Warna-Warni adalah Selfie Blog, yang lagi ngadain #RacunSelfieContest. ikutan yuk!

34 comments

  1. Wahahahaha love this! Ini loh knp blog nya Arum itu one of my fave blog, kalo nulis menarik, apa adanya dan jujur gt peduli amat org mau ngmg apa hihihhi. Btw, aq kyknya salah 1 blogger yg suka ngereview prudk2 zimbabwe itu deh wahahHahaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo blogger tukang review produk Zimbabweeeee. Hahahahahhh....

      Delete
  2. setuju banget, selama tidak menjelek-jelekkan suatu ras, suku, agama tetep bebaslah nulis apapun yg dia suka :)

    ReplyDelete
  3. Halo jeung.. Merasa nih X))

    Biasa kan orang nyinyir, kok ga begini kok ga begitu *Never ending question*.. Menurutku ga usah dipikirin lah emang yg comment itu siapa? Dirinya juga pasti ngga perfect kok :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Loh, yang komen itu reader, dan dia kritis, jadi harus ditanggapi. Kalau mau ngritik orang, nggak mesti kita sendiri perfect kok :D. Cuma yang dipermasalahkan adalah, gimana cara menyampaikan kritiknya, dan kritiknya salah alamat atau enggak :D :D.

      Delete
  4. aaaaah bener banget mbak Arum!! seneng banget baca postingan ini.
    sampai gak tau mau ngomong apa
    setuju banget dari paragraph awal sampe paragraph akhir pokonya! :D

    ReplyDelete
  5. Hahaha.. Ini postingan plooong banget mba arum..
    Tapi, btw.. Penasaran deh sama forum yg dimaksud.. Forum apoooose mba nya?
    Bener banget mba, blog kan emang jurnal pribadi yg, setting nya juga cuma kita yg pegang..
    Sekali lg nice post mba nya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya begitulah. Ngeblog nggak dibayar kok hakhak :D

      Delete
  6. Suka bangeet sama tulisan ini dan aaah~ Aku tertohok *jlebjlebjleb*. Aku ikutan komen tuh yang poin no.2. Hohoho. Mau bikin sedikit pembelaan kenapa foto before perlu. Karena emang perlu buat liat perbedaan sama after effectnya. Misalnya abis pake eyeliner dari Zimbabwe, itemnya sekereng apa sih kalo di mata, kan biar bisa dibandingin sama eyeliner Maroko punyaku. :)
    Aku juga tau yg postingan status ngomentarin blog tanpa titik koma. Buat yang terakhir itu emang komen2 disana IMHO agak kejam. Bener kata Ipah, kalo ga suka ya tinggal "close-tab" Tapi yah, namanya juga cewe, doyannya ngerumpi. Beberapa mulut cewe semanis madu dan beberapa itu lebih tajam dari silet.
    Post ini nyentil sekali. Kasih 8 jempol deh *pinjem jempol Zizou*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Cellaaaa.
      Maksud aku nih, bukan ke kualitas review si blogger (kualitas?)
      Tapih, apa sih tujuan awal si blogger? Terus, kalau udah ketemu tujuan si blogger, memangnya tujuannya salah dan merugikan?
      Kalau yang aku baca-baca di forum soal before-after itu ada lanjutannya: "...posting after doang, seakan-akan cuma pengen dipuji kalau cantik, bukan pengen ngasih informasi tentang produknya." Nah, sekarang kalau memang tujuan si Blogger senyatanya memang pengen dipuji cantik apakah salah? Memangnya semua blogger harus dipukul rata punya tujuan yang sama yaitu ngasih informasi mengenai suatu produk sebaik-baiknya? Bhahahak. Begitu, jeung, maksudnya :D.

      Makasih, Cella :3

      Delete
  7. setuju mbak :)
    aku termasuk yg seneng liat-liat postingan yang isinya makeup fantasi. tapi kalaupun ga sesuai selera aku, aku ga masalah. toh semua orang punya taste yang berbeda. ga homogen. indahnya disana, di perbedaan itu.
    bener banget kata mbak yang masalah ngomongin orang di belakang. apapun itu, ga akan enak lah diomongin & dijelek-jelekin di belakang.
    kalau mau ngasih kritik ya mending langsung mention ke orang yang bersangkutan dengan cara yang baik dan sopan. minimal di box komentar lah ngritiknya.. hehehe.
    lucu baca-baca "kritikannya" di 3 poin diatas. kritikan plus plus.. plus kata-kata yang berbau mengejek :D hihi. pissss. maaf~

    ReplyDelete
  8. Forum oposih mbak? hokyaa *pura pura gila*
    Kok ribet gitu ya dikomentari dan mengomentari... Mungkin menjadi beauty bloggers perlu ada kritikus dan haters nya mbak, ben soyo popyulaaar. Yo ra? Hahahha :p

    ReplyDelete
  9. setuju banget.. :D love this article so much.. salam kenal kak..! from Cherriesspink.blogspot.com

    ReplyDelete
  10. Produk zimbabwe iku opo toh Ses? hahaha....

    Eh tapi iya loh, heran gitu liat status yang suka rempongin blog-nya orang, gak suka ya gak usah di baca, gitu aja kok repot. Mau isinya dia pamer seisi rumahnya, koleksi berliannya, selfie jungkir jempalik pake 360, makeup abang ijo kuning, ya suka-suka yang punya blog, namanya juga personal blog..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Produk zimbabwe itu produk yang sukak kamu review itu loh Ran. Yang nggak ngerti deh belinya dimana terus bayarnya harus pakai apa secara nggak punya paypall. Bahahahahahaaaa.... Iyeee tapi sekarang udah dibikinin post tempat belinye sama jeng Ran :))

      Delete
  11. Hahaha postingan ini sungguh bikin ngakak looh. Kayaknya cuma jeng arum deh yg bisa nasehatin orang pake bahasa yg bikin ngakak gini, that why i love your blog. Apapun masalahnya sampe masalah gak penting sekalipun dibahas dengan serius plus lebay yang kocak =))

    Btw aku jadi kepo forum apose itu jeng? Aku seneng makin banyak beauty blogger, jadi tiap penasaran produk tertentu, tinggal googling jreeng banyak deh review dr temen2 beauty blogger, gak tersesat klo mau beli sesuatu.

    Makeup fantasy justru keren banget menurutku, udah coba buat ternyata gak gampang book, saluut buat mereka. Dan yes blog pribadi mau nulis apa terserah silahkan (kecuali dibayar buat ngeblog), aku juga nulis aneka macem koq, ya beauty, ya kuliner, ya traveling, ya masak-masak apa aja yg pengen di share

    Jadi panjang deh komennya, jangan dibaca yee kalo malesin :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenernya lebih tepatnya ngajak diskusi, jeng Diniii. Bukan nasehatin. Itu pendapat aku kalau salah boleh didebat kok. Tapi jangan mutung kalau kemudian aku debat lagi. Yaaa maunya sih diskusi 2 arah gitu lah yaaa :D

      Delete
  12. "Tambah banyak yang bisa saya baca, tambah banyak yang bisa saya gauli."

    Mbak Aruum aku maunyah digauli cowok seksi dong mbak Arum #eh #salahfokus

    Blog aku sih sebenernya isinya suka-suka aku mbak. Kadang isinya ratapan hati yang tak kunjung bertemu jodoh.. kadang isinya foto-foto.. kadang review make up, kadang idup kadang mati huahahha.. yaa pokonya suka-suka lah! :D

    Setuju kata mbak Arum. Yang penting HAPPY!

    ReplyDelete
  13. Aku setuju mbak sama postinganmu ini. Tapi, sebagai anak pers (ahelah), aku biasa menghadapi situasi yang serba salah, dimana hak manusia berbenturan dengan hak manusia lainnya. Misalnya, di kasus ini, semua orang berhak nulis apa aja di blog pribadinya, tapi orang lain juga berhak mengkritik dan beropini. Kalau menghujat, menurutku, itu adalah bentuk hak yang disalahgunakan. Asal mereka bisa mempertanggungjawabkan, menurutku kita cuma bisa saling menghormati aja, karena pada dasarnya sama-sama punya hak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, mbak Sofi.
      Menurut aku komen ini agak nggak nyambung, karena:

      1. Bagian mana yang menyatakan kalau aku melarang hak orang lain untuk mengkritik atau beropini mengenai blog aku atau blog2 lain? Nggak ada. Bahkan aku menghargai semua opini yang masuk, makanya sampai aku bikin posting ini. Pun tujuan postingan ini adalah untuk menanggapi kritik yang disampaikan oleh teman-teman. Bukan untuk melarang. Bahkan aku berharap di post ini terjadi diskusi 2 arah. Akan ada berbagai pendapat juga dari temen-temen yang mengkritik tadi. Dan ya, saling menghormati. Aku tidak merasa kalau post ini tidak menghormati mereka kok :)

      2. Kalau ini asumsi aku yak: Mbak Sofi menyamakan blogger dengan jurnalis (pers?). Karena persamaan mereka cuma satu, yaitu menulis. Selebihnya sangat berbeda.
      Bedanya:
      - jurnalis itu dibayar dan jadinya mereka punya standar profesional, kalau blogger independent. Misal aku seorang penulis untuk suatu koran/majalah nih, yang dibayar oleh koran tersebut. Maka karena aku dibayar, aku harus memberikan kemampuan terbaikku (atau sesui bayaran lah paling enggak), aku harus perhatikan apa mau pembaca, aku harus perhatikan juga apa visi-misi koran/majalah dimana aku kerja, aku harus perhatikan apa mau bosku. Ya intinya profesional lah ya. Kalau blogger, mau aku lagi writter block nggak nulis setahun, aku lagi patah hati dan tulisanku terkesan judes, atau banyak typonya, mau nggak punya visi misi, ya nggak ada yang akan menyalahkan. Wong ini blog pribadi kok, semacam diari aja sih menurutku. Bedanya ini bisa dibaca banyak orang. Tapi tetep aja, aku nggak merasa punya kewajiban untuk selalu menyenangkan hati pembaca dengan menyajikan konten (yang menurut mereka) berkualitas setiap waktu.
      Berat amat beban saya sebagai blogger yang nggak dibayar, kalau disamakan dengan jurnalis yang dibayar?

      Demikian :D. Ini juga diskusi lho, mbak. Bukan berarti saya melarang mbak sofi beropini ;).

      Delete
  14. Saya baca tulisan ini dari atas sampai bawah dan ga terasa ternyata tulisannya mba Arum lumayan banyak.. hahaa..
    Pas banget baca posting an ini lg mumet di kantor jd nyengir-nyengir sendiri, berasa kaya mba Arum cerita langsung. *padahal belum pernah ngobrol langsung*
    Saya bahkan copot logo yg berhubungan dengan beauty di blog karena mau jadikan blog pribadi yang akhirnya berpikiran "mau-mau guelah nulis apaan, kadang bosen jg ngeshare make up".. hahaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kindiii, akupun bahkan pas selese nulis, mau klik publish ngerasa, buseett panjang ameeettt :))

      Aku nggak punya logo/lambang kalau blog ini beauty blog sih. Bahkan kalau dipikir2, aku nggak pernah bilang secara serius kalau ini beauty blog (yaaa, pernah tapi bercanda2 gituuu). Yang melabeli ini beauty blog adalah temen-temen pembaca, karena aku banyak nulis tentang beauty.

      Pengen sih lepas dari image beauty blog. Terus sekali-kali dapet sponsor non-kosmetik, mobil kek, kamera kek, gitu. Tapi susaaah yaaa soalnya terlanjur beken #dikeplak :D

      Delete
  15. Ampun mbak, ga baca semua. kevanjangan. Tapi ngerti maksudnya. Suka tulisannya. tar klo ada wkt luang dibaca lagi sisanya :D

    Sekarang apa2 serba dikomentarin. Tinggal baca aja repot. Gak suka ya minggat sana jauh2. Mau kritik ya sah2 aja. Lewat email lbh oke rasanya. Lebih personal gitu. Yang dikiritik pasti jauh lbh menghargai ;)

    ReplyDelete
  16. setuju mbak, cuman aku rada gimana sama beauty blogger yang suka ngedit fotonya berlebihan pas review produk. saking di-pooolllin brightnessnya sampai before-afternya gak jelas. padahal yang baca kan pengen tahu suatu produk itu bakal gimana bentuknya kalau udah ditemplok ke kulit.

    Tapi ya bener kata mbak itu, baiknya sih langsung disampaikan ke yang bersangkutan langsung, enggak cuma ngedumel aja...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, gih disampaikan! Jangan ngedumel disini :).
      Eh...sebentar. Itu maksudnya kritik buat blog ini ya? Hakhak..

      Delete
    2. wah enggak kok mbak arum, aku malah suka eg sama reviewnya. soalnya kulit kita kok kebetulan hampir mirip kayaknya. setiap produk yang di mbak arum cocok, pas aku ikutan beli lha kok mesti cocok juga. makane aku baru berani pakai kalau udah direview sama sampeyan, hehehe :)

      Delete
  17. suka sama blog ini as alwayssss , ga pernah rugi stalking blog ini sejak dulu :D

    ReplyDelete
  18. yup yup yuuuppp...
    ngeblog kan hak asasi manusia. mau isinya poto semua, terserah yang punya getoooh oooh...
    hahaha...

    setuju!

    ReplyDelete
  19. aku sukaa sukaa sukaa,,, tulisan ini jadi semacam suntikan energi yang bikin jadi semangat ngeblog. secara aku newbie di dunia perblog-an yang ternyata bisa dibilang serem, semacam di jaman SD dulu, dimana anak baru pasti diomongin sama temen2nya yang populer duluan disekolah,, duh duh makasih lho mbak arum udah nulis beginian. sukaa :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya ampun, sessss, nggak segitunya kokkk :D. Dunia pergaulan SD masih lebih kezam maahh. Klo temen dari blogging pada baek baek. Ciyus deh. Cuma memang kadang ada perbedaan pendapat, kayak gini, dan itu biasa ^^

      Delete
  20. Mbak Arum, jujur ya, saya baru akhir akhir ini demen baca blog Mbak. Dan banyak tulisan yang menginspirasi banget (tsaaahh..). Ga cuma di bidang per-makeup-an aja secara saya suka makeup juga, eh tapi setelah liat (dan baca) postingan Mbak yg dulu-dulu malah bikin makin nagih baca hahaha :D Keep posting ya Mbak, biar tambah eksis (eh udah famous sih ya, sapa gitu yg ga kenal Mbak Arum) hahaha :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hae mbaa, salam kenal :D
      Makasih ya sudah niat baca2 postingan blogku bahkan yang lama2 dibacaiiinn. Aku terharuuu. Hihihi :))

      Delete

Hai, terima kasih sudah mampir di sini dan berkomentar dengan sopan ;).
Komentar yang menyertakan link hidup dan kometar yang sifatnya mempromosikan website komersil/ barang jualan akan dihapus.