Random: Sekedar Nge-blog-nya Mana?

12 comments
Gambar Pohon

Gaes, saya curhat dikit ya, gaes.

Akhir-akhir ini blogging dengan rentang waktu yang konsisten bukanlah hal yang mudah buat saya. Jujur aja, kebanyakan post yang saya publish akhir-akhir ini adalah post ketinggalan jaman. Dalam artian, biasanya saya sudah bikin jauh lama sebelum terbit, dan kemudian saya skedul biar jarak rentang waktu antara satu post dengan post yang lain nggak terlalu ngagget-ngaggetin. Tapi khusus post ini sengaja saya sajikan anget-anget.

Kebayang nggak sih, seandainya saya mendadak muncul setelah 2 tahun hiatus gitu? Mungkin kebanyakan temen-temen pembaca di sini udah pada nambah suami, mertua, dan anak satu. Dan pas liat dasbor blogger teman-teman berpikir: "sebentar, sebentar, ini siapa sih ada blogger nyinyir mendadak muncul di dasbor gueh? Oalaahh, ini kan Racun Warna-Warni, blog nyebelin yang blogger-nya judes abitch yang dulu pernah gueh follow karna khilaf, terus lama nggak update, eh tau-tau muncul. Unfollow ah!" #nangis.

Untuk menghindari kejadian seperti paragraf di atas, makanya saya memilih bikin post borongan di kala saya sedang bisa nge-blog, dan kemudian saya skedul dengan rentang waktu yang saya pikir masuk akal.

Jadi, ceritanya akhir-akhir ini saya sering sakit, gaes. Bukan yang parah kayak saya harus selalu opname dan ngabisin banyak duit gitu. Ada kalanya saya bisa seharian pusing dan lemes banget, jadi saya tiduran aja nggak ngapa-ngapain. Dan dikala saya sehat, saya memilih memuaskan hobi saya, jalan-jalan ke puncak kek, ke mana gitu kek yang pemandangannya oke buat jalan dan foto-foto. Bukan mall ya tentunya :D. Walau kadang resikonya besoknya saya sakit lagi. Tapi saya anggap kejatuh-sakitan setelah seharian jalan-jalan di alam bebas itu adalah resiko yang layak ditanggung. Mungkin banyak yang menentang, nggak ada itu sakit kok resiko yang layak! Tapi saya rasa saya bakalan sakit mental kalau saya nggak jalan ^^.


Serba-Serbi Lipstik Merah 2: Memakai Lipstik Merah Dengan Kesan Kasual

10 comments
Trend Lipstik Merah

Kalau diperhatikan, lipstik merah memang lagi hips banget saat ini. Kalau saya jalan ke area yang banyak mbak-mbak gaulnya, atau blogwalking ke blog-blog yang penulisnya mbak-mbak gaul, banyak yang pakai lipstik merah. Nude lips dan smokey eyes? Oh, itu udah solastyear banget, dear. Tahun ini adalah tahun untuk red lips, clear eyes, bold brow!

Tapi walau sedang nge-trend abis, nggak semua orang berani pakai lipstik ini. Ada yang nggak berani sama sekali, ada yang berani tapi hanya untuk acara-acara formal, dan ada juga yang suka tapi dilarang sama pacar/suami karena terlihat menor. Oh, untuk ini saya sangat bersyukur karena suami saya bukan tipe yang suka melarang-larang saya, asal bukan perbuatan yang secara moral tidak bisa dipertanggung-jawabkan dan bukan perbuatan yang merugikan orang lain (maupun diri sendiri), sejauh ini dia oke saja dan nggak ada alasan juga lah ya untuk ngelarang-ngelarang :D. 

Sebenernya lipstik merah sama dengan menor itu menurut saya adalah mitos. Dan memang, walau keren banget, penggunaan lipstik merah ini masih ditakuti karena beberapa mitos, seperti:

  1. Lipstik merah cocok untuk acara formal
    Menurut saya: Yup, sangat cocok! Tapi lipstik merah juga cocok untuk sehari-hari. Dengan didukung oleh riasan dan outfit yang tepat, lipstik ini nggak akan terlihat berat kok.
  2. Nggak semua orang cocok pakai lipstik merah
    Menurut saya: Semua orang cocok pakai lipstik merah. Hanya saja memang tergantung pada selera dan tingkat ke-pede-an. Kalau kamu merasa nggak cocok, mungkin kamu bisa mulai memakai lipstik merah yang sesuai dengan undertone kulit kamu. Apaan sih lipstik merah yang sesuai undertone itu? Oh, silahkan baca di post ini :D.
  3. Lipstik merah akan membuat pemakai terlihat tua/kayak tante-tante
    Menurut saya: Nggak dong! Tetep bisa kok menciptakan kesan imut dan ceria dengan lipstik merah, kalau didukung oleh outfit dan riasan yang tepat.
  4. Kalau malas dandan, pakai aja lipstik merah. Tanpa usaha lebih muka akan langsung terlihat lebih polished!
    Menurut saya: Nggak juga sih ya. Memang sih kalau pakai lipstik merah, kita nggak perlu banyak usaha untuk eye make up. Tapi ada usaha-usaha lain yang harus dilakukan. Apakah itu? Kita akan bahas di sepanjang artikel ini :D.

Memperkenalkan "Bawi Bakena", Produk Perawatan Tubuh Tradisional dari Kalimantan

12 comments
Produk Perawatan Tradisional Kalimantan

Saya udah sering bilang kalau saya suka banget nyobain lulur-luluran dan masker-maskeran tradisional Indonesia kan ya? Jaman saya di Jogja, saya suka berburu skincare tradisional di Mirota Batik. Terus kalau main ke Bali, pasti nggak pernah absen beli sabun, lulur, dan masker tradisionalnya. Tapi selama ini saya cuma pernah nyoba skincare tradisional dari Jawa dan Bali. Padahal Indonesia itu luas, teman-teman. Dan masing-masing sukunya punya kecantikan khas-nya sendiri-sendiri, juga tentunya punya resep perawatan tradisionalnya sendiri-sendiri.

Nah, kali ini saya memperkenalkan produk perawatan kulit tradisional dari Kalimantan. Tau sendiri kan kalau perempuan Dayak itu terkenal banget sama kecantikannya. Apa, nggak tau?! Jujur nih, bukan karena produk yang saya review adalah produk Kalimantan, tapi memang pendapat pribadi saya kalau perempuan-perempuan suku Dayak itu cantik-cantik. Dan nih yang suka pada bilang "pengen kulit putih ala wanita Korea". Nyatanya, perempuan-perempuan suku Dayak juga dianugerahi kulit putih mulus, dan juga kecantikan khas yang nggak kalah dari perempuan Korea. Iya, memang itu adalah salah satu suku yang punya gen kulit putih mulus. Tapi memang ya, yang di Korea lebih menggoda. Yang lokalan mah mana keliatan :D.

Bawi Bakena sendiri namanya berasal dari bahasa Dayak Ngaju yang artinya perempuan cantik. Idenya adalah dari perawatan kulit tradisional Kalimantan. Saya belum pernah menemukan produk ini di toko di dunia nyata, tapi kalau teman-teman menyempatkan diri googling dengan keyword "Bawi Bakena", akan banyak banget bermunculan agen-agen atau seller Bawi Bakena.

Ada beberapa produk yang dikirimkan ke saya:
  1. Lulur Hitam/ Black Scrub
  2. Black Soap
  3. Sabun Bangkal
  4. Sabun Beras Kalimantan
  5. White Scrub
  6. Masker Beras
  7. Peeling Bangkal

Review: Skin79 Snail Nutrition BB Cream

7 comments
BB Cream SKin79

Meskipun sudah berkomitmen untuk nggak pakai foundie/BB cream untuk harian, tapi saya tetaplah lemah sama produk foundie dan BB Cream. Apalagi kalau produk baru. Apalagi kalau dari merk favorit. Kyaaahh...saya lemah, gaes.

Saya akui, memang Korea itu rajanya BB cream. Meskipun saya nggak suka dengan make up dekoratif Korean brand, tapi nggak dipungkiri lah kalau urusannya sama BB cream, saya masih megang merk-merk Korea. Dan Skin79 ini adalah salah satu merk andalan saya untuk BB cream. Varian Hot Pink, Gold Label, dan Diamond Prestige-nya sampai sekarang masih ada dalam jajaran favorit BB cream saya.

Makanya itu saya sempet galau berlebihan waktu ditawarin Miss Lie untuk nge-review Skin79 BB Cream varian terbaru. Loh, kenapa galau? Soalnya varian barunya ada dua dan saya harus milih salah satu, antara Hot Green atau Snail Nutrition. Aduhh...galau banget deh sampai sariawan.