Memeblog: Pengalaman Dihantui

27 comments
Cerita Hantu

Beberapa email yang masuk bilang kalau saya curang. Nyuruh-nyuruh orang cerita romantis-lucu untuk ikutan giveaway saya, tapi saya nggak ikutan cerita. Padahal sih saya udah banyak cerita di blog ini ^^. Jadi sekarang saya mau cerita. Bukan tema romantis-lucu kaya giveaway saya, tapi agak horor. Biar pas gitu sama harinya, kamis malam.

Kenapa kamis malam pas buat cerita horor? Soalnya kalau kamis malam gini, twitter pasti rame sama #memetwit. Cara paling cepet untuk jadi selebtwit, katanya sih, katanyaaaa lho ya, dengan cara #memetwit. Nah, makanya sekarang saya mau #memeblog. Siapa tahu habis ini saya jadi selebblog. Ahseeekk.

Momen ini juga pas banget, soalnya kemaren saya BBM-an dengan teman saya, dan dia cerita kalau habis digangguin setan di rumahnya. Serem ih..

Dihantui yang saya maksud di sini tentunya bukan dihantui hutang semacam tagihan cicilan mobil dan rumah lho ya. Kalau kaya begituan mah makanan harian. Yah, hidup memang berat --". Tapi maksudnya dikunjungi sama "mahluk lain dari alam lain".



Kalian pernah nggak, saat di mobil sendirian, terasa ada yang duduk dan memberati kursi belakang? Pas kalian nengok nggak ada apa-apa. Atau saat di rumah sendirian, terdengar bunyi aktifitas dan deheman dari ruangan sebelah? Atau saat tidur miring, terasa ada yang tidur di samping kita dan diikuti dengan hembusan nafas di tengkuk bagian belakang kita? Atau pas duduk di closet, di ujung lain kamar mandi ternyata ada "sosok" yang jongkok sambil ngeliatin kita?

Buset...serem amat ya? Saya jadi males nih ngelanjutin...

Kalau saya, jujur nggak pernah sampai bulan lalu. Saya ini orangnya ndableg. Nggak sensitif. Mulai dari soal menjaga perasaan orang sampai soal hehantuan begini, saya sama-sama ndableg. Bahkan kalau lagi pergi ke suatu tempat yang disinyalir angker, teman-teman seperjalanan udah merinding, saya masih biasa aja.

Ke-ndableg-an saya ini karena apa ya? Karena indra perasa hantu saya cacat, atau karena pengaruh lingkungan? Soal lingkungan, keluarga saya itu juga sama-sama tipe ndableg. Nggak bisa merasa dan nggak percaya sama hantu. Bagi keluarga saya, hantu/setan adalah mahluk yang ada dalam diri manusia, yang bisa sewaktu-waktu muncul kalau kita nggak menjaga hati dan pikiran kita tetap jernih.

Tapi pendapat keluarga saya ini membuat saya agak-agak kasian sih sama bangsa lelembut kalau memang mereka ada. Ya masa orang bohong, dibilang mulut setan. Orang menipu, dibilang terpengaruh setan. Orang dendam, dibilang hatinya bersetan. Semua-mua aja dilimpahin ke setan. Enggak, manusia nggak salah kok! Nggak perlu tanggung jawab. Yang harus tanggung jawab itu setan. Nggak adil banget kan? Egois. Ngaku salah aja susah banget pakai harus ngambing hitamin mahluk lain segala. Nggak heran saya, kalau misalnya (entah gimana kenyataannya) kemudian setan-setan itu jadi jahat beneran. Siapa coba yang tahan difitnah terus-terusan?

Oke, saya jadi terdengar seperti semacam pembela bangsa setan sekarang.

Saya antara percaya nggak percaya deh sama UFO (unidentified flying object), termasuk hantu dan alien. ~Eh, hantu bisa terbangkan?~ Percaya karena saya nggak mau sombong, jangan-jangan mereka memang ada tapi mereka nggak melihat pentingnya kenalan sama saya, karena mereka nggak punya OL shop dan nggak lagi nge-launching produk baru. Masa iya semua makluk harus laporan sama saya soal eksistensinya? Nggak kan? Nggak percaya karena, ya saya nggak pernah liat dan ngerasa, gimana caranya saya mau percaya 100%?

Tapi percaya nggak percaya, bulan lalu, akhirnya saya mendapat kehormatan untuk merasakan sedikit pengalaman dihantui. Nggak seserem yang selebtwit-selebtwit ceritakan, tapi tetep aja saya merasa keren, karena ini yang pertama bagi saya.

Saat mas Pacar pulang bulan lalu, saya nginep di rumah orang tua mas Pacar. Nah, mas Pacar saya ini punya dua kakak yang keduanya sudah menikah. Kakak pertama punya 3 anak kecil-kecil, dan menetap di luar kota. Kakak kedua punya 2 anak kecil-kecil, dan punya rumah sendiri di deket rumah orang tuanya tersebut. Terus, mas Pacar punya adek juga yang masih kecil. Jadi total anak kecil yang lumayan sering menyambangi rumah orang tua mas Pacar ada 6. Kayak taman bermain ya? :)).

Saat saya nginep itu, Kakak Pertama sekeluarga juga pas nginep di sana. Kakak Kedua? Ya dirumah dia sendiri dong, kan deket.

Kok cerita saya jadi kaya cerita silat cina ya? Hormat kepada kakak pertama! Hormat kepada kakak kedua! Bibi Lung, aku mencintaimu. Tapi suamiku, walaupun aku fashionabel dan pandai bikin hairdo lucu-lucu, sebenarnya aku adalah seekor siluman ular.

Kalau saya nginep di sana, biasanya saya bobok di kamar mas Pacar. Lha, mas Pacar? Saya tendang, jadi dia bobok di sofa ruang tengah, persis di depan kamar saya dan juga kamar yang dipakai untuk menginap keluarga kakak pertama. Nah, di samping sofa tidur mas Pacar itu, ada meja makan keluarga. Begitu kira-kira gambaran denah ruangannya. Mohon jangan disalah gunakan ya.

Malam itu semua orang sudah tidur. Saya punya kebiasaan, nggak menutup rapat pintu kamar kalau tidur. Kebiasaan bawaan dari rumah masa kecil sih ini. Biar bapak saya gampang ngecek kalau malam. Sepertinya beliau mempunyai kecurigaan berdasar bahwa anak gadis pertamanya punya kecenderungan untuk kabur dan kemudian dugem malam-malam --". Jadi begitulah saya tidur malam itu. Lampu saya matikan, pintu kamar saya tutup tapi nggak rapat sehingga masih ada sedikit cahaya remang-remang dari lampu luar.

Tengah lama saya tertidur, saya terbangun karena suara super berisik. Berisiknya itu semacam anak-anak kecil yang main bareng-bareng. Saya mengenali suara anak kakak pertama, anak kakak kedua, dan juga adiknya mas Pacar yang sedang main rame, kejar-kejaran, teriak-teriakan, dan lain-lain. Juga kelebat-kelebat bayangan yang sekelebat-kelebat menutupi sinar lampu dari luar, yang terlihat dari pintu kamar saya yang nggak rapat nutupnya. Saya spontan melihat jam di HP saya. Masih jam 3 pagi.

Lalu saya haus. Saya duduk di tempat tidur, ngumpulin sedikit nyawa untuk ambil air minum di meja makan, rencananya sih sambil marahin dan nyuruh anak-anak bandel itu tidur lagi #tantegalak. Tapi rasanya males pol. Akhirnya saya rebahan lagi, dan tertidur. Suara berisik banget dari anak-anak di depan kamar saya terbawa sampai ke mimpi.

Pagi sekitar jam 8 saya terbangun. Iya saya calon mantu pemalas gitu deh, jam 8 baru bangun --". Setelah cuci muka dan sikat gigi, saya sarapan. Tanya ke ibu, "Bu, semalem anak-anak berisik banget sih pagi-pagi buta? Bikin pusing aja kebangun jam 3 pagi?".

"Anak-anak siapa?"

"Ya itu *menyebut nama anak kakak pertama dan kedua*"

"Ya nggak mungkin. Semalem anak-anak kakak pertama tidur sama ibu. Dan anak-anak kakak kedua, ya ngapain malem-malem kesini? Mereka ya di rumahnya sendiri sono donk!"

Saya masih ngeyel bilang kalau semalam mereka main-main di ruang depan. Lalu mas Pacar menyela perdebatan kami: "Lagian kalau anak-anak main berisik, yang paling keganggu ya jelas aku lah. Kan aku yang tidur di ruang tempat mereka main?"

"Oh iya, ya?"

Karena perkataan mas Pacar sangat logis dan berdasar, saya pun melupakan kejadian tersebut. Yah mungkin saya cuma mimpi atau berkhayal kan? Meskipun saya bukan tipe yang nggak bisa bedain mimpi sama kenyataan juga sih. Biasanya. 

Apakah cerita selesai? Belum :D.

Seminggu kemudian, saya main lagi ke rumah Ibu. Dan ibu cerita, suami kakak pertama juga terbangun karena suara ramai anak kecil. Suami Kakak Pertama malah mengalami yang lebih horor dari pada saya, dia terbangun karena kakinya terasa ditarik-tarik oleh tangan anak kecil. Setelah bangun, baru dia nyadar ada suara anak kecil main ramai banget. Dia juga kehausan, dan nggak seperti saya yang pemalas, dia kemudian keluar kamar dan ambil minuman.

Apa yang dia lihat di luar kamar?

.....

Nggak ada apa-apa. Sepi. Seakan-akan suara-suara anak kecil tadi hanya ada di dalam kepalanya.

Lalu dia jalan ke arah meja makan, dan di meja makan, duduk suami kakak kedua, sedang menunduk sambil makan. Dia tanya: "kamu ngapain malem-malem ke sini?" Eh...itu pertanyaan wajar ya. Soalnya itu jam 3 pagi, dan Suami Kakak Kedua kan mestinya di rumahnya sediri. Lagian siapa yang bukain pintu malem-malem begitu coba?

Suami kakak kedua diem aja, terus makan aja. Suami Kakak Pertama juga memilih mengabaikan karena ngantuk. Dia ambil minum dan balik ke kamar lanjut tidur.

Tapi Suami Kakak Pertama nggak langsung cerita soal kejadian itu paginya. Jadi paginya, malah saya yang cerita duluan dan nggak ada yang percaya. Baru beberapa hari kemudian, dia cerita. Nggak lupa juga menanyai suami kakak kedua, bener nggak malam itu dia makan di meja makan rumah mertuanya? Dan dijawab: ya enggak lah. Ngapain malem-malem saya keluar rumah cuma mau makan?

Dan orang-orang di rumah itu barulah pada ngeh kalau cerita saya beneran, bukan mimpi atau khayalan. Blah!

Tapi saat kejadian maupun setelahnya, saya nggak merasa takut tuh. Biasa aja. Nggak merinding atau kapok. Cuma merasa keren aja karena ini pengalaman pertama saya. Mungkin dalam hati saya meyakini, kalau saya nggak pernah bermasalah atau menyakiti mereka, mereka pun nggak punya alasan untuk menyakiti saya. Atau karena alamnya lain, mereka nggak akan bisa menyakiti saya meskipun ingin. Saya pun nganggep beberapa orang nggak bisa menyakiti saya, karena ya maap ya, levelnya lain :D. Atau malah saya meyakini kalau segala dedemitan itu nggak ada?

Entah yang mana yang ada di benak saya, yang jelas saya nggak takut. Kalau saya berada di tempat sepi malam-malam, ketakutan saya lebih kepada manusia jahat daripada kepada setan.

Yah, begitulah cerita hantu malam ini. Saya akui, saya memang bukan pencerita yang baik, tapi saya senang mendengar cerita orang. Makanya saya mengadakan giveaway karena saya ingin mendengar cerita dari kalian.

Nanti kalau mau tidur, jangan lupa cuci muka, sikat gigi, dan pakai cream malem. Jangan lihat ke arah cermin, karena kita nggak pernah tahu seperti apa dunia di balik cermin ketika kita sudah tertidur. Jangan lihat ke arah jendela, karena siapa yang bisa menjamin kalau sosok di balik gordenmu nggak akan menyibak tirai dan tersenyum samar kepadamu? Rapatkan selimutmu, karena siapa yang bisa menduga sosok apa yang kedinginan di malam itu dan kemudian menelusup dari arah bawah untuk ikut menikmati kehangatan selimutmu?

Selamat malam, teman-teman. Semoga cerita ini mampu terus terngiang sampai nanti tengah malam dan mengantarkan tidur teman-teman.

27 comments

  1. jiahhhh... akhirnya ngerasain juga ya ? hihihi
    tapi pengalamannya sama persis kaya yg aku alamin mbak....
    malah kedengeran bgt langkah kakinya pada gedubrugan....
    tpi wktu itu aku bodo amat karena masih setengah sadar kali yaa
    baru merindingnya pas pagi, pas bangun tidur
    wehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku sih ga ngalamin mrinding. Biasa aja. Cuma agak aneh gitu, nanggung amat klo emg mau menghantui.

      Delete
  2. wuihhhh..serem amat sihh.. Puji Tuhan deh sampai skrg aku belum pernah dihantui sampai merinding yang banget..wkkw jangan sampai! hahaa
    tapi untuk yang lihat cermin aku suka parnoan, kalau mati lampu sama dirumah sendirian.. tp aku alihin sambil mainan hape aja.. hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga blm pernah kok dihantui sampai ygmerinding banget gitu :)

      Delete
  3. Ahaha... alhamdulillah belum pernah ngerasain dan jangan ampe deh... Mungkin karena radar hantunya emang tumpul juga... tapi emang rada ngeri sama suasana yang terlalu hening... hihihi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya jangan sampe, Miz. Agak males aja rasanya. Berasa diperlakukan tidak adil gitu. Aku nggak ngapa2in kok digangguin sampe ngganggu waktu tidurku gitu --"

      Delete
  4. mbaaak ini aku bacanya jam 12 mlm dikamar sendirian langsung sugesti deh tiap baca kalimat perkalimat berasa ada suara jejak kaki makin lama makin deket ketok2 jendela kamar.......taunya itu bapake baru pulang kerja hehe #gubrakkk *lebaymodeon

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo sekarang tidur sendiri? Jng lupa kunci pintu & jangan liatin atas lemari ya. Plis jangan!

      Delete
  5. beuh horroooorrr!!
    kalo aku sama mama aku pernah denger suara anak ayam yg katanya pertanda si cantik dateng, yang kebetulan terjadi di malem jumat pake kliwon, dan kebetulan tetangga ada yg hamil muda yg katanya lagi itu yg mengundang si cantik dtg

    ReplyDelete
    Replies
    1. Si cantik? Jadi aku klo dtg anak ayammu bunyi? :0

      Delete
  6. baca ini jam segini itu.. sesuatu bangeeeettt !!!!
    aduuhh mbaaakk, klo aq sih dah kabuuuuuurrr sambil tereak2 klo gitu :s
    hadoooohh, semoga ga pnah ah di gituin DX

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ihh....itu jam 3 pagi. Lagian pas itu kan ga kepikiran klo lagi disetanin.

      Delete
  7. huaahh mba'e asyem sekali bagian terakhirnya!! aku bacanya pas subuh merinding -_- hiih. btw statement mas pacar gak diganti sama mas suami?? :P

    me971113.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bahakhak....

      Belom doonkkk. Belom suamiii. Pamali.

      Delete
  8. waduhhh untung bacanya baru pagi inii

    ReplyDelete
  9. wah..kudu siap2 bawa golok kayaknya nih setelah membaca --> Rapatkan selimutmu, karena siapa yang bisa menduga sosok apa yang kedinginan di malam itu dan kemudian menelusup dari arah bawah untuk ikut menikmati kehangatan selimutmu?

    erghh..itu maksudnya perampok kan??? (sambil bawa golok)

    hihihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan laahh. Ngapain juga perampok masuk2 selimut. Itu sih suami. Klo blm punya suami, ya wasalam deh. Berarti.... hiiiyyyy...

      Delete
  10. hohoho.. belum pernah ngerasain. dan nggak pingin ngerasain. hahaha
    untung bacanya pas udah siang bolong :P

    ReplyDelete
  11. wuihh, hantunya ganjen, untung nggak jail sama mbak Arum. Kupikir2 kalau ketemu hantu tarohnya di kulkas aja kan dia suka tempat yang dingin dan lembab. Kalau setan kan suka panas, masukin aja microwave, hehe. Kalau aku radar hantunya dah jebol, jadi sering lihat yang gitu2. di rumah ada satu, cewek, sukanya godain tamu yang baru dateng bwt ngajak kenalan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah, kok ganjen?
      Eh temenku ada lho yang diliatin pocong pas malem2 buka kulkas. Pocongnya jongkok gitu di dalem kulkas.

      Delete
  12. ha ha ha.... untungnya jeng arum ngga keluar kamar dan ngga ketemu yg 'apa2' kayak suami kakaknya mas Pacar.

    Dulu waktu saya masih kuliah pernah jg beberapa kali, maklum kampus saya terkenal angker dan saya n teman2 suka mengerjakan tugas di lab kampus sampai malam. Paling parah pernah saya magrib2 di kampus ngeliat ada perempuan terjatuh seperti ngesot skitar jarak 11 meter dari saya, trus pas saya mau mendekat buat nolongin, ngeliat muka si 'perempuan' tu 'horor' kayak rusak banyak bekas luka gitu. Trus ada jarak 7 meteran tiba2 berbalik dan hilang di depan saya. Saya ya melongo aja sambil terus jalan ke tempat si 'makhluk' bersimpuh tadi sambil melongo kayak orang linglung, masih antara mikir, itu tadi manusia apa bukan. teman saya menghampiri lalu nanya, dikiranya saya kenapa2. Saya tanya balik apa dia liat ada orang di situ, dia ngga ngeliat siapa2...
    *jadi curcol
    ngga lagi2 dah, untung saya sudah lulus dari kampus saya >.<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Edduuunn. Tetep jalan lempeng ndatengin si ngesot gitu? Bhahahak... Kampusku juga angker lho dulu. Sering banget ada yang digangguin & diliatin gitu. Tapi aku nggak pernah lho. Padahal sering juga malem2 ke kampus, beberapa kali malem2 ke kamar mandi sendiri. Bahkan perasaan merindingpun nggak ada :))

      Delete
    2. Ya itu, jeng, dari jauh saya masih berpikir kalo 'itu' masih mungkin manusia, mungkin lg terjatuh, sebelum lihat wajahnya >.< waktu itu kayak org ga sadar jg, malah jalan ke depan, bukannya lari ke belakang >.<

      beruntungny jeng arum ndak pernah ketemuan sama yg 'aneh2' gitu :)

      Delete
  13. salam kenal jeng arum...
    aduh pengalamannya bikin merinding >.<

    oya congrats dah jd one of winner GA mimoyoja...
    hehe sama2 menang kita ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga, jeng :D
      Ih iyaa..kita sama sama menang ^^

      Delete

Hai, terima kasih sudah mampir di sini dan berkomentar dengan sopan ;).
Komentar yang menyertakan link hidup dan kometar yang sifatnya mempromosikan website komersil/ barang jualan akan dihapus.