Review BLP Lip Bullet - Swatch All Shades

5 comments

Review BLP Lip Bullet Swatch

Laci makeup divisi lipstik saya sekarang penuh dengan koleksi lipstik dari BLP. Ya Lip Coat, Lip Bullet, Lip Gloss, bahkan saya yang nggak biasanya suka lip tint, punya satu BLP Lip Tint. Dari semuanya, saya saat ini sedang suka dengan Lip Bullet. Lip Coat-nya juga enak sih, tapi saat ini saya sedang agak bosan dengan matte lip cream. Jadi yang sering saya pakai saat ini adalah Lip Bullet.

Tapi kali ini saya nggak akan ndakik-ndakik nemen leh review BLP Lip Bullet, karena saya udah pernah review semua varian lipstik dari BLP, termasuk Lip Bullet-nya. Saya hanya akan menekankan kepada deskripsi warna, swatch dan FOTD saja, pamer kecantikan dengan polesan lipstik mahal saya yang warnanya lengkap agar kalian iri. Saya akan swatch semua warnanya, termasuk 4 shades terbarunya, karena saya punya semuanya. Iri, kalian? Iri?!

Baca juga: Review BLP Lipstick All Varian

Review BLP Lip Bullet - Swatch All Shades


Secara singkat, BLP Lip Bullet adalah lipstik dengan packaging, tekstur, dan warna yang hooh banget! Packaging-nya monokrom, dengan warna sesuai warna produknya. Tutupnya juga rapet dan kenceng, nggak bakalan kebuka sendiri pas kita taruh di-pouch kecuali kamu nutupnya nggak sampai bunyi mak-klik. Nggak usah ditanya lah ya, packaging-nya beneran kelas dan minta dikoleksi banget. 

Pilihan warnanya juga kekinian. Dan teksturnya sangat nyaman. Buttery, meluncur lembut di bibir,  nggak patchy, nggak accentuate dry patch area, pokoknya hits deh! Hits! Lalu pigmentasinya bagus semua, bisa cover bibir secara keseluruhan, jadi nggak usah khawatir buat yang bibirnya hitam pinggirannya. Bakalan rata ketutup kok.

Lalu kelebihannya lagi adalah konsistensi kualitasnya. Kedelapan warnanya punya tekstur dan pigmentasi yang sama. Saya sering menemui lipstik satu merek, tapi beda warna pigmentasinya juga beda. Dan nggumun saya itu, yang begitu itu bagian quality control-nya gabut apa bagaimana? Nah, BLP Lip Bullet ini bagian quality control-nya bekerja dengan baik dan semoga dinaikin gajinya.

Kekurangannya kayaknya sih dia nggak tahan panas. Karena punya saya yang warna Licorice potol dalam pengiriman (karena shade ini memang lama pas pengiriman karena ada kendala di ekspedisi). Tapi yang lain aman sih. Finish-nya satin. Jadi nggak matte, tapi juga nggak glossy. Pas aja gitu buat pemakaian sehari-hari.

Ya sudah, langsung kita swoj saja. Ini arm swatch. Nggak penting sih, tapi biar ada gambar yang bisa dikasih judul "swatch all shades BLP Lip Bullet" karena kata kak Agi itu bagus untuk SEO:

Swatch BLP Lip Bullet All Shades Semua Warna


Nah, masuk ke bagian pentingnya. Ini dia lip swatch dan FOTD pakai 8 warna BLP Lip Bullet:


BISCOTTI

Swatch BLP Lip Bullet Biscotti

Biscotti ini warnanya medium peachy orange. Ini adalah BLP Lip Bullet pertama yang saya punya. Awal beli saya kira jatuhnya bakalan lebih pale, tapi ternyata ini warna medium. Awalnya agak kecewa karena berharap nude orange yang pale, tapi lalu saya move on. Ini cantik juga kok. Seger buat sehari-hari. Tipikal warna oranye yang nggak bikin muka terlihat kusam.


CANNOLI

Swatch BLP Lip Bullet Cannoli

Cannoli adalah warna beige dengan hint mauve dan grey. Lagi-lagi, awalnya saya pikir ini warna nude mauve biasa. Tapi setelah saya coba sendiri ternyata greyish dan secantik ini. Duh...kok nggak dari dulu beli ya. Warnanya mengingatkan saya sama BLP Lip Coat Maple Waffle yang merupakan salah satu warna favorit saya di BLP Lip Coat.


PAVLOVA

Swatch BLP Lip Bullet Pavlova

Pavlova adalah warna nude beige dengan hint peachy pink. Ini warna paling pale di semua koleksi BLP Lip Bullet. Tapi walau pale, perpaduan beige, pink, dan peach-nya seimbang dan pas banget, jadi bikin lipstik ini masih wearable dan ngga bikin muka kita kelihatan kayak jenazah. Saya pernah liat Pavlova dipakai oleh selebgram yang kulitnya gelap, dan masuk-masuk aja lho! Nggak wagu.


LICORICE

Swatch BLP Lip Bullet Licorice

Licorice adalah permen pedes obat batuk andalan keluarga. Licorice warnanya coklat gelap dengan hint merah dan ungu. Saya agak bingung mendefinisikan ini tuh cool tone atau warm tone, karena memang ada merahnya tapi ada ungunya. Kalau dilihat agak-agak cool tone, tapi di kulit kuning saya ya masuk-masuk aja. Licorice ini kalau saya perhatikan adalah warna favorit banyak orang, tapi jujur aja saya kurang suka warna ini. Mungkin saya bukan orang. Saya superstar.


Nah, sekarang kita masuk ke-new shade BLP Lip Bullet:


PARFAIT

Swatch BLP Lip Bullet Parfait

Parfait adalah warna merah gelap dengan hint kecoklatan. Ini tipe merah yang saya suka banget! Ini jenis statement colour tapi tetap flattering jatuhnya. Buat yang sedang bingung cari lipstik warna merah, Parfait ini bisa dijadikan lipstik merah pertamamu karena nggak bakalan salah.


PRETZEL

Swatch BLP Lip Bullet Pretzel

Pretzel ini nude beige dengan hint peachy dan sedikiittt ada hint grey. Buat saya Pretzel adalah MLBB, paling sering saya pakai sehari-hari. Kalau pengen agak segeran dikit, dalemnya sama ombre pakai Parfait dikit.


Lihat ombre Pretzel dan Parfait di sini (klik).


PUMPKIN

Swatch BLP Lip Bullet Pumpkin

Pumpkin adalah oranye medium dengan hint kecoklatan. Tipikal lipstik fall season, hangat dan kecoklatan. Kalau kamu punya BLP Lip Coat Pumpkin Sorbet, nah, warnanya mirip ini. Di foto entah kenapa terlihat lebih neon ya. Aslinya warnanya lebih mendam kecoklatan dan lebih natural.


POPSICLE

Swatch BLP Lip Bullet Popsicle

Popsicle adalah muted medium pinky mauve. Jujur bukan jenis warna yang saya suka di lipstik brand lain. Biasanya saya nggak akan pilih warna ini. Tapi pas nyobain BLP Lip Bullet ini, kok jatuhnya bagus-bagus aja ya. Warnanya memang muted, nggak neon sama sekali, tapi kesannya seger di bibir.


Nah, itu dia semua warna BLP Lip Bullet. Dan saya beneran bingung kalau harus nentuin favorit, karena memang cantik-cantik banget warnanya. Untuk warna nude, saya bingung lebih suka Pavlova atau Pretzel. Warna medium, saya suka Cannoli. Untuk warna yang deep saya suka Parfait dan Pumkin.

Lalu untuk menjawab banyak pertanyaan yang sering dilayangkan di DM saya, ini saya swatch beberapa warna yang (( dituduh )) mirip:


Review Lipstick BLP Lip Bullet
Kiri ke kanan:
BLP Lip Bullet Pavlova
BLP Lip Bullet Pretzel
BLP Lip Coat Butter Fudge
BLP Lip Bullet Cannoli
BLP Lip Coat Maple Waffle
BLP Lip Bullet Pumpkin
BLP Lip Coat Pumpkin Sorbet


BLP Lip Bullet Pavlova vs BLP Lip Bullet Pretzel:
Sama-sama nude, tapi Pavlova lebih terlihat terang karena hint pinky peach-nya. Sementara Pretzel terlihat lebih nude karena ada greyish-nya. Pretzel juga lebih warm dan peacy kalau dibandingkan Pavlova.

BLP Lip Bullet Pretzel vs BLP Lip Coat Butter Fudge:
Sama-sama nude beige dan cocok untuk base ombre. Pretzel ada kesan greyish-nya, kalau Butter Fudget tidak.

BLP Lip Bullet Cannoli vs BLP Lip Coat Maple Waffle:
Nuansanya sama-sama medium beige dengan hint greyish mauve. Tapi Cannoli lebih kuat kesan mauve-nya.

BLP Lip Bullet Pumpkin vs BLP Lip Coat Pumpkin Sorbet:
Dua warna ini mirip. Cuma Pumkin Sorbet terlihat lebih deep karena teksturnya yang creamy dan pekat. Tapi sebenarnya keduanya mirip kok.


Harga BLP Lip Bullet


Harga BLP Lip Bullet ini adalah Rp.129.000 /3,5 gr. Harga segitu worth it kok untuk segala ke-hooh-an produk ini. BLP sebenernya beberapa kali ada hajatan diskon, tapi BLP Lip Bullet ini nggak pernah ikut kediskon. Mungkin karena terlalu hits.

Sekian dari Dek Arum yang nggak pernah diskon rate kerjasamanya karena masih terlalu hits.

Review Natuna Essential Oil

23 comments

Natuna Essential Oil Review

Sejak saya bilang kalau saya pengen nyobain banyak essential oil dari brand lokal, Natuna jadi merek essential oil lokal yang paling banyak direkomendasikan, disebut, dan di-requst review-nya. Natuna ini seperti rockstar, banyak fans-nya wkwkwk.. Walau to be honest, Natuna bukan essential oil favorit saya.

Beberapa bulan yang lalu, saya dikasih beberapa Natuna Essential Oil dari @natunaessentialjkt, untuk melengkapi koleksi Natuna saya. Natuna ini awalnya nggak buka reseller ya. Brand pusatnya ada di Surabaya. Jadi tadinya semua pembelian resmi, dikirim dari Surabaya. Tapi karena semakin banyaknya peminat, akhirnya Natuna punya official reseller di area Jakarta, yaitu Natuna Essential Jakarta ini. Ada shopee-nya juga lho untuk pembelian lebih mudah (nanti saya kasih link pembeliannya). Dan saya sih cukup senang karena kalau di rumah saya di Westeros cabang Jogja, paket dari Jakarta biasanya lebih cepet sampainya daripada paket dari Surabaya.

Baik, mari kita review saja aromanya satu-persatu, sebelum nanti di akhir kita akan ngomongin Natuna Essential Oil secara keseluruhan, dan juga alasan mengapa Natuna Essential Oil tidak menjadi essential oil favorit saya.

Baca juga: Rekomendasi Essential Oil Favorit Dari Brand Lokal

Natuna Essential Oil Lavender Frangipani Ginger Patchouli

Natuna Essential Oil ini punya dua jenis essential oil, yaitu single dan blend. Kita mulai dari yang single. Karena tidak semua hal harus berpasangan. Single pun tak papa yang penting bahagia.

1. Natuna Essential Oil Lavender

Harga: Rp 58.325
Beli di sini (klik)

Klaim manfaat: mengurangi kecemasan dan stress emosional, memperbaiki kualitas tidur, meredakan sakit kepala

Untuk harganya yang affordable, Natuna Essential Oil Lavender ini bagus kualitasnya. Aroma Lavender-nya termasuk tipis, tapi masih terasa floral. Beberapa essential oil yang harganya murah, aroma Lavender-nya bener-bener nggak kecium dan cuma terasa seperti aroma minyak kayu putih yang nanggung. Tapi Natuna ini, walau tipis, masih terasa aroma manis floraly Lavender-nya. Jadi saya bilang, ini tipis tapi menyenangkan.

Pakainya harus banyak-banyak kalau mau di-difuse single use, biar kecium Lavender-nya. Untuk Lavender, sudah jelas saya paling suka diffuse sebelum tidur, atau diteteskan sedikit di sekitar bantal. Aroma Lavender itu nyaman banget buat hidung saya, sehingga meredakan stress dan bikin tidur lebih nyenyak.

Baca Juga: Lucensse Essential Oil Lavender


2. Natuna Essential Oil Frangipani

Harga: Rp 59.250
Beli di sini (klik)

Klaim manfaat: menambah nafsu makan, meredakan kecemasan, mengurangi stress, pereda nyeri alami, mengusir serangga, menenangkan, dan menurunkan emosi.

INI AROMANYA ENAK BANGET WOY! Saya bener-bener nggak nyangka kalau bunga Kamboja itu sewangi ini. Wanginya feminin banget, floral, manis, sedikit seperti jasmine tapi lebih endeus! Tenang, aromanya nggak kayak kuburan kok. Aromanya lebih seperti aroma tempat spa mahal. Saya sampai nyetok lho, saya masih punya dua Frangipani Essential Oil yang belum saya buka botolnya.

Natuna Essential Oil Frangipani ini aromanya cukup kuat. Jadi kalau mau diffuser, sedikit saja sudah cukup bikin satu ruangan wangi bunga. Saya suka diffuse di ruang tamu, biar rumah saya aromanya khas dan yang bertamu betah. Dan karena aromanya kuat, saya jadi sering pakai untuk membuat DIY Reed Diffuser dan DIY Linen Spray. Sempet khawatir karena ada klaim menambah nafsu makan, tapi buat saya sih nggak ngefek.


3. Natuna Essential Oil Ginger

Harga: Rp 58.325
Beli di sini (klik)

Klaim manfaat: meringankan gangguan perut, mendukung pencernaan, meringankan masalah pernafasan, memperkuat kesehatan Jantung, meringankan nyeri otot dan nyeri haid, meredakan kecemasan, meningkatkan fungsi hati.

Siapa suka aroma wedang jahe? Ya tepat begitu aromanya kalau di-diffuse. Terasa seperti rempah-rempah yang hangat dan manis. Nikmat banget di-diffuse buat santai-santai saat hujan atau saat malam lagi dingin. 

Saya pribadi lebih suka Ginger ini untuk bikin diffuser blend, bukan single use. Kalau di-blend dia enak, tapi kalau sendirian rasanya terlalu "panas" untuk selera saya. Saya campur dengan Lavender untuk tidur, di-mix dengan aroma citrus seperti Grapefruit, Bergamot, atau Lemon juga enak. Atau diffuse bersama Peppermint untuk meredakan nafsu makan. Kalau perut lagi nggak enak, saya suka dilute ini pake carrier oil dan oles langsung di perut. Enak deh, perut jadi anget dan aromanya menenangkan.


4. Natuna Essential Oil Patchouli

Harga: Rp 38.250

Aroma Patchouli atau Nilam sangat rempah dan sangat kuat, dan saya memang bukan penggemar aroma kayu-kayuan. Jadi bukan soal Natuna-nya, tapi saya memang nggak begitu suka aroma Patchouli. Tapi, aroma Patchouli ini cocok banget dipakai untuk diffuser blend, bersama dengan hampir semua varian essential oil. Kalau kamu biasa pakai single essential oil dan lagi bosen, coba deh tambahin sedikiiiiit Patchouli dalam diffuser-mu, aromanya pasti berubah jadi lebih deep dan hangat. Tapi kalau kebanyakan aromanya jadi pahit.

Review Natuna Essential Oil Stress Free, Air Purifier & Energy+

Kayak sewajarnya brand essential oil, selain menyediakan single essential oil untuk single use atau untuk kita corap-carup sendiri, Natuna Essential Oil juga menyediakan banyak macam essential oil blend. Blend mereka tuh bener-bener banyak dan menarik deh. Blend Cought & Flu untuk bikin badan segeran, sampai Kamasutra untuk teman hohohihe juga ada. Lengkap ya?

Tapi kali ini, saya cuma cobain tiga macam essential oil blend-nya, yang menurut saya memang lagi saya butuhkan saat ini.


5. Natuna Essential Oil Stress Free

Harga: Rp 138.500
Beli di sini (klik)

Blend dari Bergamot, Geranium, Aloevera, dan Lavender Essential Oil

Klaim fungsi: menenangkan dan meredakan stress.

Ini essential oil kedua yang aromanya bikin saya tercengang, setelah Frangipani. Aromanya floral, manis, dan enaaakk banget! Kayak parfum yang sangat feminin. Aromanya juga kuat, cukup diffuse sedikit untuk keharuman yang menyebar ke seluruh ruangan. OTW nyetok.

Saya termasuk orang yang nggak percaya dengan manfaat terapi dari essential oil. Menurut saya sih itu semacam efek placebo. Tapi aroma Stress Free ini memang relaxing dan menyenangkan banget. Saya bisa membayangkan kalau ini cocok di-diffuse saat weekend, untuk teman santai-santai sambil binge watching Netflix series atau baca buku yang bagus.


6. Natuna Essential Oil Air Purifier

Harga: Rp 94.250
Beli di sini (klik)

Blend dari Tea Tree, Lavender, dan Lemon Essential Oil

Klaim fungsi: membersihkan udara dari ion-ion negatif dan menyegarkan ruangan

Aromanya terkesan bersih dan clean, dan aroma segar citrusy-nya paling terasa kuat. Tapi secara keseluruhan, aroma essential oil ini nggak terlalu kuat. Jadi kurang manjur kalau untuk menghalau aroma tidak sedap di rumah kalau habis goreng ikan asin. Tapi cukup asik di-diffuse kalau habis beberes dan bersih-bersih rumah. Biar kesan clean-nya lebih maksimal. 


7. Natuna Essential Oil Energi +

Harga: Rp 138.500
Beli di sini (klik)

Blend dari Grapefruit, Lime, dan Peppermint

Klaim fungsi: meningkatkan energi dan daya tahan tubuh.

Jujur ya, saya nggak suka Energy + :(. Awalnya saya nggak keberatan sih, aromanya adalah perpaduan Citrus dan Peppermint yang cukup kuat. Kalau pernah mencium aroma Organic Supply Essential Oil Recharge, nah seperti itu aroma awalnya. Tapi lama-lama, EO ini meninggalkan aroma tengik yang nggak enak, yang nempel dan susah dibersihkan dari diffuser. Lalu lama kelamaan juga, kalau dicium langsung dari botolnya aromanya juga tengik. 

Dari tujuh aroma yang saya coba, cuma Energy + ini aja yang bikin saya mundur dan nggak mau diffuse lagi. Saya nggak tau ini karena memang Energy + aromanya begini, atau saya pernah kurang rapat menyimpannya, atau saya apes aja dapet bad batch.


Review Natuna Essential Oil Stress Free, Frangipani

Kalau ngomongin essential oil, aroma favorit saya adalah Lavender. Tapi sayangnya, Natuna Essential Oil Lavender bukanlah essential oil Lavender yang akan saya pilih. Karena walau menyenangkan dan tercium aroma manis Lavender-nya, namun saya lebih memilih brand lain yang punya aroma Lavender yang lebih kuat. Tapi kalau kamu sedang on budget dan cari EO Lavender harga 50 ribuan, Natuna ini adalah pilihan terbaik.

Tapi ada dua aroma essential oil yang menjadi favorit saya di Natuna Essential Oil, dan sepertinya belum ada gantinya dari brand lain. Yaitu: Stress Free dan Frangipani. Dua essential oil itu aromanya...heavenly! Enak banget, gaes. Mau nanges. Walau belum mau mati. Keduanya punya aroma yang floral, manis, feminin, sekaligus juga kuat. Di-diffuse dikit aja udah wangi banget, walau kalau kebanyakan malah terasa aromanya artificial. Tapi kalian harus coba deh dua aroma ini!


Kritik Untuk Natuna Essential Oil

saya agak terganggu sama sedikitnya informasi yang bisa saya dapat soal brand ini. Natuna itu sebenernya dijual di berbagai marketplace, punya akun Instagram, dan bahkan punya website. Tapi coba aja buka website-nya, kita tidak akan menemukan keterangan per-produk di sana. Website-nya cuma terdiri dari satu halaman yang berisi gambar-gambar doang. 

Kalau mengintip ke Instagram dan Shopee-nya, akunnya juga nggak memberikan informasi kandungan per-produk. Misalnya saya mau beli Natuna Stress Free Essential Oil yang merupakan essential oil blend, saya nggak tau Stress Free dibuat dari essential oil apa saja. Benar-benar nggak ada informasi sebelum saya membeli. Saya baru tahu informasi terkait ingredient setelah saya memegang produknya.

Belum lagi informasi lain mengenai dari mana klaim therapeutic-grade di dapat? Apakah saya bisa mencocokan nomor serinya, seperti kalau saya mencocokkan nomor BPOM suatu produk kosmetik dengan website BPOM? Ataukah grade tersebut adalah klaim pribadi dari brand, tanpa tinjauan pihak ketiga yang berwenang? Dan isu-isu ini bukan cuma untuk Natuna Essential Oil kok. Tapi untuk semua brand essential oil secara keseluruhan. Masih banyak brand yang kurang memberikan informasi ke konsumen. Yah...mungkin bagi banyak orang nggak penting, tapi buat saya sih itu lumayan mengganggu. 

Untuk berjualan dan meraih kepercayaan calon konsumen, website dan sosial media yang informatif itu penting banget menurut saya. Website dan sosial media yang lengkap dan informatif akan membuat branding produk terlihat lebih profesional dan trusted. Dan jujur ya, pengalaman saya mencoba produk Natuna rasanya menyenangkan. Buat saya, produk Natuna Essential Oil ini kualitasnya bagus untuk harganya yang terjangkau. Jadi saya berharap Natuna (baik Natuna Essential pusat maupun Natuna Essential Jakarta), mau meluangkan waktu untuk menggarap website dan sosial medianya secara lebih serius.

Tapi sekali lagi, Natuna Essential Oil ini produk yang bagus. Harganya sangat terjangkau dan varian produknya termasuk yang terlengkap dari brand lokal. Beberapa essential oil mereka yang saya coba, aromanya menyenangkan dan cukup bikin suasana rumah saya jadi terasa nyaman seperti di tempat spa. 

Karena harganya murah dan variannya lengkap, Natuna sering jadi jujukan saya kalau lagi pengen mencoba aroma essential oil tertentu yang belum pernah saya coba. Misalnya, Patchouli Essential Oil, yang ternyata saya nggak begitu suka, untung nggak beli yang mahal hehe..

Kamu tertarik mencoba Natuna Essential Oil? Kalau sudah coba, share dong aroma lain apa yang enak, karena saya pengen nambah koleksi.

Review Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum

10 comments

Review Mia Glansie Jeju Green tea Acne Serum

Jarang-jarang saya review serum jerawat, karena kulit saya jenisnya kering, dan produk dengan fitur anti jerawat, biasanya malah bikin kulit saya kering dan iritasi. Tapi Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum ini beda. Karena walau ini ditujukan untuk kulit berjerawat, namun ada satu ingredient menarik untuk anti-aging, yang masih jarang ditemui di produk lokal, yaitu Bakuchiol. Saya merasa serum ini adalah anti-acne dan anti-aging dalam satu kemasan. Menarik, bukan?

Sebenarnya sudah lama saya tertarik dengan Bakuchiol skincare, yang menawarkan efek seperti Retinol dengan efek samping yang lebih kecil. Namun sayangnya saya belum menemukan produk lokal yang mengeksplor ingredient ini. Sampai akhirnya saya baca review di instagram pakdhe @danangwisnu yang membahas produk lokal dengan Bakuchiol ini.

Saat menerima Bakuchiol serum ini, kondisi kulit saya lagi jerawatan gara-gara iseng nyobain pakai cleansing oil 15 menit ala tik-tok, lalu diperparah dengan sanya nyobain produk Foreo Luna. Kulit saya memang nggak tahan dengan gesekan, kalau digesek terlalu lama dan terlalu abrasive, biasanya jerawatan.

Saat ini udah satu bulan lebih saya pakai produk ini. Jadi saya akan tuliskan review produk ini. Sekalian saya akan jelaskan, kenapa Bakuchiol vs Retinol, dan kenapa Bakuchiol product bikin saya tertarik sekali.

Review Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum, Serum Jerawat Dengan Bakuchiol

Apa itu Bakuchiol?

Saat ini, hampir semua brand skincare lokal bikin Retinol skincare. Bukannya saya nggak suka dengan Retinol ya, saya sih suka banget! Retinol adalah powerfull ingredient untuk anti-aging. Cuma masalahnya adalah, nggak semua orang bisa pakai Retinol. Retinol ini efeknya kuat, efek sampingnya juga tinggi. Banyak aturan ketika pakai Retinol, di antaranya: 

  • cuma boleh dipakai malam hari, 
  • harus test patch dan hati-hati saat layering karena Retinol bisa sangat mengiritasi, 
  • resiko purging dan jerawatan juga tinggi, 
  • dan yang paling penting, Retinol nggak boleh dipakai oleh ibu hamil dan menyusui

That's why Bakuchiol sangat menarik! Sama menariknya dengan baku hantam! Bakuchiol ini adalah ingredient pengganti Retinol, namun ini dari tanaman alami. Cara kerjanya seperti Retinol, yaitu mendorong turnover cell dan meningkatkan produksi kolagen pada kulit. Efeknya secara keseluruhan juga mirip Retinol, yaitu anti-aging, menyamarkan garis halus, memudarkan noda, bikin kulit lebih kencang dan sehat, dan juga mengatasi jerawat. Just like Retinol, hanya saja memang lebih gentle!

Karena lebih gentle, tentu Bakuchiol akan lebih pelan kerjanya. Cocok untuk perawatan jangka panjang. Dan kelebihannya, Bakuchiol cenderung lebih "aman" dibandingkan Retinol. Bakuchiol tidak mengiritasi seperti Retinol, nggak bikin kulit kemerahan, bisa dipakai di siang hari, dan bisa dipakai oleh ibu hamil! Bakuchiol juga bisa di-combine dengan Retinol karena kerjanya akan saling mendukung.

Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum ini adalah produk dengan Bakuchiol pertama yang saya coba. Saya juga baru nemu Mia Glansie sih, produk lokal yang menggunakan ingredient Bakuchiol. Dan selama satu bulan ini, saya merasakan manfaat pakai serum ini.


Ingredient Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum

Ingredients Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum

Ingredients: aqua, butylene glycol, marus alba bark extract, Niacinamide, Candida Bombicola/Glucose/Methyl Rapeseedate Ferment, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Bakuchiol, Propanediol, Sodium Polyacrylate, Methylpropanediol, Oryza Sativa (rice) Germ Oil, Phenoxyethanol, Sodium Polyacrylate Starch, Glycerin, Astragalus Extract, Dipropylene Glycol, Camellia Sinensis Leaf Extract, 4-Terpineol, Citric Acid, 1.2-Hexanediol, Lecithin, Salicylic Acid, Triethylene Glycol, Salix Alba Bark Extract, Sodium Citrate, Phragmites Communis Extract, Poria Cocos Extract, Sodium Benzoate, Ci. 19140, Ci. 42090:2

Karena namanya Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum, jadi saya otomatis mencari Greentea atau teh hijau pada ingredient list. Dan Camellia Sinensis Leaf Extract ini ada di tengah-tengah. Greentea berfungsi untuk menenangkan kulit berjerawat dan juga sebagai anti mikroba, anti inflamasi, dan anti oksidan, bagus untuk menenangkan kulit berjerawat. 

Selain Greentea juga ada BHA/ Salicylic Acid dan juga Willow Bark/ Salix Alba Bark Extract, yang merupakan exfoliant dan anti jerawat, walau jumlahnya sepertinya tidak terlalu banyak karena ada di area bawah ingredient list.

Ingredient selanjutnya yang saya notice, tentu Bakuchiol. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, Bakuchiol bekerja seperti Retinol, namun lebih gentle. Bakuchiol juga merupakan bahan yang poten untuk melawan jerawat.

Pada urutan keempat, terdapat Niacinamide, ingredient serba bisa yang berfungsi untuk mencerahkan, mencegah jerawat, anti oksidan, sekaligus juga anti aging. Jadi nggak heran banyak review yang bilang saat pakai serum ini wajahnya bebas kusam. Niacinamide memang mantul kalau untuk mencerahkan kulit. Niacinamide juga paling oke bila di-combine dengan Retinol, dan ternyata sama oke-nya ketika bekerja sama dengan Bakuchiol.

Lalu ada satu ingredient yang baru saya dengar, yaitu Candida Bambiola, yang berfungsi sebagai anti-acne dan anti mikroba. Selanjutnya perpaduan Greentea, Aloe Vera, dan Glycerin berfungsi menghidrasi dan menenangkan kulit.

Secara keseluruhan, serum ini penuh dengan bahan-bahan untuk mencegah dan merawat kulit berjerawat. Lalu formulanya yang alcohol free, fragrance free, dan essential oil free tentunya bikin serum ini cukup gentle, dan bisa digunakan oleh yang memiliki kulit sensitif.


Tekstur dan Aroma Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum

Review Tekstur dan Aroma Serum Jerawat Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum

Serum ini punya tekstur seperti gel-lotion, kental dan tidak mengalir, tapi juga tidak creamy. Mudah dibaur dan rasanya adem, sangat nyaman di kulit. Nggak kayak waterbased serum kebanyakan, Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum ketika sudah nge-blend sempurna di kulit, nggak langsung ilang seperti nggak pakai apa-apa tapi ngasih selapis layer kelembapan, tapi nggak lengket sama sekali. 

Untuk tekstur, saya nggak ada masalah sama sekali dengan serum ini. Ini adalah jenis serum yang saya suka teksturnya. Tapi saya nggak suka aromanya. Aromanya serum ini kurang bisa diterima oleh hidung saya. Mungkin aroma ini dari bahan Candida Bombicola atau Methyl Rapeseedate Fermment ya? Bahan fermentasi memang cenderung mengeluarkan aroma tidak sedap. Dan lagi, formula serum ini memang fragrance free untuk meminimalisir iritasi.


Packaging Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum

Review Packaging Serum Jerawat Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum

Kalau kamu anaknya aesthetic, kamu pasti suka dengan kemasan Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum. Dos-nya berwarna hijau mint, dengan gambar yang terkesan cute dan playfull. Menggoda banget untuk dikoleksi.

Saya sendiri bukan packaging hoarder. Saya cenderung membuang kardus kemasan, dan hanya menyimpan produknya. Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum ini dikemas dalam botol pump, dengan bentuk tabung pipih yang handy. Materialnya ringan dan tahan banting, gampang kalau mau dibawa traveling. Selain itu, tutupnya rapat dan pump-nya juga lancar, (( ngocrotnya )) enak dan pas. Kayak yang kita semua tau, botol pump merupakan yang kemasan terbaik untuk bikin produk skincare tetap higienis dan tidak teroksidasi.

Lalu model botolnya adalah yang semakin habis dipakai, produknya akan semakin ke atas. Saya suka banget kemasan seperti ini karena kita jadi bisa pakai produknya sampai benar-benar habis. Kemasannya yang bening juga bikin kita tau produknya tinggal seberapa, dan bisa mengira-ngira kapan harus repurchase.


Cara Penggunaan dan Layering Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum

Review Serum Anti Jerawat dari Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum dengan Bakuchiol

Bakuchiol terasa sangat gentle di kulit saya. Meskipun dengan tambahan BHA dan Willow Bark Extract yang merupakan chemical exfoliant, namun ternyata secara keseluruhan serum ini lebih terasa mild dan soothing. Yang mana bagus buat saya, nggak usah terlalu pusing mikirin layering.

Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum tentu diletakkan di slot Serum. Setelah hydrating toner dan sebelum moisturizer, bisa dipakai pagi dan malam. Saya sendiri pakai pagi saja, karena malam saya pakai Retinol. Berdasarkan obrolan saya dengan mas Danang Wisnu, serum ini oke di-layer setelah Retinol. Tapi saya sendiri lebih memilih menggunakan  Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum pagi, dan Retinol serum malam. Jadi tetap di-combine, namun tidak di-layer langsung. Namun kalau kamu mau pakai pagi dan malam, tidak dilarang kok. Malah dianjurkan sekali.

Untuk lebih jelasnya soal layering skincare, bisa dibaca di: Paduan 10 Step Skincare

Untuk pagi hari, saya pernah coba layering dengan vitamin C serum, dan oke-oke saja kok. Tidak terasa mengiritasi atau perih sama sekali. Tapi selama sebulan ini sih, ramuan morning skincare saya:

Hydrating Serum -  Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum - Moisturiser - Sunscreen

Karena serum ini sudah terasa hydrating di kulit saya, jadi saya nggak menambahkan hydrating serum lagi. Jadi memang skincare pagi saya singkat sekali. Tapi sudah cukup efektif kok bikin kulit lembap dan nggak jerawatan.

Bakuchiol sendiri, sebenarnya aman untuk ibu hamil. Namun serum ini menggunakan BHA juga, yang merupakan salah satu bahan yang harus dihindari oleh ibu hamil. Walau BHA dalam serum ini ada di daftar bawah ingredient list dan saya juga nggak merasakan efek eksfoliasi sama sekali, namun mending berhati-hati ya kalau untuk masalah kehamilan. Kalau misalnya tetap ingin memakai, konsultasikan dulu ke DOKTER KANDUNGAMU.


Hasil Setelah Satu Bulan Pemakaian Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum

Review Skincare Bakuchiol Mia Glansie Jeju Green Tea

Serum ini terasa soothing dan menghidrasi. Dan ini bikin kulit saya berterima kasih, karena rasanya bener-bener nyaman setelah beberapa waktu belakangan saya hajar pakai actives yang lumayan irritant.

Yang saya rasakan setelah penggunaan selama 1 bulan:

  1. Kemerahan di beberapa area wajah saya berkurang
  2. Di awal pemakaian, kulit saya lagi jerawatan. Dan memang membaik dengan pemakaian serum ini.
  3. Serum ini membantu healing jerawat, namun tidak membuat kulit saya kering sama sekali.
  4. Saat menulis review ini, saya sedang dalam periode PMS (periode saya 2-3 bulan sekali). Dan sama sekali tidak ada jerawat muncul.
  5. Untuk minyak dan komedo, saya tidak bisa bilang, karena kulit saya memang cenderung kering dan tidak begitu ada masalah dengan komedo.
  6. Nggak ada efek samping apapun di kulit saya, sama sekali! 
Untuk efek anti-aging, memang nggak se-powerfull Retinol ya. Saya rasa nggak bisa mengharap kulit lebih kencang dan terlihat muda dengan hasil cepat. Namun menurut saya ini bagus di-combine dengan Retinol. Karena saya sendiri pakai ini pagi hari, jadi di pagi hari walau saya nggak pakai Retinol, tetap ada nutrisi anti-aging untuk kulit saya, mendukung kerja Retinol di malam hari.


Kesimpulan

Di kulit saya, Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum terasa soothing, gampang digunakan, dan nggak perlu pusing mikir layering. Dan serum ini cukup efektif mencegah dan membantu meredakan jerawat saja, tanpa bikin kulit terasa kering.

Buat saya sendiri, efek Bakuchiol terasa sangat mild. Tapi tentu Bakuchiol ini jadi opsi yang bagus untuk kamu-kamu yang:

  1. Kulitnya terlalu sensitif untuk pakai Retinol.
  2. Sebagai awalan sebelum pakai Retinol, untuk kenalan dulu.
  3. Butuh sesuatu untuk mendukung kerja Retinol. Bisa di-layer, atau dikombinasi pemakaian pagi dan malam seperti saya.
  4. Saya rasa serum ini juga akan sangat membantu untuk yang suka traveling. Karena Retinol kan cukup susah ya penggunaannya, bikin kulit jadi photosensitif dan gampang iritasi, jadi kalau pas traveling, bisa pakai serum Bakuchiol ini dulu sebagai opsi pengganti Retinol.
Serum ini tidak bisa dipakai oleh ibu hamil. Bukan karena Bakuchiol-nya, tapi karena kandungan BHA-nya. Masukan untuk Mia Glansie, mungkin bisa lho membuat lini Bakuchiol serum yang bumil friendly. Agar ibu-ibu hamil tetap bisa merasakan manfaat anti aging skincare tanpa was-was.

Selain aromanya, saya nggak ada masalah dengan serum ini. Serum ini bikin wajah saya bebas jerawat, nggak kering, meredakan kemerahan, dan juga cukup hydrating sehingga mempersingkat skincare pagi saya. 

Review Serum Anti Jerawat Mia Glansie Acne Serum

Harga Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum

Mia Glansie Jeju Greentea Acne Serum ini bisa dibeli dengan harga Rp.100.000/ 25 ml.

Mia Glansie bisa dibeli melalui shopee (klik). Kamu bisa pakai kode MIAGSEKAR untuk tambahan diskon saat pembelian produk ini di shopee ;). Info lebih lanjut, bisa intip instagram @glansiebeauty.

Menstrual Cups vs Reusable Pads: Mana Yang Cocok Untukmu?

21 comments
reusable sanitary pads vs menstrual cups

Setelah beberapa lama menggunakan Menstrual Cups dan Reusable Pads sebagai alternatif pembalut dan tampon yang ramah lingkungan, akhirnya saya bisa ((numpang)) berbagi cerita di blog mbak arum. Maklum anggota elit global suka bingung mau cerita dimana soalnya, terlalu sibuk gitu loh.

Saya pertama kali mengenal menstrual cups dari beberapa youtuber eco-living di luar negeri, terus coba-coba cari ternyata ada yang jual di femaledaily forum waktu itu, tapi saya nggak langsung beli karena masih takut buat menggunakannya. 

Tapi sebenernya saya lebih males membuang pembalut dan tampon ketimbang takut menggunakan menstrual cups. Semua bermula ketika KKN, kami disadarkan oleh bapak pondokan kalau sampah pembalut yang kami pakai tidak bisa terurai sehingga harus dibakar. Ribetnya maksimal.

Tapi ya enggak kebayang juga kalau si tampon dan pembalut sekali pakai itu harus jadi sampah yang sulit diuraikan :( apalagi saya tipe yang sering ganti pembalut. 

Ternyata sekarang sudah ada alternatif untuk yang takut atau belum bisa menggunakan menstrual cups seperti saya yaitu Reusable Pads, alias pembalut alias softek yang bisa dicuci ulang. Nah semakin bingung kan untuk memilih antara Menstrual Cups dan Reusable Pads? Coba saya jabarkan sedikit ya berdasarkan pengalaman pemakaian saya selama iniiii….

Reusable Pads

Ini adalah produk yang saya gunakan sekarang, reusable pads ini seperti pembalut dari bahan kain beberapa lapis yang bisa dicuci dan dipakai ulang. Bentuknya seperti pembalut biasa tapi berbahan kain dengan kait/wings yang memiliki kancing.

Menurut saya setelah terbiasa menggunakan reusable pads ini, jauh lebih nyaman daripada pembalut sekali pakai. Kenapa? Karena saya baru sadar ternyata darah menstruasi itu tidak sebanyak yang saya kira, jadilah saya membeli pembalut night yang segede gede gaban nyaris tidak pernah terpakai.

Selain itu saya merasa reusable pads lebih cepat menyerap darah dan juga lebih nyaman dan tidak gerah. Hanya saja memang membawa reusable pads kemana-mana itu ribet karena beberapa reusable pads yang saya punya bentuknya cenderung bulky, dan kalo sedang berpergian agak bingung mau nyuci dan jemur pads dimana. 

Harga reusable pads cenderung lebih murah, tergantung bahan dan bisa dipakai berkali-kali. Kuncinya supaya awet adalah cuci dengan air dingin mengalir dengan sabun yang lembut dan jangan dikucek terlalu kencang lalu jemur dibawah sinar matahari. Jika masih ada sisa stain itu wajar karena noda darah memang staining. nah untuk mengurangi stainnya memang setelah dicuci bersih harus dijemur di sinar matahari

Menstrual Cups

Kalian pasti sudah familiar dengan menstrual cups kan? Jadi bentuknya memang seperti cup kecil yang nantinya dimasukkan kedalam vagina untuk menampung darah menstruasi. 

Bentuk dan ukuran menstrual cups ini beragam, ada yang kecil, ada yang besar. Karena dia warna-warni jadi menurut saya nggak seintimidatif tampon ketika harus memasukkan ke vagina. Karena ukurannya relatif kecil jadi bisa dibawa kemana-mana dengan mudah, biasanya ketika membeli kita akan mendapatkan pouch penyimpanan. 

Nah, di luar negeri penggunaan menstrual cup dan tampon memang sudah lebih umum ketimbang di Indonesia, di sini nyari tampon harus ke chain drugstore besar. Di supermarket saya jujur belum pernah nemu. Untung sekarang sudah ada e-commerce dan online seller indonesia yang menjual menstrual cups dari berbagai merk dan ukuran misalnya @Lunahapsari di instagram dan Shopee Luna Hapsari yang menjual OrganiCup Menstrual Cups 

Harganya memang lebih mahal daripada reusable pads, tapi bisa digunakan sampai bertahun-tahun. Hanya saja buat saya yang memiliki riwayat vaginismus, memasukkan menstrual cups kedalam vagina ini merupakan PR yang luar biasa besar, jadi sebaiknya bagi yang belum terbiasa berlatihlah menggunakan menstrual cups sebelum periode menstruasi. 


pengalaman menggunakan menstrual cup

Pilih Mana, Menstrual Cups atau Reusable Pads?

Jawabannya sama: Sesuaikan dengan kebutuhanmu ya, jika kamu butuh traveling dan efisiensi, Menstrual Cups sangat efisien dan mudah dibawa-bawa serta dibersihkan, akan tetapi kalau kamu membutuhkan kenyamanan, gunakan saja reusable pads. 
Saya sendiri saat ini menggunakan Reusable Pads karena masalah vaginismus yang membuat saya kesulitan untuk memasukkan menstrual cups, akan tetapi jika kalian tidak ada kesulitan berarti, lebih baik gunakan menstrual cups yang masa pakainya lebih lama. Jika kalian hendak menggunakan menstrual cup, pastikan juga bahan menstrual cup yang kalian gunakan tidak membuat kalian alergi, karena ada beberapa orang yang juga memiliki alergi latex. Jika kalian memiliki alergi latex, gunakan menstrual cups yang bebas bahan latex ya!

Sekian perkenalan dengan menstrual cups dan reusable pads kali ini, mungkin kalian mau bercerita pengalaman menggunakan menstrual cups atau reusable pads? Bisa cerita di kolom komentar dibawah ya!